Nurfatimah Aprilianda Simatupang
a:1:{s:5:"en_US";s:17:"Universitas Yarsi";}

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Mengenai Penggunaan Human Diploid Cell Dalam Proses Produksi Vaksin MR Dan Tinjauannya Menurut Islam Nurfatimah Aprilianda Simatupang; Indra Kusuma; Siti Nur Riani
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 12 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1613.776 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i12.277

Abstract

Latar Belakang :  Vaksin MR merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepada anak 0 – 9 bulan. Produksi vaksin MR menggunakan Human Diploid Cell yang berasal dari janin yang sengaja di abortus menimbulkan kontroversi mengenai halal dan haram vaksin MR. Penggawa kesehatan masyarakat musti memahami dan memiliki dasar keilmuan untuk dapat menjawab kerisauan dan kontroversi mengenai kehalalan vaksin MR sehingga masyarakat menerima penggunaan vaksin MR sebagai bentuk preventif dari penyakit Measles. Menurut pandangan Islam, vaksin MR hukumnya mubah karena prinsip dharuriyah untuk menjaga hifdz nasb dan hifdz nafs. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi definisi operasional yang dipilih dengan teknik simple random sampling.  Hasil : Penelitian yang dilaksanakan menggunakan kuesioner didapatkan dari 100 responden. Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan  mengenai Human Diploid Cell  berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 13,51% pada tahun ketiga dan 11,11% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 62,16% pada tingkat ketiga dan 44,44% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 24,32% pada tingkat ketiga dan 44,44% pada tahun pertama . Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan  mengenai Vaksin MR berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 54,05% pada tahun ketiga dan 49,21% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 43,24% pada tingkat ketiga dan 42,86% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 2,70% pada tingkat ketiga dan 7,94% pada tahun pertama. Simpulan :  Tidak terdapat hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan pengetahuan mengenai Penggunaan Human Diploid Cell dalam Proses Produksi Vaksin MR. Menurut Islam, penggunaan vaksin MR menjadi mubah sebagai upaya menegakkan prinsip dharuriyah dalam menjaga keturunan bagi orang tua (hifdz nasb) dan menjaga nyawa anak dari ancaman penyakit Measles (hifdz nafs).