Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Dimensi Pragma-Dialektis Fatwa Makyun Subuki
AHKAM : Jurnal Ilmu Syariah Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/ajis.v15i2.2856

Abstract

This study aimed to describe Dimension of Pragma-Dialectics Fatwa, especially in deciding the first month of Hijriah, such as Ramadhan, Syawal and Zulhijjah. The fatwa came from three Islamic religion institutions in Indonesia including Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama and Indonesian Council of Ulama. In this case, any fatwa related to the issue is assumed mutual dialogue and trying to find a way out of dissent.DOI: 10.15408/ajis.v15i2.2856
UNIVERSAL PRAGMATICS: MEMPERTIMBANGKAN HABERMAS DALAM PENELITIAN LINGUISTIK Makyun Subuki
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2589 KB) | DOI: 10.15408/dialektika.v2i2.3623

Abstract

Abstract: The aim of this writing was to describe the Habermas theoretical dimension named the universal pragmatics and its contribution in linguistic-especially, critical linguistic-research. In this research, this writer used the library research concerning to the Habermas philosophical and critical ideas. The result showed that, firstly, the universal pragmatics was part of Frankfurt School critical theory which influenced almost all of Habermas social and philosophical thinking. Secondly, the universal pragmatics was the new epistemological basis of pragmatics as science. And thirdly, Habermas tried to enlarging the pragmatics as not the only historical-hermeneutics, but also critical-reflective science.   Abstrak: Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan dimensi teoretis teori Pragmatik Universal yang dikembangkan oleh Habermas dan sumbangan yang diberikannya bagi penelitian linguistik terutama linguistik kritis. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, penulis mengkaji sejumlah literatur yang terkait dengan ide pemikiran filosofis dan pemikiran kritis dari Habermas. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga hal. Pertama, teori pragmatik universal merupakan bagian dari Teori Kritis yang dikembangkan Mazhab Frankfurt yang mempengaruhi hampir seluruh pemikiran sosial dan filsafat dari Habermas. Kedua, teori pragmatik universal merupakan usaha Habermas untuk memberikan dasar epistemologis dari disiplin pragmatik sebagai sebuah ilmu. Ketiga, melalui teori pragmatik universal ini, Habermas mencoba mengembangkan pragmatik tidak lagi sebagai ilmu yang semata-mata bersifat historis-hermeneutis, melainkan juga bersifat kritis-emansipatoris.   Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15408/dialektika.v2i2.3623 
Khilâfah Discourse on Youtube: Hizbut Tahrir Indonesia Scholars’ Perspective Waki Ats Tsaqofi; Makyun Subuki; Arif Zamhari
Buletin Al-Turas Vol 28, No 1 (2022): Buletin Al-Turas
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/bat.v28i1.24732

Abstract

PurposeThis study aimed to reveal how Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)’s scholars, Ismail Yusnto, Felix Siuw, dan Fatih Karim used Youtube as ideological battle. It focused on discussing how texts experienced bias in representing khilâfah and how HTI ustaz used Youtube as a means to scroll their ideology. MethodThe study was qualitative research that used the verbal data of khilâfah discourse uploaded on Youtube as the primary source. Collecting the data, the researchers observed the discursivity of khilâfah as the main theme of discourse presented by HTI’s scholars on their preaching in Youtube. In data analysis, the study applied Norman Fairclough’s critical discourse analysis. Results/FindingsThe study showed that the HTI’s scholars exploited the khilâfah discourse through intellectual and well-packaged ways, one of which was through interesting and innovative videos uploaded on Youtube. The concept of khilâfah conveyed massively by the HTI’s scholars, especially on Youtube led to a single understanding of the khilâfah using HTI’s perspective. ConclusionThere were discourses about the governmental system that can be implemented in a country; and khilâfah was one of alternative system to apply. Khilâfah was not a single system by which a country was said to be Islamic one because Islam does not specifically regulate the government system. Therefore, it is important for the government to invite moderate scholars to enliven the khilâfah discourse to present more comprehensive one. 
Covid-19 Dalam Kolom Opini Koran Kompas: Sebuah Analisis Argumentasi Wulan Pusposari; Makyun Subuki; Nuryani Nuryani
Jurnal Ilmiah SEMANTIKA Vol. 2 No. 02 (2021): Februari
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS) Brebes.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.76 KB) | DOI: 10.46772/semantika.v2i02.382

Abstract

Percepatan kemajuan teknologi menjadikan koran atau surat kabar harus besikap adaptif dengan tampil dalam versi daring dan luring. Kolom opini dalam koran adalah medium bagi penulis untuk menyampaikan gagasan besar pemikirannya. Akan ada banyak argumentasi di luar sana, terutama di masa wabah Covid-19, karena hampir seluruh masyarakat dunia terfokus pada hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur argumentasi pada kumpulan tulisan yang terdapat kata “Covid-19” di setiap judul kolom Opini di koran Kompas versi daring (13 Juli 2020 – 13 Agustus 2020). Secara garis besar metode penelitian ini disebut deskriptif kualitatif. Pengumpulan data bertumpu dengan pengarsipan secara dokumentasi dan penelusuran daring hingga pengkategorian judul artikel. Teknik analisis data menggunakan teknik analysis content. Hasil penelitian yaitu terpilih 10 artikel yang terdapat kata “Covid-19” disetiap judul kolom Opini di koran Kompas versi daring. Adapun kelengkapan unsur-unsur argumentasi kesepuluh tulisan tersebut yaitu kesepuluh artikel telah memenuhi elemen utama unsur-unsur argumentasi yakni claim, data, dan warrant. Namun kesepuluh artikel tidak mendekati kesempurnaan unsur dengan memenuhi elemen pelengkap unsur-unsur argumentasi yaitu backing, qualifer, dan rebuttal
Konstruksi argumentasi putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli No. 07/Pid.B/2013/PN-GS: Kajian linguistik forensik Makyun Subuki; Nuryani; Monita Sholeha; Syihaabul Hudaa; Bambang Hariyanto
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 9 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v9i1.24279

Abstract

Indonesia menjadi salah satu negara yang masih memberlakukan pidana mati sebagai bentuk hukuman. Hal itu direalisasikan dalam banyak perkara pidana yang divonis dengan hukuman mati melalui putusan pengadilan. Sebagai sebuah teks, putusan pengadilan dengan vonis hukuman mati sejatinya adalah praktik penggunaan bahasa sebagaimana teks pada umumnya yang bersifat terbuka untuk dianalisis secara linguistik. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji konstruksi argumentasi putusan pengadilan terkait pidana mati sebagai sebuah teks argumentasi, dengan seluruh pertimbangan hukum menjadi dasar bagi diktum. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik dokumentasi dan menggunakan pendekatan linguistik forensik.  Data yang dianalisis dalam tulisan ini adalah Putusan Pengadilan Negeri Gunung Sitoli No. 07/Pd.B/2013/PN-GS. Hasil penelitian ini meliputi beberapa hal. Pertama, majelis hakim menggunakan kesaksian dari KBP dan SBM yang memiliki tingkat keterlibatan (focalisation) dan tingkat pengetahuan (empathy) yang lebih rendah dari daripada kesaksian YT dan pengakuan RH. Kedua, majelis hakim mengabaikan kesaksian YT dan pengakuan RH mengenai kondisi sebelum dan saat pembunuhan terjadi yang menunjukkan suatu keadaan di mana YT dan RH tidak mengetahui rencana J, RH mendapat ancaman dari dan di bawah kendali J, dan RH melakukan pembunuhan tersebut di bawah ancaman J. Dengan demikain, dapat disimpulkan bahwa karena adanya kriteria “sah dan meyakinkan” dan “berencana dan bersama-sama” tidak dapat terpenuhi secara argumentatif, maka klaim patut dijatuhi pidana mati dapat dikatakan buruk dari sudut pandang teori argumentasi.
Tantangan Kerja Sama Internasional Bidang Pendidikan Tinggi Islam (Studi Kasus: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) Atik Yuliyani; Makyun Subuki; Dadi Darmadi; Adeb Davega Prasna; Asmu'i Asmu'i; Abdil Azizul Furqon
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 02 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i02.3940

Abstract

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi adalah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai pihak. Namun dalam menjalin kerja sama internasional tersebut, terdapat tantangan dan hambatan yang dialami oleh pendidikan tinggi Islam. Penelitian ini bertujuan menganalisis tantangan yang dialami dalam melaksanakan kerjasama internasional pada 3 (tiga) perguruan tinggi keagamaan islam negeri (PTKIN) di Indonesia, yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Walisongo Semarang, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggabungkan metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Data dalam penelitian ini akan diambil secara kuantitatif melalui kuesioner yang akan disebarkan kepada informan secara online yang terdiri dari pimpinan universitas (rektorat dan biro), pimpinan lembaga, pimpinan fakultas, guru besar, dosen dan peneliti, serta mahasiswa asing di lingkungan ketiga perguruan tinggi tersebut. Dengan jumlah narasumber dan responden sebanyak 50 orang pada masing-masing perguruan tinggi. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami oleh ketiga perguruan tinggi keagamaan terletak pada aspek manajemen organisasi masing-masing perguruan tinggi dan dikombinasikan oleh Kementerian agama yang belum menjalankan perannya dengan maksimal. Factor minimnya koordinasi antar universitas Islam negeri maupun Kementerian Agama menambah hambatan yang terjadi saat melakukan kerja sama internasional Selain itu, factor pendanaan juga menjadi penghambat kerja sama Internasional di tiga universitas islam negeri tersebut.
Integrated Application-Based Digital Learning Technology in Successful Learning Activities During the Pandemic Mahsusi Mahsusi; Syihaabul Hudaa; Nuryani Nuryani; Ahmad Bahtiar; Makyun Subuki
Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS) Vol. 4 No. 2 (2023): Journal of Applied Engineering and Technological Science (JAETS)
Publisher : Yayasan Riset dan Pengembangan Intelektual (YRPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37385/jaets.v4i2.1449

Abstract

This study aimed to look at madrasah's efforts in developing a learning system through "digital learning." This was done by examining the digital learning system implemented at MAN in terms of its advantages and disadvantages. The method used in this research was descriptive qualitative, with the data collection techniques employed were direct observation and interviews. Meanwhile, the research location is four MAN in Jakarta and Tangerang area, including. The four madrasahs that became the research locations were MAN Insan Cendekia Serpong (South Tangerang), MAN 1 Tangerang, MAN 4 Jakarta, and MAN 13 Jakarta. The researcher conducted interviews with school parties, namely teachers and principals. The results showed that three madrasahs have well-managed e-learning systems. In this case, they are MAN IC Serpong, MAN 1 Tangerang, and MAN 4 Jakarta. The e-learning system used by each madrasah is E-Learning Madrasah which can be accessed using the web and applications from Play Store. Meanwhile, MAN 13 Jakarta still needs to have its e-learning system and use standard features such as zoom, G-meet, etc. Basically. Madrasahs such as MAN IC Serpong, MAN 4 Jakarta, and MAN 1 Tangerang have registered to utilize the digital learning platform with all the features provided. Meanwhile, MAN 13 Jakarta has yet to register, so it cannot utilize the features contained in the digital learning platform. This research implies that madrasahs have innovated well in digital learning implementation so that learning during the pandemic can run well and smoothly. This research further contributes theoretically and practically to the world of education, especially for madrasas regarded as "second-class" schools. In general, this research contributes to the development of the world of digital learning by providing a valuable platform through the various features provided
IDENTIFYING VALUES OF RELIGIOUS MODERATION THROUGH LEARNING ACTIVITIES Mahsusi Mahsusi; Syihaabul Hudaa; Nuryani Nuryani; Ahmad Bahtiar; Makyun Subuki
Al-Qalam Vol 29, No 1 (2023)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/alq.v29i1.1205

Abstract

Religious intolerance is a significant problem in Indonesia. This concern arises along with offline learning activities. Students who were previously limited in their activities can now move freely on campus. The lack of insight into religious tolerance causes new individuals to become intolerant easily. The purpose of this article is to explain how to implement the values of religious tolerance through compulsory general Indonesian language courses. This research belongs to the descriptive qualitative type using a direct-action research approach. The stages of this research were carried out with the introduction of Indonesian language courses, the provision of semester learning plans, discussion of materials 1-13, and the implementation of religious moderation in short writing production material. The discovery learning model used is Jerome Bruner's theory. The media used as an analysis material is the Tanda Tanya film directed by Hanung Bramantyo. Respondents in this study were 105 people taken from various scientific backgrounds at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Random sampling aims to get natural results without any assumption of data manipulation and selection of data sources. This research was conducted in two stages, including first data collection, evaluation, and second data collection. It was found that the students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta were able to find moderation values in the Tanda Tanya film. A total of 78 students have been able to analyze the meaning of religious moderation. Then, 14 students understood the meaning of moderation contained in the film through the discovery learning model.
RADIKALISME ISLAM POPULER: ANALISIS WACANA KRITIS TERHADAP BAHASA USTAZ SELEBRITIS DALAM AKSI BELA ISLAM Makyun Subuki
Widyaparwa Vol 51, No 1 (2023)
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/wdprw.v51i1.1298

Abstract

The sequences of actions to defend Islam at the end of 2016 were often called the rise of Indonesia's radical Islam. This paper attempts to describe the Indonesian radical Islamic movement in motivating the masses to engage in acts of defending Islam. The data in this paper comes from the discursive practices of islamic televangelists quoted in the mass media. The data was collected through document study and categorized based on the Fairclough model of critical discourse analysis framework. Based on the analysis conducted, there are three important findings. First, textually, the discursive practices of islamic televangelists mobilizing people in actions to defend Islam have an intertextual relationship with the discursive practices of radical Islamic figures in Indonesia. Second, their discursive practices eventually form an order of discourse regarding Islamic movements from the point of view of radical popular Islam. Third, based on an analysis of the dimensions of social practice, the order of discourse regarding Islamic movements will further motivate Muslims to engage in actions to defend Islam.Rangkaian aksi bela Islam di akhir 2016 disebut sebagai bangkitnya Islam radikal Indonesia. Tulisan ini mencoba untuk memerikan gerakan Islam radikal Indonesia dalam memotivasi massa untuk terlibat dalam aksi bela Islam. Data dalam tulisan ini berasal dari praktik diskursif ustaz selebritis yang dikutip di media massa. Data dikumpulkan melalui studi dokumen dan dikategorisasi berdasarkan kerangka kerja analisis wacana kritis model Fairclough. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat tiga temuan penting. Pertama, secara tekstual, praktik diskursif ustaz selebritis menggerakkan umat dalam aksi bela Islam memiliki hubungan intertekstual dengan praktik diskursif tokoh Islam radikal di Indonesia. Kedua, praktik kewacanaan mereka akhirnya membentuk sebuah order of discourse mengenai gerakan Islam dari sudut pandang Islam populer yang radikal. Ketiga, berdasarkan analisis dimensi praktik sosial, order of discourse tentang gerakan Islam selanjutnya turut memberikan motivasi kepada umat Islam terlibat dalam aksi bela Islam.