Totok Gunawan
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONTRIBUSI FOTO UDARA DALAM IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK HIDROLOGI DI DAERAH PARANGTRITIS DAN SEKITARNYA KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Totok Gunawan
Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1683.184 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13200

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di daerah Parangtritis dan sekitarnya, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kontribusi foto udara dalam identifikasi karakteristik hidrologi. Permasalahan yang dihadapi di daerah Parangtritis adalah masalah ketersediaan sumberdaya air akibat semakin meningkatnya kebutuhan air domestik. Pertanyaan yang timbul adalah berapa besar ketersediaan sumberdaya air melalui identifikasi karakteristik hidrologi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode interpretasi citra penginderaan jauh, foto udara yang digunakan adalah foto udara pankromatik hitam putih berskala 1:25.000 dan 1:10.000, sedang data bantu yang digunakan meliputi peta geologi, peta kontur muka airtanah, dan data pengukuran geolistrik dari data sekunder. Prinsip dasar yang digunakan dalam interpretasi foto udara untuk kajian hidrologi didasarkan pada hubungan antara kenampakan-kenampakan bentanglahan dan proses hidrologi. Pendekatan-pendekatan hidromorfometri, hidrogeomorfologi, dan hidrogeologi digunakan untuk menjelaskan hubungan tersebut. Hasil identifikasi kenampakan-kenampakan bentanglahan dapat disajikan dalam bentuk peta meliputi : peta ekosistem bentanglahan (hasil tumpangtindih peta bentuklahan dan penggunaan lahan), peta daerah aliran sungai (DAS), dan peta hidrogeomorfologi. Karakteristik hidrologi yang dapat diidentifikasi meliputi : (1) tiga jenis pemunculan air : mataair Bito pada ujung pemunculan aliran sungai, mataair Parangtritis dan Parangwedang pada zone atau jalur patahan, mataair beji pada perubahan lereng antara perbukitan batuan gamping dan breksi vulkanik, (2) sepuluh sub DAS yang dapat dipetakan berada di atas perbukitan batuan gamping dan kipas alluvial mampu berfungsi sebagai daerah umpan air (recharge area), (3) tiga lokasi cadangan airtanah potensial yang dapat diidentifikasi : daerah Tirtoharjo, Kretek, dan Parangtritis. Evaluasi kontribusi foto udara dalam identifikasi karakteristik hidrologi menunjukkan bahwa foto udara berskala 1:25.000 lebih menonjolkan kenampakan fisik bentanglahan, sedang skala 1:10.000 lebih menonjolkan detil kenampakan bentuk penutup lahan/penggunaan lahan. 
Kondisi hidrologi terkait dengan perubahan penggunaan lahan DAS Bedog Kabupaten Sleman Totok Gunawan; Slamet Suprayogi; Sigit Heru Murti; Raras Endarto; Wikan Jaya Prihartanto; Nur Aziz Widodo
Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.40974

Abstract

Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji kondisi Fisik DAS Bedog dalam kaitannya respon DAS terhadap hujan, sebagai dasar untuk restorasi air di DAS Bedog. Tujuan kedua adalah untuk mengkaji jejaring irigasi di DAS Bedog kaitannya dengan adanya rekayasa irigasi. Adapun tujuan ketiga adalah mengkaji seberapa besar kelebihan air di DAS Bedog pada saat musim kemarau. Lokasi penelitian dipusatkan pada DAS Bedog yang berada di Lereng Selatan Gunungapi Merapi yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. DAS ini dipilih karena memiliki fungsi penting sebagai resapan air yang menunjang sumber daya air di daerah bawahannya. Lokasi ini juga dianggap sesuai dengan Rencana Strategis UGM (2012-2017) salah satu prioritas riset menekankan pada masalah Penyelamatan Lingkungan Kritis dan Restorasi Lingkungan Daerah Resapan Air. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji aspek fisik yang ada di DAS Bedog dimana fenomena hidrologi yang ada. parameter fisik lahan dianalisis tumpangsusun dengan Sistem Informasi Geografis untuk mendapatkan besaran-besaran koefisien aliran dan besar debit. Nilai hasil tersebut digunakan untuk analisis jaringan irigasi dan pengarian. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan respon DAS terhadap hujan, data penggunaan lahan 2015 dan 2017 didapatkan nilai koefisien aliran (nilai C) adalah 0,47 dan 0,48. DAS Bedog masih relatif baik untuk menyimpan air yakni mampu menyimpan air hujan sekitar 52% sd 53%. Sistem jejaring irigasi di DAS Bedog, sumber airnya sebagian berasal dari pembendungan Sungai Krasak yang dialirkan ke daerah irigasi DAS Bedog, dan terdapat gabungan pembendungan sungai Krasak dan sungai Bedog yang digunakan untuk air irigasi di DAS Bedog . Terdapat lima Bendung untuk kebutuhan irigasi DAS Bedog. Kelebihan air irigasi di DAS Bedog yang bearsal dari Bendung I, II, Bendung III  dialirkan ke Bendung 4, Bendung V, dan dialirkan ke sungai Bedog bagian setelah digunakan irigasi di wilayah irigasi Pulesari. Bendung IV dialirkan ke DAS Bedog untuk mencukupi air irigasi di wilayah irigasi Blumbang dan kelebihan air irigasi dimasukkan ke Bendung V.