Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PREFERENSI PAKAN DI HUTAN DAN PADANG RUMPUT Rusa timorensis Blainville 1822 DI PULAU PEUCANG TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Mufti Sudibyo
BIOLINK (Jurnal Biologi Lingkungan Industri Kesehatan) Vol 2, No 1 (2015): Agustus
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/biolink.v2i1.766

Abstract

Rusa timorensisis native wildlife Indonesia which have protected status that require attention in order to preserve and utilization. This study aimed to preference level of the type of diet, and mineral nutrient content of feed in the conservation area Peucang Island. Data collection was performed by following the daily movement of deer and record all types of plants are edible. Neu indexes was used to scoring of level feed,chi square test was used to distinguish in the level of preference, and inspection of feed nutrients and minerals was done in the laboratory animal science. The results showed Cynodon dactylon, Axonopus compressus, Hibiscus tiliaceus, Dendrolobium umbellatum, Lagerstroemiawhere the types of feed most preferred by the index value of the preference of feed w> 1, there where differences in the choice of feed indicated by the chi-square test χ2count = 23.1850> χ2 (0:05, 10) = 18:31, nutritional value and mineral feed in the forests and grasslands showed no significant difference (p> 0.05). Deer in Peucang have a tendency to choose the type of feed that contains the same nutrients and minerals between feed in the forest or grassland although of a different kind.
JENIS KELAMIN HIU TUPAI (Chiloscyllium hasselti) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN MORFOMETRI Nurlaini Laili; Mufti Sudibyo
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v3i2.7582

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan morfologi dan morfometri Hiu Tupai (Chiloscyllium hasselti) jantan dan betina serta mengetahui  faktor yang berkontribusi terhadap panjang total tubuh Hiu Tupai Jantan dan Betina. Sampel penelitian di ambil dari Pusat Pasar Ikan di Jl. Cemara Sampali Medan. Sampel Hiu Tupai (Chiloscyllium hasselti) yang diamati diambil sebanyak 35 jantan dan 35 betina. Karakter morfologi diperoleh dengan cara mengamati seluruh bagian tubuh antara jantan dan betina. Analisis statistik untuk membedakan antara jantan dengan betina menggunakan uji t, sedangkan untuk mengetahui faktor yang berkontribusi terhadap panjang total menggunakan analisis regresi berganda metode stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara morfologi Hiu Tupai (Chiloscyllium hasselti) jantan dan betina berbeda pada bagian kepala (betina memiliki bentuk kepala dengan ujung membulat sedangkan jantan meruncing) dan organ reproduksi (jantan memiliki klasper sedangkan betina memiliki kloaka). Berdasarkan hasil uji t diketahui terdapat 12 perbedaan karakter morfometri Hiu Tupai (Chiloscyllium hasselti) jantan dan betina. Secara morfometri karakter yang paling tinggi kontribusinya terhadap panjang total tubuh jantan yaitu panjang moncong hingga sebelum sirip dorsal pertama (X2) 97,3%, panjang standard (X1) 98,3%, panjang klasper (X20) 99,1%, jarak antara sirip dorsal pertama dan kedua (X8) 99,3%, dan panjang ekor (X18) 99,5% dan panjang moncong hingga  sebelum kepala (X5) 99,6%. Sedangkan pada Hiu betina karakter morfometri yang paling tinggi kontribusinya yaitu panjang standard (X1) 95,7%, panjang mulut (X14) 97,7 %, panjang ekor  98,6 %, jarak antara sirip dorsal pertama dan kedua (X8) 98,9%, panjang sirip anal (X19) 99,1 % serta panjang sirip perut (X11) 99,6 %. Kata kunci : Morfologi, Morfometri, Chiloscyllium hasselti, Jenis Kelamin.
PENDEKATAN MORFOMETRI, MORFOLOGI, JENIS KELAMIN TUKA Zulfahmi Zulfahmi; Mufti Sudibyo
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v3i1.7371

Abstract

Tuka memiliki nilai ekonomi yang tinggi terutama pada bagian badan yang melebar dan sepasang sirip dada yang menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis morfologi, morfometri dan status konservasi Tuka di Sumatera Bagian Utara. Sampel penelitian diambil dari Pusat Pasar Ikan di Jl. Cemara No. 1 Sampali Medan. Terdapat 2 sampel yang ditemukan, diantaranya dianalisis menggunakan regresi berganda dengan metode stepwise. Parameter yang diukur adalah panjang diskus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara morfologi, Ikan Tuka yang ditemukan adalah dari jenis Okamejei cf boesemani, Dipturus sp. Secara morfometri, ukuran panjang atau jarak yang memberikan kontribusi terhadap panjang diskus adalah panjang jarak interorbital (X2) (r= 0,573), interpace celah insang pertama (X12) (r= 0,671), interorbital (X5) (r= 0,276), jarak prenarial (X7) (r=0,756), serta jarak prenarial (X9) (r=0,785). Status konservasi dari kedua spesies tuka  yang diperoleh adalah Okamejei cf boesemani dan Dipturus sp termasuk dalam status Dalam Daftar Merah IUCN: Belum dievaluasi (NE) Kata Kunci : Tuka, Sirip, Dada, Kepala, Konservasi
PAINTED TERRAPIN (Batagur borneoensis) PREFERENCE ON NESTING SITE IN SERUWAY DISTRICT, ACEH TAMIANG Hana Shafira Aulia; Mufti Sudibyo; Lazuardi Lazuardi
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 3 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i3.18404

Abstract

Painted terrapin (Batagur borneoensis) is a critically endangered freshwater turtle that has an annual migration behavior from freshwater rivers to the coast during the breeding season. In the habitat selection, painted terrapin also have a tendency that is influenced by certain factors to meet their needs. This underlies the possible of environmental characteristics influence on their nesting site selection and the eggs production. This study aims to determine the correlation between eggs amount that obtained from each nest with : 1) distance of nesting site from vegetation, 2) distance between each nests, 3) distance nesting site from coastline, and 4) the slope of nesting site. Data collected by observation in the field and using Purposive sampling method to determine 4 research stations. Data was analyzed with multiple linear regression analysis by using IBM SPSS 22. The results showed the types of vegetation around the nesting sites were Casuarina sp., Ipomoea pes-caprae, Cyperus sp., Scaevola taccada, Thespesia populnea and Avicennia sp. The result showed the average of distance between nesting site is  90.7±124.4 meters, the average distance of nesting site to vegetation about 2.5 ± 3.8 meters, the average distance of nest to the coastline is  4.6±2.7 meters, the average slope of the nesting sites about 10.7°±3.1°, and the average number of eggs is 16.9±3.1 eggs. Based on multiple linear regression analysis, the eggs amount is not influenced by the distance of nesting site from coastline, the distance to each nesting site, the distance of nesting site with vegetation and the slope of nesting site.
ANALISIS ASAM AMINO NON ESENSIAL PADA KERANG BULU (Anadara antiquata) DI PERAIRAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA putri ayu aprillia; Mufti Sudibyo
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v5i1.12166

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan asam amino non esensial pada kerang bulu (Anadara antiquata) pada umur dan lokasi yang berbeda, kondisi subtrat dan faktor fisika kimia perairan di pantai Timur Sumatera Utara. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2018. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey eksploratif.. Penentuan tempat pengambilan dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan fisika-kimia perairan di kedua lokasi, di Sialang Buah suhu 32,40C, salinitas 24,3‰, pH 8, kecerahan 20,9 cm, kedalaman 122,6 cm dan sedangkan di Tanjung Balai suhu 29,60C, salinitas 25,4 2‰, pH 7,4, kecerahan 33,9 cm, kedalaman 208,4 cm. Terdapat perbedaan subtrat di kedua lokasi, subtrat Sialang Buah liat berpasir dan subtract Tanjung Balai liat. Hasil nilai asam amino non esensial pada kerang bulu (Anadara antiquata) nilai yang paling tinggi terdapat pada asam glutamat pada lokasi Tanjung Balai, pada garis pertumbuhan nilai pada kelas 30-33 pada kerang bulu (Anadara antiquata) 72056.42%, pada garis pertumbuhan 34-36 pada kerang bulu (Anadara antiquata) 63538.76%, dan kelas 37-39 pada kerang bulu (Anadara antiquata) 68605.10%. Dan nilai yang terendah terdapat pada Histidin pada lokasi Tanjung Balai.
Preferensi Pohon Bagi Burung di Kawasan Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara Poppy Rizky Arini Lumbantobing; Mufti Sudibyo; Mugi Mumpuni
Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA) Vol 2, No 2 (2020): November
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jibioma.v2i2.314

Abstract

Penelitian tentang Preferensi Pohon Bagi Burung di Kawasan Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera Utara telah dilakukan pada bulan Januari - Maret 2017.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pohon restorasi yang paling sering dikunjungi oleh burung, aktivitas dominan yang dilakukan oleh burung pada pohon, dan faktor yang mempengaruhi kehadiran burung pada pohon di kawasan restorasi Resort Sei Betung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei eksploratif, dengan menggunakan binokuler, kamera digital, dan buku panduan identifikasi burung. Pengamatan jenis dan aktivitas burung dilakukan pagi dan sore hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 jenis jenis pohon restorasi yang paling sering dikunjungi oleh burung yaitu Vitex pubescens, Phyllanthus sp, Calicarpa pentandra, Callerya artropurpurea, dan Macaranga indica. Pohon Vitex pubescens merupakan pohon dengan kunjungan burung paling banyak yaitu 73 kali kunjungan. Phyllanthus sp adalah jenis pohon dengan kujungan burung paling banyak kedua yaitu sebanyak 51 kunjungan. Pohon Macaranga indica, pohon Calicarpa pentandra, dan pohon Callerya atropurpurea, masing-masing sebanyak 30, 28, dan 26 kunjungan burung. Aktivitas dominan yang dilakukan oleh burung pada pohon adalah aktivitas singgah. Faktor yang mempengaruhi tingkat kehadiran burung pada pohon adalah ketersediaan pakan, kondisi tajuk, tinggi tajuk, ukuran cabang dan kelebatan daun.
Inventarisasi Jenis Ular di Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Devi Octaviani; Mufti Sudibyo; Hanifah Mutia Z.N Amrul; Jamilah Nasution
Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA) Vol 1, No 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.093 KB) | DOI: 10.31289/jibioma.v1i1.149

Abstract

The purpose of this research is to know what kind of snake and to find out the condition of the environment where he found the type of snake in Bukit Lawang, Bahorok Sub-district, Langkat regency of North Sumatera in December 2017 until January 2018. Sampling with exploratory method to all areas with potential snake. The results found 8 types of snakes grouped into 4 families, 3 types of columbridae 1 type of pareidae, 1 type of viperidae, and 1 type of lamprophiidae. Environmental temperature found at snake range of 25 ° C 32 ° C Chrysopelea pelia and Boiga dendrophila found in pH 7.0 Based on IUCN Red List and CITES Appendix snake found in Bukit Lawang Bahorok District Langkat Regency into Least Concern ( LC), and does not enter into appendix III, nor III in CITES, is not protected or animals threatened to exist until it can lead to extinction. The snake is a snake that spread widely and not endemic.