Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Perilaku Statis Struktur Beton Pracetak Dengan Sistem Sambungan Basah Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2010): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.624 KB) | DOI: 10.36448/jts.v1i1.251

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku statis elemen struktur balok beton bertulang pracetak yang disambung dengan sambungan basah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton bertulang 30 MPa dengan 6 buah tulangan utama diameter 8 mm yang diletakkan di atas dua tumpuan sendi rol pada masing-masing ujungnya mempunyai penampang prismatis segi empat 10x18 cm2. Sambungan basah adalah sambungan yang menggunakan bahan beton polimer 40 MPa dengan metoda penyambungan menggunakan metoda prepacked. Kajian perilaku statis pada model benda uji untuk mengetahui kekuatan lentur struktur, kekakuan dan pola retak struktur balok akibat beban statis yang diletakkan di tengah bentang. Beban statis adalah beban mempunyai arah dan besar  tetap. Hasil kajian struktur beton yang disambung kemudian dibandingkan dengan struktur yang tanpa sambungan (monolit). Kekuatan balok dengan sambungan basah lebih kecil daripada kekuatan balok monolit.
Pengaruh Kadar Air dalam Agregat Terhadap Stabilitas Beton Aspal Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2013): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.994 KB) | DOI: 10.36448/jts.v4i1.885

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku statis elemen struktur balok beton bertulang pracetak yang disambung dengan sambungan basah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton bertulang 30 MPa dengan 6 buah tulangan utama diameter 8 mm yang diletakkan di atas dua tumpuan sendi rol pada masing-masing ujungnya mempunyai penampang prismatis segi empat 10x18 cm2. Sambungan basah adalah sambungan yang menggunakan bahan beton polimer 40 MPa dengan metoda penyambungan menggunakan metoda prepacked. Kajian perilaku statis pada model benda uji untuk mengetahui kekuatan lentur struktur, kekakuan dan pola retak struktur balok akibat beban statis yang diletakkan di tengah bentang. Beban statis adalah beban mempunyai arah dan besar  tetap. Hasil kajian struktur beton yang disambung kemudian dibandingkan dengan struktur yang tanpa sambungan (monolit). Kekuatan balok dengan sambungan basah lebih kecil daripada kekuatan balok monolit.
Analisis Tingkat Kebisingan Lalu Lintas dan Penentuan Daerah Aman Terhadap Gangguan Kebisingan (Jl. Soekarno – Hatta) Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2013): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.391 KB) | DOI: 10.36448/jts.v4i2.890

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku statis elemen struktur balok beton bertulang pracetak yang disambung dengan sambungan basah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton bertulang 30 MPa dengan 6 buah tulangan utama diameter 8 mm yang diletakkan di atas dua tumpuan sendi rol pada masing-masing ujungnya mempunyai penampang prismatis segi empat 10x18 cm2. Sambungan basah adalah sambungan yang menggunakan bahan beton polimer 40 MPa dengan metoda penyambungan menggunakan metoda prepacked. Kajian perilaku statis pada model benda uji untuk mengetahui kekuatan lentur struktur, kekakuan dan pola retak struktur balok akibat beban statis yang diletakkan di tengah bentang. Beban statis adalah beban mempunyai arah dan besar  tetap. Hasil kajian struktur beton yang disambung kemudian dibandingkan dengan struktur yang tanpa sambungan (monolit). Kekuatan balok dengan sambungan basah lebih kecil daripada kekuatan balok monolit.
Perencanaan Pengendalian Waktu Kegiatan Pondasi Tiang Pancang pada Proyek Dermaga Jetty II PT. Red Eco Petrolin Utama Merak-Jawa Barat Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.438 KB) | DOI: 10.36448/jts.v7i1.918

Abstract

Dalam pelaksanaan proyek secara umum, setiap kontraktor peserta tender diharuskan mengajukan sebuah rencana kemajuan proyek.Pembuatan rencana kemajuan proyek harus disetujui oleh pemberi tugas bila kontraktor tersebut menjadi pemenang tender, rencana kemajuan tersebut sebagai acuan jadwal pelaksanaan proyek. Setiap proyek selalu menampilkan kurva kemajuan pekerjaan yang biasa disebut dengan kurva-s, kurva-s setiap proyek tidak selalu sama bentuknya. Hal ini disebabkan banyak faktor yang mempengaruhi bentuk dari kurva-s tersebut.pentingnya pengendalian waktu yang berfungsi sebagai patokan dasar dari waktu pelaksanaan pekerjaan yang dapat membantu pelaksanaan / pengawas, juga perencanaan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan.Mengendalikan waktu pelaksanaan agar sesuai dengan perencanaan waktu kegiatan pemancangan pondasi tiang pancang di proyek Dermaga Jetty II PT. Redeco Petrolin Utama. Perencanaan pengendalian waktu kegiatan pondasi tiang pancang pada proyek dermaga jetty II tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan mengalami penambahan atau perubahan waktu yang disebabkan oleh : (1) Lambat dalam memindahkan pipa pancang dari dalam tenda keluar, pada kegiatan sand blasting dan pengecatan yang disebabkan roda raknya turun dari rel dan membutuhkan waktu 2 jam.(2) Kurangnya tenaga kerja dalam pekerjaan pengelasan (penyambungan) pipa tiang pancang jadi dalam 2 hai) hanya 3 buah pipa yang tersambung. (3)          Ombak yang terlalu besar dan terpaksa pemancangan pondasi tiang pancangnya tertunda 2 hari. (4) Konstruksi tiang pancangnya kurang panjang dan kesalahan dari konsultan perencana dalam merencanakan panjang pipa pancang untuk pekerjaan ini pipa tiang pancang kemudian disambung dan pengerjaannya membutuhkan waktu 6 hari. (5) Apabila ada kapal yang sandar di dermaga jetty I semua pekerjaan yang berhubungan dengan api harus berhenti sekitar 2 jam karena di takutkan ada gas yang bocor. (6) Ponton tidak bisa merapat pada posisi tiang pancang nomor 1,3 dan 4, karena tersangkut batu dan terpaksa harus digali terlebih dahulu dan membutuhkan waktu 2 hari.
Pengaruh Penggunaan Semen Pozzolan Tipe-A Terhadap Kuat Tekan Beton Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2015): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (983.972 KB) | DOI: 10.36448/jts.v6i1.905

Abstract

Beton merupakan salah satu bahan bangunan konstruksi yang banyak digunakan dalam berbagai struktur.Salah satu bahan pembentuk beton adalah semen.Semen memegang peranan penting dalam pembentukan beton yang memiliki kwalitas dan mutu yang baik.Menurut SK SNI S-04-1989-F mengenai bahan semen, semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis semen yang ditentukan dalam standar Umum Bahan Bangunan Indonesia dan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam standar tersebut dan jika menggunakan semen pozzolan, maka semen tersebut harus memenuhi syarat mutu, kimia dan fisika.Lebih lanjut, Rancangan Standar Nasional Indonesia mengenai Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung menyebutkan bahwa semen yang dapat digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen yang digunakan pada perancangan proporsi campuran.Pemilihan proporsi campuran harus ditentukan untuk menghasilkan kelecakan atau konsistensi yang menjadikan beton mudah dicor, ketahanan terhadap pengaruh lingkungan seperti ketahanan terhadap sulfat, perlindungan korosi. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pengujian terhadap kuat tarik balok beton bertulang menggunakan semen pozzolan tipe A didapat kesimpulan sebagai berikut: (1) Penggunaan semen pozzolan tipe A mengakibatkan beton berwarna keputih-putihan, hal ini disebabkan kadar kapur yang dimiliki oleh semen pozzolan tipe A, (2) Penggunaan semen pozzolan tipe A, lebih banyak membutuhkan air dibandingkan dengan semen portland baturaja serta kandungan semen Portland lebih cepat dalam waktu pengikatan awal pada beton, 150 menit pada semen portland baturaja dan 180 menit pada semen pozzolan tipe A dengan penambahan air sebanyak 30%, (3)Pada komposisi 1 semen : 2 pasir : 3 agregat dalam perbandingan volume dengan dimensi diameter 7,1 cm dan tinggi 14,2 cm, pada umur 18, 21 dan 28 hari semakin besar penggunaan pozzolan maka semakin kecil kuat tekan beton tersebut.
Uji Kekakuan Tulangan Baja Pada Sambungan Balok dengan Tulangan Baja Tanpa Tekukan Pada Kedua Ujung Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2014): April
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.181 KB) | DOI: 10.36448/jts.v5i1.896

Abstract

Bahan - bahan campuran beton terdiri dari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), bahan perekat (semen) dan air secukupnya. Beton mempunyai kekuatan tekan yang cukup besar, namun sangat lemah terhadap kuat tarik. Karena itu penggunaan beton selalu dipadukan dengan bahan yang mempunyai kuat tarik tinggi yaitu baja. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan yang bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9%-15% saja dari kuat tekannya. Beton dengan tulangan baja adalah perpaduan yang sangat kuat, sehingga beton bertulang banyak digunakan sebagai bahan bangunan. Dalam kenyataannya, tulangan pada struktur beton berfungsi sebagai penahan gaya yang terjadi diatas beton tersebut.Struktur beton tidak mampu untuk menahan gaya tarik, oleh karena itu pada setiap balok -balok beton diberikan tulangan - tulangan yang dapat menahan gaya tarik tersebut. Pengujian beton yang digunakan pada penelitian ini adalah beton kubus dan balok dengan kuat tekan rencana 25 MPa. dengan tulangan besi baja  6 mm untuk sengkang dan 10 mm untuk tulangan utama dan mempunyai panjang 120x15x10 cm. Untuk mendeteksi kuat tekan yang lebih cepat, maka dilakukan pengujian pada umur 7 hari, hingga pada umur 28 hari sesuai dengan spesifikasi. Dari hasil penelitian didapat : (1) Balok bertulang dengan tulangan tanpa sambungan mempunyai nilai kekakuan rata-rata sebesar 175,704 kg/mm, (2)         Balok bertulang dengan tulangan mempunyai sambungan tanpa kait pada kedua ujung mempunyai nilai kekakuan rata-rata sebesar : 160,872 kg/mm, (3) Nilai kekakuan dari beton tulangan tanpa menggunakan sambungan dengan beton tulangan yang menggunakan sambungan tanpa kait pada kedua ujung mempunyai perbedaan kurang lebih 8,38 % lebih besar beton tulangan tanpa sambungan. Hal ini disebabkan dari pengaruh tulangan baja yang sudah tidak murni utuh sehingga mengurangi kekuatan dari baja tersebut.
Uji Kekakuan Balok Dengan Sambungan Tulangan Baja Metode Sambungan Kait Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 2 (2015): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.687 KB) | DOI: 10.36448/jts.v6i2.910

Abstract

Bahan - bahan campuran beton terdiri dari agregat kasar(kerikil), agregat halus(pasir), bahan perekat(semen) dan air secukupnya sebagai fasilitator reaksi kimia hingga beton mengeras. Beton mempunyai kekuatan tekan yang cukup besar, namun sangat lemah terhadap tarik.Karena itu penggunaan beton selalu dipadukan dengan bahan yang mempunyai kuat tarik tinggi yaitu baja.Beton dengan tulangan baja adalah perpaduan yang sangat kuat, sehingga beton bertulang banyak digunakan sebagai bahan bangunan.Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan yang bersifat getas.Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9%-l5% saja dari kuat tekannya. Umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan yang dapat membantu kelemahan dari beton, terutama pada bagian yang menahan gaya tarik sehingga dapat bekerja sama sebagai komponen struktur bangunan. Dari hasil kesimpulan penelitian maka, rata-rata kekakuan dari balok dengan tulangan tanpa sambungan, lebih besar di bandingkan dengan rata-rata dari balok dengan tulangan dengan sambungan kait.Balok dengan sambungan kait lebih kecil mampu menahan beban dari pada balok yang memiliki hilangan tanpa sambungan, sehingga masih diperlukan metode - metode penyambungan yang lain, agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
Studi Kasus Kerusakan Jalan Struktur Ruas Jalan Terbanggi Besar – Bujung Tenuk Kabupaten Tulang Bawang Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 7, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (994.156 KB) | DOI: 10.36448/jts.v7i2.920

Abstract

Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dan aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, apalagi jika dilihat dari peran jalan sebagai urat nadi kehidupan masyarakat, peningkatan taraf hidup masyarakat sangat berpengaruh terhadap aktivitasnya, sehingga kebutuhan akan jalan sebagai sarana transportasi meningkat seiring dengan mobilisasi manusia maupun pendistribusian barang dari pembangunan suatu daerah melalui Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum terus membangun sarana dan prasarana jalan. Dengan dibangunnya sarana jalan maka akan mempermudah arus transportasi barang maupun orang, yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Karena hal tersebut diatas, maka peningkatan pelayanan lalulintas menjadi sangat penting, sehingga perlu dilakukan langkah - langkah sebagai berikut : (1) Peningkatan kapasitas jalan, mencakup pelebaran, perbaikan lapisan struktur perkerasan dan meningkatkan kelas jalan yang dapat memberikan pelayanan selama umur rencana; (2)       Menemukan biaya transportasi, yaitu dengan memperrbaiki jaringan jalan dan standar jalan sehingga waktu dapat dipersingkat dan Biaya Operasional Kendaaran (BOK) dan ditekan. Pada penelitian ini mengambil studi kasus Jalan Terbanggi Besar - Bujung Tenuk Kabupaten Tulang Bawang saat ini dalam kondisi rusak yang berbentuk retak-retak memanjang, menurut informasi dari dinas terkait bahwa beberapa waktu yang lalu jalan tersebut baru saja dilapis ulang (Overlag) dengan sistem sapu lobang (Saplob),akan tetapi masih saja mengalami kerusakan sebelum masa layannya habis. Oleh karena itu perlu dicari solusi yang tepat untuk mengatasi kerusakan struktur jalan tersebut. Untuk memudahkan dalam menganalisis, maka dibuat batasan - batasan yang meliputi : (1) Struktur Perkerasan, (2) Beban Lalu Lintas, (3) Kronologis dan teknik pelaksanaan.
Analisis Batang Tekuk Dalam Struktur Rangka Batang Hubungan Kaku Hery Riyanto
Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (926.308 KB) | DOI: 10.36448/jts.v5i2.902

Abstract

Penyelidikan mengenai elemen tekan struktur baja selalu dikaitkan dengan masalah tekuk sebagai bagian yang berhubungan erat dengan prinsip-prinsip desain. Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai konsep tekuk. Salah satu konsep yang akan dipelajari dalam skripsi ini adalah konsep Stabilitas Elastis. Secara singkat konsep ini dapat dijelaskan bahwa pengamatan mengenai Stabilitas dari struktur baja dilakukan pada waktu baja masih dalam kondisi elastis. Dalam praktek, hubungan elemen-elemen pada rangka batang sering kali dibuat dengan las sehingga tidak bersifat sebagai sendi melainkan kaku. Hal ini mengakibatkan elemen yang mengalami gaya aksial tekan akan berperilaku sebagai kolom dengan kondisi ujung tertahan elastis. Dengan demikian kekakuan dari elemen-elemen rangka batang yang berdekatan akan mengalami kekakuan dari suatu elemen yang sedang ditinjau. Dalam hal ini yang diteliti adalah pengarah kekakuan dan gaya normal yang bekerja pada batang-batang yang berdekatan. Pengertian berdekatan disini adalah batang-batang yang langsung berhubungan dengan batang yang ditinjau. Melalui serangkaian perhitungan dan analisis maka dapat diketahui bahwa pengaruh dari kekakuan elemen-elemen yang berdekatan akan memberikan suatu nilai kekakuan tersendui pada elemen yang sedang ditinjau. Dengan demikian dapat diperoleh suatu panjang tekuk yang lebih kecil dari panjang sistem elemen. Bila ditinjau lebih lanjut maka pengaruh dari tekuk yang lebih kecil dari panjang sistem akan memberikan suatu efisisensi pada tahap desain elemen rangka batang. Untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang masalah tekuk maka dilakukan beberapa variasi pembahan parameter dari batang-batang yang ada.
Damping Factor Of Precast Concrete With Wet Connection Hery Riyanto
International Conference on Engineering and Technology Development (ICETD) 2012: 1st ICETD 2012
Publisher : Bandar Lampung University (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims at determining the behavior of structural elements of precast reinforced concrete beams which are connected with wet and dry connections. Specimen used was 30 MPareinforced concrete beams with 6 pieces of 8 mm diameter main reinforcement which are placed on two rollers at the joint pedestal of each end and has a rectangular cross section of prismatic 10x18 cm2. Wet connection is a connection that uses a polymer concrete material of 40 MPa with a grafting method using prepacked method. The result of the research is expected to contribute to the development of precast concrete in buildingconstruction in Indonesia. In the elastic condition, the beam monolith has the largest natural frequency of the value, but a wet connection beam has a low natural frequency value. The difference of this natural frequency value also equal to the condition of crack and ultimit.