Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rebu: Tradisi Pantangan bagi Suku Karo Sardis br Ginting; La Niampe; La Ode Topo Jers
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 9 No 1 (2020): Volume 9 Nomor 1, Februari 2020
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v9i1.725

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor penyebab pergeseran tradisi rebu pada Suku Karo di Kota Kendari. Lokasi penelitian adalah Kota Kendari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan etnografi. Teori yang digunakan sebagai alat analisis dan dasar pembahasan masalah dalam penelitian ini adalah teori dekonstruksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisa data adalah dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab pergeseran tradisi rebu terdapat dua faktor pertama, faktor dari dalam masyarakat yaitu kurangnya pemahaman terhadap tradisi rebu, kurangnya sosialisasi dalam masyarakat, dan hilangnya nilai-nilai budaya. Kedua, faktor dari luar masyarakat yaitu arus modernisasi dan globalisasi, lingkungan, perkawinan campur, ekonomi dan faktor politik.
La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin Sastrawan Sufi Ternama di Buton Abad XIX La Niampe
Humaniora Vol 22, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3669.42 KB) | DOI: 10.22146/jh.1338

Abstract

This article talk about the characterization of La Ode Muhammad Idrus Qaimuddin as a popular mystical in Buton in XIX century. Among the mystical characters at his period, he known as a productive writer. His works in mysticism side was written in some languages (Wolio language, Malay, and Arabic). On of his popular poem entitled "Bula Malino" its content is about seeing which directed to him self. According to him, loving and teaching him self is a main need in the human life, so he clarified through his poem motuyaapa kaasina miya yitu, yinda molawana kaasimu yikaromu, moo sarowu guru Bemo yadariko yinda molawana yoda-yadari karomu. However people love us, it is still better loving ourselves, even though a thousand teachers who teach us, it is better we teach ourselves.
BAHASA WOLIO DI KERAJAAN BUTON La Niampe
Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana Vol 18 (2011): March 2011
Publisher : Program Magister Linguistik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.832 KB)

Abstract

Abstrak Bahasa Wolio termasuk salah satu kelompok bahasa yang terdapat di kerajaan Buton, yang wilayah pemakaiannya di pusat pemerintahan Keraton Buton di Wolio, sekarang pemerintahan Kota Bau-Bau. Salah satu keunggulan bahasa Wolio dibandingkan kelompok bahasa lainnya di kerajaan Buton, bahwa bahasa Wolio memiliki sistem aksara sendiri yang diadopsi dari aksara Arab dan aksara Jawi. Bahasa Wolio menjadi salah satu bahasa resmi di lingkungan kerajaan Buton, selain bahasa Melayu dan Bahasa Arab. Dalam tradisi tulisan (naskah kuno), bahasa Wolio digunakan untuk menuliskan berbagai hal seperti Undang-Undang, ajaran agama Islam dan surat-menyurat di tingkat kerajaan. Abstract Wolio Language includs one group of language contained in the kingdom of Buton, its used in the central government in Wolio Buton Palace, now the government of Bau-Bau. One of the benefits Wolio language than any other languages group in the kingdom of Buton, that Wolio language has its own alphabet system, adopted from Arabic and Jawi script. Language Wolio become one of official languages within the kingdom of Buton, apart from Malay and Arabic. In the tradition of writing (ancient manuscripts), Wolio language used to write various things such as the Act, the Islamic religious teachings and correspondence at the level of kingdom.