Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya

Analisis Struktur dan Fungsi Sastra Lisan Wa Sauleama dalam Masyarakat Kaledupa Rahmawati Azi
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 4 No 1 (2015): Volume 4 Nomor 1, Februari 2015
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1475.842 KB) | DOI: 10.33772/etnoreflika.v4i1.133

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kian meredupnya berbagai legenda berbentuk tradisi lisan yang menyebar di nusantara. Hal tersebut disebabkan oleh kuatnya pengaruh kemajuan teknologi. Legenda Wa Sauleama pada masyarakat Kaledupa merupakan salah satu legenda rakyatyang keberadaannya kian terlupakan. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti, yakni: pertama, bagaimanakah struktur cerita sastra lisan Wa Sauleama?; Kedua, bagaimanakah fungsi dan kedudukan sastra lisan Wa Sauleama bagi masyarakat Kaledupa?; Permasalahan tersebut dianalisis menggunakan analisis struktur dan fungsi sastra lisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sastra lisan Wa Sauleama Kaledupa memiliki struktur internal dan eksternal. Struktur internal yakni, (a) penyajian yang terdiri dari, penyajian ketika akan menidurkan anak sebagai pengantar tidur, ketika mengadakan pemujaan kepada arwah Wa Sauleama; (b) unsur sastra dan struktur cerita yang terdiri dari; tema, alur atau kisah Legenda Wa Sauleama, tokoh dan penokohan dan latar tempat. Kedua, struktur eksternal yang meliputi (a) asal-usul; (b) penyebaran cerita serta (c) fungsi dan kedudukan yang terdiri dari: fungsi pendidikan yang meliputi fungsi pendidikan terhadap anak, fungsi pendidikan terhadap anak gadis yang beranjak dewasa, fungsi pendidikan terhadap pemegang jabatan tertentu di masyarakat, fungsi kepercayaan, serta fungsi sebagai alat legitimasi status sosial kelompok masyarakat tertentu. Kata kunci: sastra lisan masyarakat Kaledupa, Wa Sauleama, struktur dan fungsi
POSTMODERNISME SEBAGAI PANDANGAN DUNIA DALAM NOVEL LITTLE WHITE HORSE KARYA ELIZABETH GOUDGE Muarifuddin Muarifuddin; Rahmawati Azi
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 6 No 1 (2017): Volume 6 Nomor 1, Februari 2017
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v6i1.377

Abstract

This paper is an output of Penelitian Dosen Muda PDP entitled Pandangan Dunia Elizabeth Goudge dalam Novel Little White Horse. This research used genetic structuralism point of view where the postmodernism is involved to be the worldview of this novel, since genetic structuralism requires a philosophical point of view to be the companion of its concept. In this case, postmodernism appears to be the worldview of this novel. Since fantasy literature always be treated as merely the popular culture product, then the study about them never involve the spirituality and the philosophical thinking. By applying genetic structuralism point of view in this research, the writer could broaden the scope of study about fantasy work. Some aspects namely the struggle of individual subject against the mainstream can be revealed by utilizing the destructuring concept in genetic structuralism. The kind of data is a qualitative descriptive. The data is collected by reading the novel comprehensively to find the data where the theory is required. The analysis is done by using the whole and the part method from genetic structuralism. The result of this research showed that Little White Horse novel is postmodernism in term of form and ideology. The form of Little White Horse is a collaboration between the contentism and the Coterie fiction and it took Whiteheadian postmodernism as its worldview. Whiteheadian postmodernism concept consists of the immanence of God and the interspecies relationship. This ideology is a result of the destructuring and restructuring of the trans-individual subject integrated in Romantic Novel Association (RNA) where Goudge is involved in opposing the secular and the destructive of modern point of view. Key words: wordview, genetic structuralism, transindividual subject, postmodernism
NOVEL STARDUST KARYA NEIL GAIMAN SEBAGAI MONOMYTH Rahmawati Azi; Muarifuddin Muarifuddin
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 8 No 3 (2019): Volume 8 Nomor 3, Oktober 2019
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v8i3.812

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji proses perjalanan hero yang bernama Tristan dalam novel Stardust karya Neil Gaiman dengan mengaplikasikan metode penelitian bersifat kualitatif dimana data-data diperoleh dari teks, frase, ekspresi-ekspresi dan visualisasi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa Struktur perjalanan hero mengikuti struktur monomyth yaitu merupakan simbolisasi dari suatu struktur psike manusia yaitu ketika manusia diperhadapkan dengan rintangan-rintangan atau cobaan-cobaan dalam perjalanan hidupnya sebagai suatu fase atau proses agar menusia mencapai kematangan baik mental maupun rohani atau spritualnya. Pada fase Keberangkatan yang dialami adalah 1) Panggilan untuk Bertualang, 2) Penolakan Panggilan, 3) Bantuan Supernatural, 4) Penyeberangan Threshold Pertama. Tetapi fase ke -.5 yaitu simbolisasi Perut Paus tidak dilalui atau dialaminya. Selanjutnya pada fase Inisiasi: tokoh Tristan mengalami semua peristiwa-peristiwa yang ada dalam fase inisiasi yaitu 2) Jalan Uji Coba, 3) Pertemuan dengan Dewi, 4) Wanita sebagai ujian, 5) Atonement with the Father (Penebusan dengan Bapa), 6) Manusia Setengah Dewa Apotheosis) 7) The Ultimate Boon. Dan yang terakhir adalah fase Kembali, dimana tokoh Tristan mengalami peristiwa-peristiwa: 1) Penolakan Pengembalian, 3) Penyelamatan dari Luar, 5) Master of the Two Worlds, 6) Kebebasan untuk Hidup. Kecuali peristiwa Penerbangan Ajaib dan penyeberangan Threshold. Kembali. Perjalanan hero di atas merupakan simbolisasi psike manusia yakni ketika manusia diperhadapkan dengan rintangan dan cobaan-cobaan sebagai proses latihan dari hero untuk mencapai kematangan pribadi baik secara fisik maupun spiritual.