Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan

Family Empowerment In Efforts To Prevent And Overcome Anemia In Pregnant Women: Pemberdayaan Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Ibu Hamil Tutik Hidayati Tutik Hidayati; Riska Faraswati
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2022): JPM | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i2.1029

Abstract

Seorang wanita hamil akan mengalami peningkatan volume darah, hal ini menyebabkan kebutuhan akan zat besi juga meningkat. Berdasarkan data remat berkembang Association of southeast Asian Nations (ASEAN) angka kejadian anemia pada ibu hamil diperkirakan antara 20-89% dan angka kejadian anemia tertinggi di  Indonesia sekitar 70%. Anemia memiliki dampak pada ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus, kurang tenaga saat melahirkan, kelahiran premature, BBLR, serta janin mengalami kekurangan gizi saat dalam kandungan dan bisa juga terjadi cacat bawaan terhadap bayinya. Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan keluarga dalam mencegah dan menanggulangi anemia. Pemberdayaan ini di ikuti 34 orang dan dilakukan dengan membekali keluarga terlebih dahulu dengan pengetahuan mengenai masalah dan besaran masalah anemia,  dampak anemia, faktor penyebab, menu makanan pencegahan anemia dan tablet tambah darah. Tahap selanjutnya adalah mendampingi keluarga dalam mengaplikasikan mencegah dan menanggulangi anemia dengan pemberian kacang hijau. Berdasarkan hasil pengabdian didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan tentang anemia pada keluarga. Hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan rata-rata pengetahuan keluarga antara pre test dan post test dengan pemberian kacang hijau pada ibu hamil untuk mencegah dan menanggulagi anemia.Disarankan ibu hamil untuk meningkatkan asupan zat besi melalui makanan dalam mencegahan anemia
Health Education In Grandmothers About Healthy Food For Toddlers: Pendidikan Kesehatan Pada Nenek Tentang Makanan Sehat Bagi Balita TUTIK HIDAYATI
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 8 No. 4 (2022): JPM | Edisi Khusus 2022
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v8i4.1223

Abstract

Makanan pelengkap awal atau makanan pendamping ASI (MP-ASI ) diberikan sebelum usia 6 bulan mengakibatkan dampak negatif jangka panjang dan jangka pendek. Dampak negatif jangka pendek jika bayi diberikan makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan di antaranya adalah bayi kehilangan nutrisi dari ASI, menurunkan kemampuan isap bayi, memicu diare, dan memicu anemia. Sedangkan dampak negatif jangka panjang bila bayi diberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan di antaranya adalah obesitas, hipertensi, arterosklerosis, dan alergi. Tidak tepatnya waktu pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) ini disebabkan oleh beberapa alasan salah satunya adalah karena ibu bekerja. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Posyandu RT bunut Desa Gading pada tanggal 2 November 2021 yang dibantu oleh Bidan Desa setempat  melalui wawancara pada 10 ibu menyusui 5 ibu menyusi usia anak saat ini adalah 4 bulan dan 5 diantaranya usia di atas 6 bulan, mengatakan dianatar mereka ada yang sudah di berikan makanan pendamping ASI sejak usia anak 4 bulan dan sebagian menyampaikan diberikan makanan pendamping ASI setelah 6 bulan. Namun dari hasil wawancara keseluruhan ibu mengatakan masih belum paham bagaimana cara membuat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sesuai usia. WHO dan UNICEF telah merekomendasikan empat hal penting yang harus diperhatikan dalam pemenuhan asupan gizi yang tepat untuk bayi dan anak di bawah usia dua tahun (baduta) yaitu memberikan ASI dini pada bayi dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir,  memberikan asupan ASI eksklusif saja pada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, memberikan makanan pendamping  ASI (MPASI) yang sesuai dan cukup pada bayi mulai usia 6 bulan tengga 26 bulan, dan  melanjutkan pembenan ASI pada bayi hingga berusia 24 bulan atau letih. Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya atau mengembangkan kemandirian yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran, kemampuan, serta mengembangkan iklim yang mendukung kemandirian. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan serta pemahaman tentang mmakanan sehat bergizi untuk anak balita peserta sangat tertarik dan mau belajar lebih lanjut lagi bagaimana pengelolaan makanan yang sehat serta bergizi untuk anak.  Maka dari itu diperlukan suatu upaya berkelanjutan untuk membantu masyarakat dalam hal ini mengenai pemenuhan zat gizi tambahan yang tepat sesuai usia balita dengan melibatakan keluarga (nenek)  guna menurunkan angka kekurangan gizi