Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMBENTUKAN MAKNA MELALUI TEORI KEPEMIMPINAN KONTEMPORER DAN RELEVANSINYA DENGAN BUDAYA PESANTREN: Kajian Pustaka pada Buku Perilaku Organisasi Karya Stephen P. Robbins Firman Arifandi; Siti Nur Riani
Tsaqofah: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5 No. 2 (2021): Tsaqofah: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : STIT AL-ISHLAH BONDOWOSO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pembentukan makna melalui tiga teori kepemimpinan kontemporer dan relevansinya dengan budaya pesantren dengan melakukan kajian pustaka pada buku Stephen P. Robbins. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif untuk mendeskripsikan hal-hal yang belum jelas mengenai pembentukan makna melalui teori-teori kontemporer. Desain yang dipilih yaitu kajian pustaka dengan melakukan content analysis pada buku Perilaku Organisasi karya Stephen P. Robbins halaman 467-475, dan dilengkapi untuk melakukan komparasi dengan mengumpulkan jurnal ilmiah yang teridex di google scholar dengan usia publikasi di bawah 10 tahun untuk menemukan relevansinya dengan budaya pesantren. Akhirnya setelah melakukan content analysis terhadap buku perilaku organisasi karya Stephen P. Robbins, dapat disimpulkan bahwa budaya pesantren yang disepakati dan dijalankan di pondok pesantren merupakan makna yang dibentuk melalui pembingkaian dengan kemampuan kepemimpinan kontemporer yang dimiliki seorang kyai. Tiga teori kepemimpinan tersebut meliputi kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan transformasional, dan kepemimpinan visioner.
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Mengenai Penggunaan Tripsin Dalam Proses Produksi Vaksin Mr Dan Tinjauannya Menurut Islam Nurmasithah Nurmasithah; Indra Kusuma; Siti Nur Riani
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 12 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2038.185 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i12.272

Abstract

Latar Belakang : Vaksin adalah suatu zat yang merupakan suatu bentuk produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan. Dalam proses produksi vaksin terdapat bahan-bahan yang dapat memicu kontroversi dari berbagai sudut pandang. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang masuk dalam kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling yang diambil dengan cara proporsional. Hasil : Penelitian yang dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan kuesioner, dari 100 responden didapatkan responden pada tingkat Pendidikan tahun ketiga (2016) didominasi oleh pengetahuan tripsin yang cukup yaitu sebanyak 17 responden (45,95%) selanjutnya pada pengetahuan tripsin terkategori kurang sebanyak 14 responden (37,84%) dan pada pengetahuan tripsin yang baik hanya 6 responden (16,22%). Berbeda halnya dengan tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai tripsin kurang dan cukup, dimana pada kedua kategori ini masing-masing sebanyak 28 responden (44,44%), sedangkan pada kategori baik hanya 7 responden (11,11%). Responden pada tingkat Pendidikan tahun ketiga (2016) didominasi oleh pengetahuan vaksin MR yang baik yaitu sebanyak 20 responden (54,05%) selanjutnya pada pengetahuan Vaksin MR terkategori cukup sebanyak 16 responden (43,24%) dan pada pengetahuan Vaksin MR yang kurang hanya 1 responden (10,81%). Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai penggunaan tripsin dalam proses produksi vaksin MR. Dalam pandangan Islam, vaksinasi hukumnya halal sedangkan penggunaan vaksin MR dalam vaksinasi hukumnya mubah sebagai upaya dalam menegakkan maqashid asy-syariah yaitu hifdz an-nafs (menjaga nyawa) dan hifdz an-nasl (menjaga keturunan) serta prinsip dharuriyat hingga ditemukannya vaksin MR yang halal dan suci.
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Mengenai Penggunaan Human Diploid Cell Dalam Proses Produksi Vaksin MR Dan Tinjauannya Menurut Islam Nurfatimah Aprilianda Simatupang; Indra Kusuma; Siti Nur Riani
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 12 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1613.776 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i12.277

Abstract

Latar Belakang :  Vaksin MR merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepada anak 0 – 9 bulan. Produksi vaksin MR menggunakan Human Diploid Cell yang berasal dari janin yang sengaja di abortus menimbulkan kontroversi mengenai halal dan haram vaksin MR. Penggawa kesehatan masyarakat musti memahami dan memiliki dasar keilmuan untuk dapat menjawab kerisauan dan kontroversi mengenai kehalalan vaksin MR sehingga masyarakat menerima penggunaan vaksin MR sebagai bentuk preventif dari penyakit Measles. Menurut pandangan Islam, vaksin MR hukumnya mubah karena prinsip dharuriyah untuk menjaga hifdz nasb dan hifdz nafs. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi definisi operasional yang dipilih dengan teknik simple random sampling.  Hasil : Penelitian yang dilaksanakan menggunakan kuesioner didapatkan dari 100 responden. Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan  mengenai Human Diploid Cell  berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 13,51% pada tahun ketiga dan 11,11% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 62,16% pada tingkat ketiga dan 44,44% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 24,32% pada tingkat ketiga dan 44,44% pada tahun pertama . Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan  mengenai Vaksin MR berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 54,05% pada tahun ketiga dan 49,21% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 43,24% pada tingkat ketiga dan 42,86% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 2,70% pada tingkat ketiga dan 7,94% pada tahun pertama. Simpulan :  Tidak terdapat hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan pengetahuan mengenai Penggunaan Human Diploid Cell dalam Proses Produksi Vaksin MR. Menurut Islam, penggunaan vaksin MR menjadi mubah sebagai upaya menegakkan prinsip dharuriyah dalam menjaga keturunan bagi orang tua (hifdz nasb) dan menjaga nyawa anak dari ancaman penyakit Measles (hifdz nafs).
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Mengenai Penggunaan Tripsin Dalam Proses Produksi Vaksin Polio Yolandha Tannia; Indra Kusuma; Siti Nur Riani
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 12 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2045.613 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i12.282

Abstract

Latar Belakang : Vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit. Pada pembuatan Vaksin Polio, digunakan enzim tripsin. Tripsin menjadi keprihatinan orang- orang dikarenakan produksi Vaksin Polio melibatkan bahan-bahan asal babi. Hal ini membuat vaksin tidak halal untuk umat Islam. Mahasiswa kedokteran sebagai agent of change ditengah masyarakat kelak harus memahami dan memiliki dasar keilmuan sesuai dengan kompetensinya untuk dapat menjawab kerisauan dan kontroversi mengenai kehalalan Vaksin Polio. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa fakultas kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi kriteria. Cara pemilihan sampel dengan simple random sampling. Hasil : Penelitian yang dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan kuesioner, dari 100 responden didapatkan responden tahun ketiga (2016) dengan pengetahuan tripsin yang cukup yaitu sebanyak 45,95% selanjutnya pada pengetahuan tripsin terkategori kurang sebanyak 37,84% dan pada pengetahuan tripsin yang baik hanya 16,22%. Berbeda halnya dengan tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai tripsin kurang dan cukup, dimana pada kedua kategori ini masing-masing sebanyak 44,44%, sedangkan pada kategori baik hanya 11,11%. Sedangkan responden pada tingkat Pendidikan tahun ketiga (2016) didominasi oleh pengetahuan Vaksin Polio yang cukup yaitu sebanyak 48.65% selanjutnya pada pengetahuan Vaksin Polio terkategori baik sebanyak 40,54% dan pada pengetahuan Vaksin Polio yang kurang hanya 10,81%. Pada tahun pertama (2018), didominasi oleh kategori pengetahuan mengenai Vaksin Polio cukup, dimana pada kedua kategori ini sebanyak 49,21%, sedangkan pada kategori baik dan kurang masing-masing sebanyak 30,16% dan 20,63%. Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai penggunaan Tripsin dalam proses produksi vaksin polio. Penggunaan vaksin Polio menjadi halal berdasarkan kaidah Istihalah dan Istihlak sebagai upaya pencegahan penyakit dan menegakkan maqashid asy syari'ah yaitu maslahah al-daruriyat dalam hifdz ad-din (memelihara agama), hifdz annafs (memelihara jiwa), hifdz al-aql (memelihara akal), hifdz al-mal (memelihara harta) dan Hifz al-nasl wa al-‘ird (perlindungan terhadap kehormatan dan keturunan).
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Mengenai Penggunaan Human Diploid Cell Dalam Proses Produksi Vaksin Polio Wahyu Fitrah Darwanto Nugroho; Indra Kusuma; Siti Nur Riani
Jurnal sosial dan sains Vol. 1 No. 12 (2021): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2225.502 KB) | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v1i12.285

Abstract

Latar Belakang : Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan, atau protein antikgenik dari berbagai organisme tadi yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit-penyakit menular. Vaksin pertama kali tercatat pada tahun 1769, yang dipublikasikan oleh Edward Jenner, yaitu specimen yang berasal dari lesi lengan seseorang yang terinfeksi Cowpox. Human Diploid Cells (HDC) merupakan salah satu sel yang digunakan untuk mengkultur virus yang akan dijadikan vaksin. HDC yang berasal dari aborsi manusia ini banyak digunakan untuk mengkultur virus Polio IPV dan OPV, Rabies, Rubella, Measles, Varicella-Zooster, dan Hepatitis A. Tujuan : Vaksin polio merupakan vaksin yang diwajibkan pada anak yang dijadwalkan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dibagi menjadi dua jenis, IPV (Inactivated Polio Vaccine) dan OPV (Oral Polio Vaccine). Metode : Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional menggunakan kuesioner. Populasi yang digunakan adalah mahasisa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI tahun pertama dan tahun ketiga yang memenuhi syarat. Cara pemilihan sampel dengan simple random sampling. Hasil : Penelitian yang dilaksanakan selama 3 hari dengan menggunakan kuesioner, dari 100 responden didapatkan persentase jumlah kuesioner Pengetahuan mengenai Human Diploid Cell berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 5% pada tahun ketiga dan 7% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 23% pada tingkat ketiga dan 28% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 9% pada tingkat ketiga dan 28% pada tahun pertama. Persentase jumlah kuesioner Pengetahuan mengenai Polio berdasarkan Tingkat Pendidikan didapatkan pengetahuan baik sebanyak 15% pada tahun ketiga dan 19% pada tahun pertama. Pengetahuan cukup sebanyak 18% pada tingkat ketiga dan 31% pada tahun pertama. Pengetahuan kurang sebanyak 4% pada tingkat ketiga dan 13% pada tahun pertama. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai Human Diploid Cell dalam vaksin Polio. Dalam pandangan Islam, penggunaan vaksin Polio hukumnya mubah karena prinsip Dharuriyat bertujuan untuk mempertahankan nyawa atau Hifdz an-nafs anak dari ancaman penyakit.
PANDANGAN ISLAM TENTANG EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISK Alvian Mohamad Yapanto; Siti Nur Riani
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 2 No. 9 (2023): Jurnal Impresi Indonesia
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v2i9.3477

Abstract

Evaluasi penggunaan antibiotik penting untuk memastikan bahwa pengobatan yang diberikan sesuai dengan ajaran Islam.Kesehatan dalam Islam dianggap sebagai nikmat dan karunia dari Allah. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik dalam pengobatan ISK harus memperhatikan aspek kehalalan, keharaman, etika, dan moralitas. Tulisan ini membahas evaluasi penggunaan antibiotik dalam pengobatan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dengan pendekatan keislaman berdasarkan prinsip-prinsip Maqashid Asy-Syari’ah dengan metode narrative literature review. Evaluasi pemberian antibiotik pada pasien ISK dapat dijalankan dengan mengacu pada prinsip Hifzh An-Nafs (menjaga jiwa) dan Hifzh Al-Maal (menjaga harta), yang mengajarkan pentingnya menjaga dosis, indikasi, efek samping minimal, dan harga obat. Dalam pemberian antibiotik, terdapat kategori yang rasional dan tidak rasional. Penerapan prinsip-prinsip Maqashid Asy-Syari’ah dalam pengobatan ISK di RSUD dr. Drajat Prawiranegara menunjukkan upaya untuk memberikan pelayanan medis yang efektif, efisien, dan sesuai dengan ajaran agama. Dengan mengintegrasikan pengetahuan medis dan nilai-nilai Islam, diharapkan pengobatan antibiotik pada pasien ISK dapat menjaga kesehatan jiwa dan raga sesuai dengan ajaran agama.
PANDANGAN ISLAM TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA Khairani Ayu Lestari; Siti Nur Riani
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 2 No. 9 (2023): Jurnal Impresi Indonesia
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v2i9.3478

Abstract

Penelitian ini menganalisis penggunaan antibiotik pada pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Drajat Prawiranegara, Serang, dengan fokus pada pandangan Islam dan prinsip-prinsip Maqashid Asy-Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menerapkan hukum Islam dengan melihat pada esensi dan tujuan yang ingin dicapai oleh hukum tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode Gyssens, yaitu sebuah teknik untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik sudah tepat atau belum. Hasil evaluasi penggunaan antibiotik pada pasien ISPA di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Drajat Prawiranegara Serang menunjukkan bahwa mayoritas pemberian antibiotik dilakukan dengan rasional, sesuai dengan pandangan Islam dan prinsip Maqashid Asy-Syariah. Prinsip Hifzh An-Nafs (menjaga jiwa) terpenuhi dengan memberikan pelayanan medis yang tepat guna dan sesuai standar keilmuan, sehingga membantu mencegah dan mengobati penyakit ISPA. Namun, terdapat kasus di mana penggunaan antibiotik dianggap tidak tepat, termasuk dosis dan durasi yang tidak sesuai. Prinsip Hifzh Al-Maal (menjaga harta) menegaskan pentingnya menggunakan sumber daya dengan bijaksana dan menghindari pemborosan, termasuk penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Oleh karena itu, penting bagi rumah sakit dan para praktisi medis untuk terus meningkatkan kesadaran akan prinsip-prinsip Maqashid Asy-Syariah dalam pelayanan kesehatan. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan pelayanan medis dapat lebih berdaya guna dan memberikan manfaat maksimal bagi pasien serta masyarakat secara keseluruhan.
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada Masyarakat di RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Timur Jakarta Pusat dan Tinjauan Menurut Pandangan Islam dwi wisnu prasetyo; Risdawati Djohan; Siti Nur Riani
Junior Medical Journal Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Junior Medical Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i1.3739

Abstract

Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui nyamuk vektor Aedes aegypti betina. DBD merupakan penyakit tropis yang biasanya terjadi selama musim hujan dan dapat mempengaruhi berbagai kelompok usia, termasuk remaja dan dewasa. Faktor utama yang berkontribusi terhadap penyebaran DBD adalah air yang menggenang di sekitar, yang menjadi tempat berkembang biak bagi nyamuk. Dalam ajaran Islam diperintahkan untuk menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyakit.Metodologi: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan consecutive sampling. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu masyarakat RW 03 Kelurahan cempaka putih timur Jakarta Pusat. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Cempaka Timur Jakarta Pusat. Sampel dalam penelitian ini yaitu penduduk Cempaka timur Jakarta pusat. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik Pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi Analisis data univariat dan bivariate.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat memiliki pengetahuan dan perilaku yang baik dalam melakukan PSN. Selain itu, hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan perilaku PSN, yang berarti semakin baik pengetahuan seseorang tentang PSN, semakin baik pula perilaku mereka dalam melakukan PSN. Hal ini dapat membantu meningkatkan efektivitas program pemberantasan nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamu.Simpulan: Mayoritas masyarakat memiliki pengetahuan yang baik tentang PSN, mayoritas masyarakat memiliki perilaku yang baik dalam melakukan PSN, ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku PSN
Antibacterial Effect of Black Ethanol Extract (Camellia sinensis) on The Growth of Porphyromonas gingivalis Bacteria Nita Nurniza; Dewi Kartika; Chaerita Maulani; Fathimah Azzahra Attamimi; Siti Nur Riani
YARSI Dental Journal Vol. 1 No. 01 (2023): YARSI DENTAL JOURNAL
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/ydj.v1i01.86

Abstract

Background: Chronic periodontitis is one of the inflammatory diseases in the oral cavity that can cause damage to the structure of the supporting tissues of the teeth. The bacterium Porphyromonas gingivalis is the cause of chronic periodontitis which has specific virulence factors that produce lipopolysaccharides by destroying the host cell wall mechanism. Black tea with the Latin name Camellia sinensis contains theaflavins with antibacterial effects. Materials and methods: This study was an in vitro experimental laboratory study with disc diffusion method (Kirby Bauer), minimum inhibitory concentration (MIC), and minimum bactericidal concentration (MBC). The samples of this study were black tea ethanol extract with a concentration of 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, and 100% with positive control group is  chlorhexidine 0,2%, and negative control group is BHI broth, which tested Porphyromonas gingivalis. The Kruskal Wallis test results showed that there were statistically significant differences between the diameter of the bacterial inhibitory zone produced from the concentration group of black tea ethanol extract (7 mm), 40% (8,6 mm), 60% (10 mm), 80% (10,6 mm), and 100% (11,2 mm) (P <0.05). The Spearman correlation test results (r=0.431) showed a positive correlation with moderate strength between an increase in the concentration of black tea ethanol extract to the diameter of the bacterial inhibitory zone. Result: The MIC value in this study is 10% and the result of MBC is 20%. Conclusion: the ethanol extract of black tea has an antibacterial effect on Porphyromonas gingivalis. There is an increase in inhibition zone diameter along with an increase in the concentration of black tea extract, which indicates black tea ethanol extract has concentration-dependent antibacterial properties.