KATNI KATNI
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

HUBUNGAN JIWA-RAGA DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA KATNI KATNI
AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM Vol 6, No 1 (2016): AL-IDARAH: JURNAL KEPENDIDIKAN ISLAM
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.737 KB) | DOI: 10.24042/alidarah.v6i1.788

Abstract

This study discusses the life philosophy of Ibn Sina that the human soul is divided into three namely (1). Soul plants (2). Animal souls (3). The Human souls. The human soul has two power that is practical to do with the power agency and daya teoritis yang hubungannya dengan hal-hal yang abtrak. The theoretical power has four levels namely, material sence, sence al-angle, The actual sense, sense mustafad. Based on the assessment that the four stages of the mind is a stage of human thinking to acquire knowledge. Humans acquire the knowledge necessary to practice and study hard from material sense to the sense mustafad. It can be used as a foundation in providing curriculum materials on human education. My mind and body are intimately connected. The influence of the soul to the body is not enforced, whenever the soul wants to move the soul, then the price will be asked. It provides recommendations for the development of educational curriculum should put the education of the soul footstool headliner. Ibn Sina formulate curriculum development based on the age of the child's developmental level. Age 3-5 years the formation of a physical, mental and moral. Age 6-14 years: includes reading and memorizing the Koran, religion subject, arabic, poetry lesson, and sports, teaching skills, appropriate talent. Age 14 years to the top, subjects given selected according to their talents and interests of children towards a professional or an expert in a particular field. Keywords: relationship of soul and body, Islamic education curriculum
PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF NEUROSAINS Katni Katni; Rohmadi Rohmadi
Ruhama : Islamic Education Journal Vol 1, No 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Program Pascasarjana UMSB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/ruhama.v1i1.820

Abstract

Pengembangan kurikulum di Indonesia telah banyak mengalami perubahan yang terbaru adalah pengembangan kurikulum 2013 pada madrasah dan sekolah. Sedangkan pada perguruan tinggi pengembangan kurikulum mengacu pada SNPT dan KKNI dari sisi dokumen telah baik. Banyak hal yang dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum, salah satunya landasan psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Kenapa psikologi belajar dan psikologi perkembangan karena pada cabang ilmu psikologi kedua-duannya mengkaji secara mendalam manusia yang menjadi subyek dan obyek pendidikan baik dari sisi perkembangannya maupun dari cara memperoleh pengetahuan. Dalam pengembangan kurikulum aspek psikologi sangat penting dipertimbangkan, pada implementasi kurikulum faktor psikologi perkembangan dan psikologi belajar mutlak harus dipahami oleh guru. Ilmu neurosains pendidikan sangat mendukung, untuk melengkapi  psikologi perkembangan dan psikologi belajar sebagai pendekatan dalam mengembangkan kurikulum dan implemnetasinya diseluruh tingkatan. Cara mendidik manusia agar berkembang maksimal melalui kerja pendidikan adalah sebagai berikut: 1). Untuk mendapatkan efek pengayaan, stimulus harus baru. 2). Stimulus harus menantang. 3). Stimulus Harus koheren dan bermakna. 4). Pembelajaran harus terjadi sepanjang waktu. 6). Harus ada sebuah cara bagi otak untuk belajar dari stimuli yang baru dan menantang.  Keenam hal ini, sebagai perspektif baru yang dapat dimaksukkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum pendidikan Islam.Kata Kunci : Pengembangan, Implementasi, Kurikulum, Pendidikan Islam, Neurosains
Tahfidz Management Pesantren Darut Tilawah Ponorogo Jawa Timur Indonesia Sanudin Sanudin; Katni Katni; Anip Dwi Saputro
Ruhama : Islamic Education Journal Vol 4, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Program Pascasarjana UMSB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31869/ruhama.v4i1.2606

Abstract

This research discusses the management of the Al-Qur'an tahfidz program at the Darut Tilawah Islamic Boarding School Muneng Balong Ponorogo, East Java, Indonesia. Includes planning, implementation and evaluation. The research method used in this research is a qualitative method by collecting data through interviews, documentation and observation. The findings of this study can be concluded 1). Planning for the Tahfidz Al-Qur'an program at the Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo Islamic Boarding School is divided into two, namely: Boadring School Management and Tahfidz Program Management specifically from the aspect of educators, infrastructure, and evaluation. 2). The process of implementing the Tahfidz Al-Qur'an program at the Darut Tilawah Muneng Balong Ponorogo Islamic Boarding School uses the repetition method, the guidance technique and the rest of the time in one room. After dhuhur one juz, before Asr prayer half juz after Ashr prayer read bi nadzor simultaneously per class muroja'ah for two hours totaling half juz, after isya' muroja'ah two hours amounting to half juz. 3). evaluation of recitation of the Qur'an is carried out twice. a. Every day after dawn. b. Once every semester and it is called the tahfidz quarantine program. The aspects that are assessed are: aspects of fluency memorization, recitation, fashahah and morals or attitudes.
ANALISIS HADITS NABI MENGENAI FITRAH MANUSIA UNTUK MENEMUKAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM admin admin; Katni katni
TAMADDUN : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan Vol 18 No 2 (2017): Tamaddun Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makna fitrah dalam hadits Nabi Muhammad Saw merupakan potensi (fisik, akal, ruhani (hati) yang menjadi obyek untuk didik dalam sasaran pendidikan Islam. Berupa potensi ber Tuhan/beragama, potensi berfikir, potensi berbuat kebaikan, potensi mengrusak/berbuat keburukan, dan potensi fisik yang dapat dibina dan ditumbuhkembangkan melalui kerja pendidikan. Tujuan pendidikan Islam harus mampu mengembangkan fitrah/potensi manusia (fisik, akal, ruhani (hati) dan potensi beragama/ber Tuhan. Pendidikan Islam sebagai manifestasi insan kamil (good man) yang memiliki orientasi tujuan untuk mengembangkan potensi (fitrah) nya serta mengembangkannya secara sinergi dan tawazun (seimbang) antara seluruh potensi manusia untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan petunjuk Allah dalam al-Qur’an dan Al Hadits. Menjadi pribadi yang beriman bertakwa kepada Allah, memiliki akhlak yang mulia, serta memiliki keterampilan hidup sesuai bakat dan minatnya untuk mempertahankan hidup manusia, menyebarkan risalah ajaran Islam, sebagai khalifah dimuka bumi yang beramar ma’ruf nahi munkar dan beribadah kepada Allah Swt dalam ridhanya.
AJARAN JILBAB DALAM AL-- HADITS admin admin; Katni katni
TAMADDUN : Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan 2014: JANUARI
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/tamaddun.v0i0.67

Abstract

Jilbab adalah pakaian terusan panjang yang menutupi seluruh badan kecuali muka, tangan dan kaki yang biasa dikenakan oleh para wanita muslimah. Jilbab disyariatkan dalam Islam untuk menanamkan suatu tradisi yang menyeluruh (universal) dan penting untuk mencabut akar-akar kerusakan akhlak yang buruk atau dalam bahasa umum disebut sebagai rusaknya moral. Syariat jilbab atau pakaian esensinya adalah untuk menutup pergaulan bebas. syarat jilbab/ pakaian wanita adalah sebagia berikut: Pertama, Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Kedua, Longgar sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh wanita. Ketiga, Pakaian atau jilbab terbuat dari bahan yang cukup tebal sehingga dapat menyembunyikan warna kulit yang ditutupinya dan sekaligus juga bentuk tubuh wanita. Keempat, Tidak berwarna mencolok, yang sama artinya dengan memamerkan tubuh dan menarik perhatian orang. Kelima, Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita non muslim atau kafir Keenam, Tidak menyerupai pakaian kaum laki-laki.