Masruhen .
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN INFUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi l) TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS Masruhen .
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2010): April-September 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/far.v1i1.424

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh infus buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol darah tikus. Penelitian terdahulu membuktikan bahwa air perasan belimbing wuluh dengan volume 1ml, 1,5ml, 2ml, dan 2,5ml secara oral pada tikus putih dapat menurunkan kadar kolesterol dalam serum darahnya. Belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, pektin dan vitamin C yang dapat menurunkan tekanan darah. Buah belimbing wuluh mempunyai rasa yang sangat masam, sehingga orang enggan memakan langsung atau diperas airnya. Dengan membuat infus dapat mengurangi rasa masam pada belimbing wuluh. Dengan cara penyarian infundasi zat aktif flavonoid, pektin dan vitamin dapat tersari, namun demikian perlu diuji efek menurunkan kadar kolesterolnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infus buah belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol darah tikus. Penelitian dilakukan dengan menggunakan 15 ekor tikus putih yang dibagi dalam 5 kelompok percobaan. Masing-masing tikus diberi asupan kolesterol tinggi kuning telur ayam 54 mg/200 g BB, dan diukur kadar kolesterol darahnya menggunakan chip strip chek kolesterol. Berikutnya, kelompok I diberi infus belimbing wuluh dosis 1,8 g/200 g BB, kelompok II dosis 3,6 g/200 g BB, kelompok III dosis 5,4 g/200 g BB, kelompok IV diberi gemfibrozil dosis 10,8 mg/200 g BB sebagai kontrol positif, kelompok V diberi aquades sebagai kontrol negatif, dan diukur kadar kolesterolnya. Data dianalisis mengunakan analisis Kovariansi dan dilanjutkan uji SNK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infus belimbing wuluh menyebabkan penurunan kolesterol darah tikus secara bermakna. Analisis kovariansi menghasilkan nilai F hitung = 43,41 yang lebih besar dari F tabel = 6,55 (p > 0,01). Hasil uji SNK menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna antara kontrol negatif dengan kelompok I, tetapi berbeda bermakna dengan kelompok II, III dan IV. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok I, II, dan III. Kontrol positif berbeda tidak nyata dengan kelompok III. Dari data penelitian dapat disimpulkan bahwa infus buah belimbing wuluh dosis 3,6 g, dan 5,4 g /200 g BB dapat menurunkan kadar klesterol darah tikus. Dosis 5,4 g memberikan efek yang setara dengan gemfibrozil 10,8 mg/200 g BB. Kata kunci : infus, buah belimbing wuluh, kadar kolesterol darah.
STUDI BEBERAPA DOSIS INFUS DAUN SALAM (Syzygium polyanthum Wight Walp) SEBAGAI ANTIDIARE PADA MENCIT (Mus musculus) Sundari .; Masruhen .
Farmasains : Jurnal Farmasi dan Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2010): April-September 2010
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/far.v1i1.428

Abstract

Daun Syzygium pholyanthum Wight Walp masyarakat seringkali menyebutnya dengan sebutan daun salam biasanya digunakan masyarakat sebagai bumbu masak. salam merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki banyak khasiat dalam mengobati berbagai penyakit,salah satunya sebagai obat diare.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antidiare infus daun salam dengan pengamatan jumlah feses, konsistensi feses, serta lama diare. Daun salam diperoleh dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi di Pasuruan. Hewan coba dibagi secara acak menjadi 8 kelompok terdiri dari kelompk yang tidak didiarekan, kelompok kontrol positif, kontrol negatif serta kelompok diberikan infus daun salam secara oral dengan berbeda dosis yaitu 15%, 20%, 25%, 30%, dan 35% b/v. Waktu pengamatan dilakukan setiap 1 jam selama 4 jam, evaluasi hasil dilakukan dengan menghitung jumlah feses, skor kosistensi feses serta lama diare mencit. Analisis hasil penelitian yang digunakan adalah analisis varian ( ANAVA), dilanjutkan dengan uji Student Newman Keuls (SNK). Hasil analisis penelitian diperoleh data bahwa infuse daun salam dengan dosis 25% b/v, memberikan efek daya antidiare terbesar yaitu dengan rata rata jumlah feses 56%, konsistensi feses sebesar 51,77%, serta lama diare 36,66 menit. Infus daun salam dosis 15% rata rata jumlah 46,66%, konsistensi feses 43,26%, serta lama diare 46,66 menit. Salam. Dosis 20% rata rata jumlah feses 42,66%, konsistensi feses 36,18,serta lama diare51,67%. Dosis 30% rata rata jumlah feses 32%,konsistensi feses 33,33%,serta lama diare 53,33%.Dosis 35% rata rata jumlah feses 45,33%, konsistensi feses 41,14%, serta lama diare 51,67%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan daun salam dapat mengurangi jumlah feses, lama diare serta meningkatkan konsisitensitensi feses terhadap mencit. Semakin tinggi dosis infus daun salam yang digunakan untuk antidiare belum tentu daya antidiare infus daun salam semakin meningkat hal itu terbukti bahwa dosis 25% memiliki daya antidiare tertinggi dibanding dosis 15%, 20%, 30%, dan 35%. Dosis 25% memiliki efek yang sama seperti efek yang dihasilkan oleh loperamid dosis 0,052 mg. Berdasarkan hasil penelitian disarankan. Masyarakat menggunakan daun salam sebagai obat antidiare dosis 25%. Isolasi tannin yang terdapat dalam daun salam sehingga zat-zat lainya tidak ikut tersari sehingga memaksimalkan pengobatan diare. Dilakukan penelitian mengenai ED50. Senyawa kimia yang berkhasiat sebagai antidiare ini adalah tannin. Kata kunci: daun Syzygium pholyanthum, diare, infus