Dalam pasar tradisional perempuan memainkan peranan penting, baik sebagai pedagang maupun sebagai pembeli. Pemerintah telah membuat banyak sekali program dan aturan untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan, salah satunya dengan dikeluarkannya Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarus Utamaan Gender (PUG). Walaupun demikian, diduga persoalan gender perempuan masih terjadi di pasar tradisional, lebih-lebih oleh kondisi informalitas di pasar ini. Penelitian ini berusaha untuk menggali permasalahan yang dihadapi perempuan selama melakukan aktivitasnya di pasar serta mencoba merumuskan desain dan fasilitas bangunan pasar yang peduli terhadap kebutuhan perempuan. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Obyek penelitian adalah pasar tradisional Kota Batu. Data diperoleh dengan cara melakukan observasi, wawancara dan diskusi kelompok terfokus terhadap kelompok pembeli dan pedagang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa desain dan fasilitas yang ada di lokasi penelitian masih tidak peduli perempuan. Mengingat perempuan mempunyai peran-peran khusus seperti pengasuhan anak, maka desain lapak dan sirkulasi juga harus dibuat seergonomis mungkin, dan dibuat tempat khusus untuk merawat anak. Disamping hasil tersebut terdapat temuan penting yaitu belum terlaksananya pengarusutamaan gender dalam pasar tradisional.Kata kunci: pasar tradisional, desain dan fasilitas pasar, pengarusutamaan gender