Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK MANIS (Citrus x aurantium L.) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti Ratna Widyasari; Fenny Oktaviyeni; Rivo Maghfirandi
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L.) sebagai larvasida Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian in vitro yang dilakukan secara eksperimen dengan 6 kelompok perlakuan yang tiap kelompok berisi 25 ekor larva Aedes aegypti instar III. Uji dilakukan selama 24 jam dengan 3 kali pengulangan dengan konsentrasi berbeda secara berurutan yaitu : 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8%, dan 1%, dan juga dengan kontrol positif (abate). Hasil penelitian menunjukkan persentase mortalitas larvasida Aedes aegypti yang dibunuh oleh ekstrak etanol kulit jeruk dengan konsentrasi 0.2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1%  secara berurutan adalah 77,3% 85,3%, 89,3%, 100% dan 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi 0,8% ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L.) memiliki efektivitas dalam membunuh larva Aedes aegypti. Nilai Lethal concentration (LC50) yang diperoleh sebesar 0,20 % dan Nilai Lethal time (LT50) yang didapat yaitu 9,185 jam.
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Kulit Buah Jeruk Sambal (Citrus microcarpa Bunge) Terhadap Larva Artemia salina L. Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Ratna Widyasari; Dina Yuspitasari; Wilda Wildaniah; Rosi Cahayuni Wahida
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.893 KB) | DOI: 10.37874/ms.v3i1.64

Abstract

Tanaman jeruk sambal (Citrus microcarpa Bunge) merupakan salah satu tanaman yang banyak terdapat di Kalimantan Barat. Kulit buah jeruk sambal mempunyai aktivitas antioksidan kuat dan aktivitas antimikroba, hal ini berkaitan erat dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid dan polifenol, dimana senyawa ini berpotensi sitotoksik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak metanol kulit jeruk sambal bersifat sitotoksik dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan mengetahui nilai LC50 yang dihasilkan. Penelitian eksperimental ini menggunakan ekstrak metanol kulit jeruk sambal dengan pembagian konsentrasi 1000 µg/ml, 750 µg/ml, 500 µg/ml, 250 µg/ml, 100 µg/ml, dan 0 µg/ml dimana pada masing-masing konsentrasi diletakkan 10 ekor larva Artemia salina L. Data kematian larva dikumpulkan dan dianalisis dengan metode analisis probit. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier menunjukkan nilai LC50 dari ekstrak metanol kulit jeruk sambal adalah 234,42 µg/ml.. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak metanol kulit jeruk sambal bersifat sitotoksik yang ditunjukkan dengan harga LC50 < 1000 µg/ml.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK METANOL KULIT JERUK SAMBAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBEL RATNA WIDYASARI; Fadli Fadli; Sri Handayani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1704.78 KB) | DOI: 10.37874/ms.v4i2.129

Abstract

Jeruk Sambal (Citrus microcarpa Bunge) seringnya dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional di Kalimantan Barat, seperti antioksidan dan antibakteri dikarenakan adanya senyawa flavonoid dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dari ekstrak metanol kulit jeruk sambal. Penentuan kadar flavonoid total menggunakan metode spektrofotometri UV-Visibel dengan kuersetin sebagai pembanding. Pengukuran panjang gelombang maksimum kuersetin dilakukan pada panjang gelombang 380 nm – 780 nm dan diperoleh panjang gelombang maksimum kuersetin pada 432 nm. Kadar flavonoid total dihitung dengan persamaan regresi linear y = 0,0068 x + 0,1132 dengan koefisien relasi R2 = 0.9712 yang diperoleh dari kurva kalibrasi kuersetin. Hasil skrining fitokimia menunjukkan kulit jeruk sambal mengandung flavonoid dengan kadar flavonoid total sebesar 0,3324 mg/g.Kata kunci:  Kulit Jeruk Sambal, Penetapan Kadar, Flavonoid, Spektrofotometri UV-Visibel
UJI AKTIVITAS ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL KULIT JERUK MANIS (Citrus x aurantium L) TERHADAP TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI PEPTON 5% Ratna Widyasari; Ratika Ratiningsih
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.233 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i2.100

Abstract

Kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L) mengandung zat flavonoid yang mampu menghambat prostaglandin sehingga mempunyai aktivitas sebagai antipiretik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antipiretik kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L) terhadap tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi pepton 5%. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental dengan rancang acak lengkap. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar sebanyak 15 ekor dengan berat badan 150 – 200 g. Hewan uji dibagi 5 kelompok yaitu kontrol negatif (suspensi Na.CMC 1%), kontrol positif (suspensi parasetamol) dan kelompok uji yaitu pemberian ekstrak kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L) dengan konsentrasi 0,5%, 0,75% dan 1%. Pengukuran suhu dilakukan sebelum pemberian pepton 5%, 1 jam setelah pemberian pepton 5% dan 30 menit sekali setelah perlakuan sampai menit ke – 240. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji anova dan uji LSD (Least significant different). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa ekstrak etanol kulit jeruk manis (Citrus x aurantium L) mempunyai aktivitas antipiretik pada tikus putih jantan galur Wistar dan pada konsentrasi 1% memiliki kemampuan aktivitas sebagai antipiretik
STUDI PENGEMBANGAN INSTRUMEN EDUKASI UNTUK MENURUNKAN RISIKO PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) PADA WANITA DENGAN OBESITAS Ratna Widyasari; Adhisty Kharisma Justicia; Pinda Hutajulu
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2020): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.593 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v5i1.391

Abstract

Women with obesity would experience an increase in lipid. These lipids would be accumulated in the visceral part of the body caused anovulation that is part of the menstrual disorder called polycystic ovary syndrome (PCOS). This study aims to know factors that could affect obese women to change their lifestyle and to develop an instrument to educate obese women to decrease the risk of PCOS. This study consisted of three steps. In the first step, the obese woman was evaluated qualitatively using semi-structured interviews to know their education needs. In the second step, the education instrument was developed based on their education need. In the third step, the instrument education that had been developed was evaluated. The result showed that the kind of factors affecting obese women to change lifestyle was patient inside-factors and patient outside-factor (environment). Most of the patients had low knowledge about the disease and the cure causing misperception and uncompliance. Therefore, the education instrument was developed using the booklet. The result of the evaluation instrument showed that the booklet that had been developed could increase patient knowledge o change patient uncompliance behavior.
Morphology Analysis of Hair Photoinduced and Chemical Damaged After Treatment with Sappan Wood (Caesalpinia sappan L.) Hair Tonic using SEM Dina Yuspita Sari; Ratna Widyasari; Indri Astuti
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 4 (2023): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v6i4.4652

Abstract

Exposure to sunlight for a long time and repeatedly can also cause chemical and physical damage to human hair. Clinically, microscopic analysis using a scanning electron microscope (SEM) can assess hair damage by identifying the characteristic morphology of hair damage. This study aims to analyze the morphology of damaged hair chemically induced using 3% H2O2 and photoinduced UVB radiation before and after applying sappan wood (Caesalpinia sappan) hair tonic. The active ingredients used were ethanol extract, ethanol fraction, and chloroform-methanol fraction of C. sappan, which contains an antioxidant compound. Caesalpinia sappan simplicia was macerated using 96% ethanol and then partitioned using n-hexane. The ethanol fraction was then applied using vacuum column chromatography using chloroform : methanol (5 : 1) as eluent. The extracts and fractions were then formulated into hair tonic preparations. For SEM analysis, hair samples were coated with a sputter gold coater machine and divided into five treatments: undamaged hair, damaged hair with 3% H2O2 and UVB rays as a positive control, and treatment I, II, and III, in which the hair was damaged with 3% H2O2 and UVB rays respectively, then FI, FII, and FIII were applied, respectively (2000x magnification). Damaged hair with UVB induction shows moderate damage, and 3% H2O2 shows moderate to severe damage. The results in the treatment group show that the three hair tonics coated the hair cuticle, indicating an interaction with the hair fiber, and modified the cuticle by coating the cuticle.
Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Kulit Buah Jeruk Sambal (Citrus microcarpa Bunge) Terhadap Larva Artemia salina L. Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Ratna Widyasari; Dina Yuspitasari; Wilda Wildaniah; Rosi Cahayuni Wahida
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v3i1.64

Abstract

Tanaman jeruk sambal (Citrus microcarpa Bunge) merupakan salah satu tanaman yang banyak terdapat di Kalimantan Barat. Kulit buah jeruk sambal mempunyai aktivitas antioksidan kuat dan aktivitas antimikroba, hal ini berkaitan erat dengan kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid dan polifenol, dimana senyawa ini berpotensi sitotoksik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak metanol kulit jeruk sambal bersifat sitotoksik dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) dan mengetahui nilai LC50 yang dihasilkan. Penelitian eksperimental ini menggunakan ekstrak metanol kulit jeruk sambal dengan pembagian konsentrasi 1000 µg/ml, 750 µg/ml, 500 µg/ml, 250 µg/ml, 100 µg/ml, dan 0 µg/ml dimana pada masing-masing konsentrasi diletakkan 10 ekor larva Artemia salina L. Data kematian larva dikumpulkan dan dianalisis dengan metode analisis probit. Berdasarkan hasil dari analisis regresi linier menunjukkan nilai LC50 dari ekstrak metanol kulit jeruk sambal adalah 234,42 µg/ml.. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ekstrak metanol kulit jeruk sambal bersifat sitotoksik yang ditunjukkan dengan harga LC50 < 1000 µg/ml.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK METANOL KULIT JERUK SAMBAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBEL RATNA WIDYASARI; Fadli Fadli; Sri Handayani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v4i2.129

Abstract

Jeruk Sambal (Citrus microcarpa Bunge) seringnya dimanfaatkan sebagai tanaman obat tradisional di Kalimantan Barat, seperti antioksidan dan antibakteri dikarenakan adanya senyawa flavonoid dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid total dari ekstrak metanol kulit jeruk sambal. Penentuan kadar flavonoid total menggunakan metode spektrofotometri UV-Visibel dengan kuersetin sebagai pembanding. Pengukuran panjang gelombang maksimum kuersetin dilakukan pada panjang gelombang 380 nm – 780 nm dan diperoleh panjang gelombang maksimum kuersetin pada 432 nm. Kadar flavonoid total dihitung dengan persamaan regresi linear y = 0,0068 x + 0,1132 dengan koefisien relasi R2 = 0.9712 yang diperoleh dari kurva kalibrasi kuersetin. Hasil skrining fitokimia menunjukkan kulit jeruk sambal mengandung flavonoid dengan kadar flavonoid total sebesar 0,3324 mg/g.Kata kunci:  Kulit Jeruk Sambal, Penetapan Kadar, Flavonoid, Spektrofotometri UV-Visibel