Fidyawati, Desy
Departemen Periodonsia-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama)-Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BIOLOGIC WIDTH CONCEPT IN GINGIVECTOMY Desy Fidyawati
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v16i2.1086

Abstract

Background: Relationship between periodontal tissue and aesthetic considerations is an important thing to determine the form, function and aesthetics of periodontal tissue itself. For orthodontic cases with gingival enlargement, using the biological width concept in gingivectomy to facilitate an optimal oral hygiene maintenance, function and aesthetic. Bone sounding before gingival recontouring is dictated by the distance from the gingiva crest to alveolar crest. Recommended distance between margins restoration and alveolar bone crest is 3 mm to avoid breaching the biologic width.Case and Case Management: Case 1: A 21 years old female patient whom referred from orthodontist with gingival enlargement in upper front teeth after treated with fixed orthodontic for 1.5 years. PBI: 1,6. After clinical examination, bone sounding was performed = 7mm and gingivectomy without ostectomy was determined. Case 2: A male patient, 24 years old, with gingival enlargement in upper front teeth while treated with fixed orthodontic. After determined the problem, bone sounding (6 mm) was performed along with gingivectomy without ostectomy also for anterior upper right site.Conclusion: The purpose of this report is to provide a diagnostic rationale for gingival recontouring. When gingivectomy is determined, the concept of biological width must be applied achieve a harmonious gingival contour with an optimal oral hygiene maintenance.
Regenerasi papila interdental pada penatalaksanaan kasus black triangle Desy Fidyawati; Yulianti Kemal
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 4 (2015): Vol 4 No 4 Agustus 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.582 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i4.227

Abstract

Salah satu hal yang menjadi tujuan utama dalam perawatan periodontal yang melibatkan aspek rekonstruksi, regenerasi dan estetik adalah rekonstruksi dari hilangnya papilla interdental.Terbukanya ruang interdental yang juga dikenal dengan “black triangle”dapat disebabkan oleh resesi gingiva.Beberapa faktor dapat mengakibatkan hilangnya papila interdental diantaranya adalah kerusakan jaringan periodontal yang diakibatkan oleh plak, bentuk gigi dam posisi gigi yang tidak normal, serta prosedur oral hygiene yang menyebabkan trauma pada daerah papila interdental.Beberapa teknik meliputi bedah dan non bedah dilakukan untuk mengatasi keadaan ini.Teknik non bedah diantaranya melalui kerjasama lintas departemen (periodonsia, ortodonsia dan konservasi gigi) sedangkan teknik bedah meliputi tindakan rekonstruksi, preservasi dan rekonturing dari papila interdental.Artikel ini membahas mengenai papila interdental, penyebab dari hilangnya papila interdental, dan berbagai teknik perawatan yang dipilih untuk preservasi dan regenerasi papila interdental.
KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL PADA PASIEN RSGM FKG UPDM (B) PADA PERIODE NOVEMBER-DESEMBER 2019: SURVEI CPITN Desy Fidyawati; Veronica Septnina
Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi Vol 18, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32509/jitekgi.v18i2.1959

Abstract

Latar belakang: Inflamasi periodontal mengenai jaringan pendukung gigi meliputi ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar. Tanda klinis yang umumnya dijumpai diantaranya  warna kemerahan pada gingiva, disertai perdarahan, resesi gingiva dan kegoyangan gigi. Evaluasi kondisi jaringan periodontal  untuk mengamati gambaran klinis dan kondisi jaringan periodontal dapat diukur pada individu dan komunitas dengan menggunakan indeks Community Periodontal Index of Treamnet Needs (CPITN) Tujuan: Penelitian ini bertujuan menunjukkan bahwa prevalensi dan keparahan penyakit periodontal dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin, gingivitis memiliki prevalensi yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita, hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan kebiasaan yang mempengaruhi terjadinya gingivitis. Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Gigi Mulut Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dengan menggunakan penilaian survei CPITN, untuk menilai kebutuhan perawatan antara laki-laki dan perempuan pada pasien (usia 20-30 tahun) yang berobat di RSGM UPDM (B) pada kurun waktu November-Desember 2019. Hasil penelitian: Berdasarkan penilaian CPITN, score 1 untuk laki-laki 35% (14 subyek), perempuan 25% (10 subyek); score 2, laki-laki 12,5% (5 subyek), perempuan 22,5% (9 subyek); score 3, laki-laki dan perempuan 2,5% (1 subyek). Kesimpulan: Kebutuhan perawatan periodontal terbanyak adalah pada skor 1 untuk laki-laki sebanyak 14 subyek (35%) dan perempuan 10 subyek (25%), yang artinya dibutuhkan peningkatan OH, melalui oral prophylaksis. Untuk Skor 2, jumlah wanita lebih banyak, yang artinya dibutuhkan peningkatan OH dan tindakan pembersihan karang gigi.