Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tindak Tutur Ekspresif Tokoh dalam Novel Pulang-Pergi Karya Tere Liye Alfi Khoiru An Nisa; Yunita Trisnawati; Arti Prihatini
MABASAN Vol. 15 No. 2 (2021): Mabasan
Publisher : Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mab.v15i2.474

Abstract

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bentuk dari tindak tutur ekspresif yang ada pada kalimat atau tuturan yang ada pada setiap tokoh dalam novel Pulang-Pergi karya Tere Liye. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah tuturan yang ada pada novel Pulang-Pergi. Data yang digunakan adalah tuturan atau kalimat dari tokoh yang relevan dengan teori tindak tutur ekspresif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik baca-catat, yaitu membaca dengan kritis novel Pulang-Pergi yang kemudian jika menemukan tuturan yang relevan dengan teori tindak tutur ekspresif akan dicatat, kemudian dilakukan pengelompokkan seusai dengan indikator yang telah disiapkan, yang kemudian data tersebut dianalisis dengan bentuk deksriptif. Hasil penelitian ditemukan bahwa tindak tutur ekspresif dalam novel Pulang-Pergi terdapat 9 bentuk yaitu ucapan terima kasih, ucapan maaf, ucapan selamat, ucapan pujian, ucapan menyalahkan, ucapan harapan, ucapan menyetujui, ucapan tidak menyetujui, dan ucapan terkejut.
TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA PERTUNJUKKAN DRAMA VIRTUAL BERJUDUL MONUMEN KARYA INDRA TRANGGONO Alfi Khoiru An Nisa
Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol 9, No 2 (2021): Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/basastra.v9i2.54223

Abstract

Dalam suatu tindak tutur minimal terlibat unsur penutur dan mitra  tutur yang antara keduanya akan terbangun makna tuturan, salah satunya tuturan ilokusi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk atau jenis  tindak tutur ilokusi yang ada pada dialog setiap tokoh pada video karya seni pertunjukan drama virtual yang dituliskan oleh Indra Tranggono yang berjudul Monumen yang dibawakan oleh Teater Kandang. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan pendekatan deksriptif. Sumber data yang digunakan dalam bentuk video karya seni pertunjukkan yang diunduh di Youtube. Data yang digunakan adalah kutipan berupa kalimat atau dialog pada tokoh. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa pengunduhan video di Youtube Lab Drama UMM yang kemudian dilanjut dilakukan transkripsi tuturan pada setiap adegan, kemudian dikelompokkan sesuai dengan indikator penelitian tindak tutur ilokusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur ilokusi terdapat lima jenis: (1) tindak tutur asertif, berupa menyatakan, mengeluh, melaporkan, dan menunjukkan; (2) tidak tutur direktif, berupa jenis tindak tutur menyuruh, mengajak, meminta, menyarankan, menasihati, dan menantang; (3) tindak tutur komisif, berupa berjanji, menawarkan sesuatu, dan mengancam; (4) tindak tutur ekspresif berupa menyalahkan, memuji, dan menyanjung; dan (5) tindak tutur deklaratif  berupa tindak tutur memutuskan dan melarang. Dapat disimpulkan bahwa ada lima jenis tindak tutur ilokusi dalam pertunjukan drama virtual berjudul Monumen, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif.
PEMAKAIAN RAGAM RESMI DALAM TINDAK TUTUR TAUSIAH USTAZ ADI HIDAYAT, LC. MA PERIODE JULI 2018 Mohammad Khikam Zahidi; Alfi Khoiru An Nisa
Literasi : Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya Vol 6, No 1 (2022): JURNAL LITERASI APRIL 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.9 KB) | DOI: 10.25157/literasi.v6i1.6631

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemakaian ragam resmi dalam tindak tutur tausiah Ustaz Adi Hidayat periode Juli 2018. Tujuan khusus penelitian berupa mendeskripsikan fungsi ragam resmi pada tindak tutur Ustaz Adi Hidayat. Teori ragam resmi yang dijadikan pegangan dalam penelitian ini yaitu teori Searle. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Sumber data penelitian adalah tausiah Ustaz Adi Hidayat. Data dalam penelitian ini berupa ragam resmi dalam tidak tutur antara Ustaz dan Jamaah. Analisis data menggunakan model allir dengan tiga tahapan kegiatan yakni pengumpulan data, menyeleksi data, penjelasan data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan fungsi ragam resmi dan tindak tutur berupa: (1) ciri linguistik, (2) fungsi pemakaian ragam resmi, (3) bentuk tindak tutur, dan (4) setrategi tindak tutur.
Tindak Tutur Direktif dalam Bahasa Lisan pada Apoteker di Puskesmas Sukabumi Alfi Khoiru An Nisa; Gigit Mujianto
Belajar Bahasa Vol 6, No 2 (2021): BELAJAR BAHASA : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indone
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/bb.v6i2.5388

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif pada bahasa lisan. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa video konseling antara apoteker dan pasien yang diunduh di Youtube. Data yang digunakan adalah kutipan berupa kata atau kalimat yang terdapat dalam percakapan antara pasien dan apoteker pada saat proses konseling yang masih relevan dengan tindak tutur direktif dan bahasa lisan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan berupa mengunduh video konseling di Youtube, membuat transkripsi tuturan antara apoteker dan pasien, dan mengelompokkan kata atau bahasa dari hasil transkripsi sesuai dengan indikator penelitian tindak tutur direktif dan bahasa lisan. Hasil penelitian memuat bentuk tindak tutur direktif terdapat 4 jenis yaitu menyuruh dengan tujuan meminta mitra tutur untuk melakukan sesuatu, memohon dengan tujuan meminta mitra tutur melakukan sesuatu akan tetapi meminta dengan disertai rasa hormat, menyarankan dengan tujuan memberikan saran atau anjuran kepada mitra tutur dan menasihati dengan tujuan memberikan nasihat kepada mitra tutur. Sedangkan hasil penelitian dari bahasa lisan mengenai ciri linguistiknya terdapat ciri tidak menyertakan fungsi dengan lengkap (tidak menyertakan fungsi subjek atau objek atau predikat), frasa-frasa sederhana, kalimat yang sering diulang dan bahasa yang digunakan tidak baku.
SENYAPAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MODEL DISCOVERY LEARNING KELAS XII DI SMA NEGERI 1 JARE Alfi Khoiru An Nisa; Gigit Mujianto
Kadera Bahasa Vol 14, No 1 (2022): KABA Vol 14 No. 1
Publisher : Balai Bahasa Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47541/kaba.v14i1.187

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah pemelajaran model discovery learning dan mengetahui senyapan pada siswa ataupun guru yang terdapat dalam proses pembelajaran materi berita kelas XII di SMA Negeri 1 Jare. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif  kualitatif, dengan data yang digunakan ialah setiap langkah pembelajaran yang masih relevan dengan model discovery learning, dan data kedua yaitu senyapan yang dilakukan baik dari ujaran guru maupun ujaran siswa dan teknik penelitian yang digunakan ialah teknik simak catat. Hasil penelitian menunjukkan langkah pembelajaran model discovery learning yaitu: stimulation, problem statement, data collecting, data processing, verification, dan generalization. Sedangkan hasil penelitian dari senyapan ialah terjadinya fenomena senyapan diam dan senyapan terisi yang dilakukan oleh siswa dan guru, dari kedua senyapan tersebut senyapan terisi lebih dominan dilakukan oleh guru maupun siswa.
PENAMAAN PESANTREN DI LAMONGAN: KAJIAN SEMANTIK Mohammad Khikam Zahidi; Alfi Khoiru An Nisa
KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya Vol. 7 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22225/kulturistik.7.1.4169

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk dan makna penamaan pesantren di lamongan. Pendekatan deskriptif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi atau gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan ketika menghimpun dan menganalisa data tentang nama pesantren. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan rekam. Teknik analisis data dilakukan dengan mengumpulkan nama-nama pesantren di lamongan menganalisis bentuk dan makna penamaannya. berdasarkan pengamatan dan analisis data mengenai lingkungan biotik dan abbiotik ditemukan (1) makna nama pengharapan futuratif, (2) makna nama pengharapan situasional, (3) makna nama kenangan, (4) cara penamaan lingkungan biotik, (5) cara penamaan lingkungan abiotik. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi bentuk dan makna penamaan pesantren di lamongan. Pendekatan deskriptif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Pendekatan deskriptif digunakan untuk membuat deskripsi atau gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan ketika menghimpun dan menganalisa data tentang nama pesantren. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan rekam. Teknik analisis data dilakukan dengan mengumpulkan nama-nama pesantren di lamongan menganalisis bentuk dan makna penamaannya. berdasarkan pengamatan dan analisis data mengenai lingkungan biotik dan abbiotik ditemukan (1) makna nama pengharapan futuratif, (2) makna nama pengharapan situasional, (3) makna nama kenangan, (4) cara penamaan lingkungan biotik, (5) cara penamaan lingkungan abiotik.