Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERBEDAAN MODEL BUDIDAYA DENGAN FLUKTUASI KUALITAS AIR UNTUK PERTUMBUHAN UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) POLA INTENSIF Mochammad Feryrul Ilham; Sri Andayani; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 3 (2021): JFMR VOL 5 NO.3
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.3

Abstract

Water quality can affect the survival and growth of aquatic organisms considering water is a living medium for fish. This study aims to determine how the effect of different models of different ponds on water quality fluctuations for the growth of white shrimp (L. vannamei) intensive pattern. The method used in this study is a comparative descriptive method. The statistical test used is using T test two samples (independent). The main parameters in this study were the results of measuring the growth of white shrimp (L. vannamei) while the supporting parameters in this study were measurements of water quality and total bacteria. The results of this study can be seen that differences in cultivation models have a significant effect on temperature, pH (Power of Hydrogen), DO (Dissolved oxygen), nitrate and have no significant effect on salinity, ammonia and nitrite. The average Specific Growth Rate (SGR) of vaname shrimp in the indoor culture model is 4.5±0.003%/day and the average Growth Rate (GR) is 0.29±0.024 g/day. While the outdoor cultivation model is 3.9±0.003%/day and the average Growth Rate (GR) is 0.26±0.017 g/day.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KASAR DAUN API-API (Avicennia marina) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophilla Dwi Ratih Sulistyorinie; Sri Andayani; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 2 (2020): JFMR VOL 4. NO.2
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.10

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Adanya serangan penyakit pada budidaya ikan koi seperti Aeromonas hydrophilla dapat menyebabkan kerugian ekonomi dalam budidaya. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengobati serangan bakteri A. hydrophilla salah satunya menggunakan fitofarmaka ekstrak kasar daun api-api (Avicennia marina). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak kasar daun api-api (A. marina) serta mengetahui dosis terbaik terhadap histopatologi hati ikan koi yang diinfeksi bakteri A. hydrophilla. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan A (10 ppm), perlakuan B (30 ppm), perlakuan C (50 ppm) dan perlakuan D (70 ppm). Ikan koi (C. carpio) diinfeksi dengan bakteri A. hydrophilla dengan kepadatan 107 sel/ml. Perendaman ekstrak kasar daun api-api (A. marina) dilakukan pada hari pertama setelah penginfeksian bakteri selama 48 jam. Hasil pengamatan histopatologi hati pada ikan koi diperoleh adanya kerusakan berupa kongesti, hemoragi dan nekrosis pada organ hati. Perendaman dengan ekstrak kasar daun api-api (A. marina) menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata (P>0,05) hal ini terbukti dari semakin tinggi dosis ekstrak yang digunakan semakin rendah kerusakan pada hati ikan. Oleh karena itu, perendaman ekstrak kasar daun api-api (A. marina) mampu memberikan efek penyembuhan pada ikan koi (C. carpio) yang diinfeksi bakteri A. hydrophilla. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terendah didapatkan pada perlakuan A (10 ppm) dan hasil terbaik ada pada perlakuan D (70 ppm).
Aktivitas Antagonis Bacillus subtilis terhadap Streptococcus iniae dan Pseudomonas fluorescens (ANTAGONIST ACTIVITY OF BACILLUS SUBTILIS AGAINST STREPTOCOCCUS INIAE AND PSEUDOMONAS FLUORESCENS) Budianto Budianto; Heny Suprastyani
Jurnal Veteriner Vol 18 No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.135 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.3.409

Abstract

Intensification of fish farming has caused various impacts, for example diseases in fish. One of the diseases in fish is a bacterial disease. The use of probiotic bacteria as an antimicrobial agent, which is relatively safe and effective, is a strategy to treat the disease. Bacillus subtilis is probiotic bacteria which can produce bacteriocin compounds and has antagonistic effects against both Gram negative and Gram positive bacteria. The aim of this study was to evaluate the antagonist activity of B. subtilis against Streptococcus iniae and Pseudomonas fluorescens. Antagonist activity test was done by using paper disc diffusion against the bacteria. The variations on the test paper disc method used were based on the difference of B. subtilis incubation time, such as: 0, 6, 12, 18, 24 and 30 hours. The results showed B. subtilis (generation time = 30.62 min) produced antibacterial compounds which inhibited the growth of the bacteria. Antagonist activity was detected in early exponential phase, six hours, with inhibition zone diameter of 7.28 ± 0.18 mm (S. iniae) and 6.75 ± 0.11 mm (P. fluorescens) and reached optimum at early stationary phase, 24 hours, the inhibition zone diameter of 8.84 ± 0.28 mm (S. iniae) and 9.14 ± 0.91 mm (P. fluorescens). It can be concluded that B. subtilis can contribute in controlling the spread of bacterial diseases in fish farming, particularly caused by S. iniae and P. fluorescens ABSTRAK Intensifikasi budidaya ikan telah menyebabkan berbagai dampak, seperti penyakit pada ikan. Salah satunya adalah penyakit bakteriawi. Penggunaan bakteri probiotik sebagai agen antimikrob yang aman dan efektif adalah salah satu strategi untuk menanggulangi penyakit tersebut. Bacillus subtilis merupakan bakteri probiotik yang dapat memproduksi senyawa bakteriosin dan memiliki efek antagonis terhadap bakteri Gram negatif dan positif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi aktivitas antagonis dari B. subtilis terhadap Streptococcus iniae dan Pseudomonas fluorescens. Uji aktivitas antagonis dilakukan dengan menggunakan difusi cakram kertas terhadap bakteri uji. Variasi perlakuan pada uji cakram kertas adalah menggunakan perbedaan waktu inkubasi B. subtilis, yaitu waktu inkubasi 0, 6, 12, 18, 24 dan 30 jam. Berdasarkan hasil penelitian, B. subtilis (waktu generasi=30,62 menit) dapat memproduksi senyawa antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji. Aktivitas antagonis terdeteksi pada awal fase eksponensial yaitu inkubasi enam jam, dengan diameter zona hambat sebesar 7,28 ± 0,18 mm (S. iniae) dan 6,75 ± 0,11 mm (P. fluorescens) dan mencapai optimum pada awal fase stasioner yaitu inkubasi 24 jam, dengan diameter zona hambat sebesar 8,84 ± 0,28 mm (S. iniae) dan 9,14 ± 0,91 mm (P. fluorescens). Dapat disimpulkan bahwa B. subtilis dapat berperan dalam pengendalian penyebaran penyakit bakteri pada budidaya ikan, khususnya yang disebabkan oleh S. iniae dan P. fluorescens.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK Chaetoceros calcitrans TERHADAP BAKTERI Aeromonas salmonicida Mr. Maftuch; Febby Hadi Setyawan; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 2, No 1 (2018): JFMR VOL 2 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.748 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.01.6

Abstract

The impact of use antibiotic can cause problems on aquaculture such as bacterial resistance and residues for consumer. Therefore, one of alternatives that can be used to inhibit or kill bacteria, one of which is the use of plankton Chaetoceros calcitrans. This research aims to know the influence of the granting C. calcitrans extract that can inhibit or kill bacteria and know the best dose for inhibit A. salmonicida bacteria. The experiment method  used randomize completely design consist of four treatment and two control. A treatment (0.3 ppm), B treatment (15.3 ppm), C treatment (30.3 ppm),  D treatment (45.3 ppm), positive control (add chlorampenicol 5ppm) and negative control (without extract). The result of research showed the highest average of clear zone diameter in D treatment 5.37 mm and the lowest average of clear zone diameter in A treatment 2.89 mm, with linear equation y = 3.2067 + 0.0509x and coefficients R2 = 0.9262. The relationship between C. calcitrans extract in inhibitng gwoth of A. salmonicida bacteria showed that the average diameter of the clear zone has increase in line with the addition of extracts. Form the research showed that the extract of C. calcitrans was bacteriostatic (inhibits the growth of bacteria) and best obtained at the treatment dosage of D with a dose of 45.3 ppm and included into the category of middle.
Penggunaan Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Sebagai Pupuk Dengan Salinitas Yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan, Biomassa Dan Klorofil-A Pada Mikroalga Chlorella Vulgaris Ana Evita Aulia; Yunita Maimunah; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 5, No 1 (2021): JFMR VOL 5 NO.1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.8

Abstract

Kultur Chlorellah vulgaris umumnya menggunakan pupuk Pro Analisis (PA), mahalnya harga pupuk PA menjadi dasar pencarian pupuk alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi C. vulgaris. Pupuk alternatif tersebut yaitu pupuk organik berbahan baku daun lamtoro (L. Leucocephala) yang diekstrak. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui mengetahui pengaruh perbedaan salinitas dan mengetahui nilai salinitas yang optimal pada pupuk ekstrak daun lamtoro untuk laju pertumbuhan, biomassa dan klorofil-a C.  vulgaris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah pupuk ekstrak daun lamtoro (L. Leucocephala) dosis 1,75 ml/l dengan salinitas 30 ppt, 35 ppt, 40 ppt dan kontrol (walne 1 ml/l) salinitas 30 ppt. Parameter utama yang diamati yaitu pertumbuhan, biomassa dan klorofil-a C. vulgaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk ekstrak daun lamtoro (L. Leucocephala) dengan salinitas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, biomassa dan klorofil-a C. vulgaris. Perlakuan terbaik selama penelitian didapatkan hasil laju pertumbuhan spesifik 1,94/hari pada salinitas 35 ppt, biomassa sebesar 0,403 g/l pada salinitas 35 ppt dan klorofil-a sebesar 0,018 µg/ml pada salinitas 35 ppt. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakan salinitas 34 untuk penelitian lanjutan sesuai dengan hasil maksimum agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK Chaetoceros calcitrans TERHADAP BAKTERI Aeromonas salmonicida Mr. Maftuch; Febby Hadi Setyawan; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 2 No. 1 (2018): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2018.002.01.6

Abstract

The impact of use antibiotic can cause problems on aquaculture such as bacterial resistance and residues for consumer. Therefore, one of alternatives that can be used to inhibit or kill bacteria, one of which is the use of plankton Chaetoceros calcitrans. This research aims to know the influence of the granting C. calcitrans extract that can inhibit or kill bacteria and know the best dose for inhibit A. salmonicida bacteria. The experiment method  used randomize completely design consist of four treatment and two control. A treatment (0.3 ppm), B treatment (15.3 ppm), C treatment (30.3 ppm),  D treatment (45.3 ppm), positive control (add chlorampenicol 5ppm) and negative control (without extract). The result of research showed the highest average of clear zone diameter in D treatment 5.37 mm and the lowest average of clear zone diameter in A treatment 2.89 mm, with linear equation y = 3.2067 + 0.0509x and coefficients R2 = 0.9262. The relationship between C. calcitrans extract in inhibitng gwoth of A. salmonicida bacteria showed that the average diameter of the clear zone has increase in line with the addition of extracts. Form the research showed that the extract of C. calcitrans was bacteriostatic (inhibits the growth of bacteria) and best obtained at the treatment dosage of D with a dose of 45.3 ppm and included into the category of middle.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KASAR DAUN API-API (Avicennia marina) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI IKAN KOI (Cyprinus carpio) YANG DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophilla Dwi Ratih Sulistyorinie; Sri Andayani; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 4 No. 2 (2020): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.02.10

Abstract

Ikan koi (Cyprinus carpio) adalah salah satu komoditas ikan air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Adanya serangan penyakit pada budidaya ikan koi seperti Aeromonas hydrophilla dapat menyebabkan kerugian ekonomi dalam budidaya. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengobati serangan bakteri A. hydrophilla salah satunya menggunakan fitofarmaka ekstrak kasar daun api-api (Avicennia marina). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak kasar daun api-api (A. marina) serta mengetahui dosis terbaik terhadap histopatologi hati ikan koi yang diinfeksi bakteri A. hydrophilla. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Perlakuan A (10 ppm), perlakuan B (30 ppm), perlakuan C (50 ppm) dan perlakuan D (70 ppm). Ikan koi (C. carpio) diinfeksi dengan bakteri A. hydrophilla dengan kepadatan 107 sel/ml. Perendaman ekstrak kasar daun api-api (A. marina) dilakukan pada hari pertama setelah penginfeksian bakteri selama 48 jam. Hasil pengamatan histopatologi hati pada ikan koi diperoleh adanya kerusakan berupa kongesti, hemoragi dan nekrosis pada organ hati. Perendaman dengan ekstrak kasar daun api-api (A. marina) menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata (P>0,05) hal ini terbukti dari semakin tinggi dosis ekstrak yang digunakan semakin rendah kerusakan pada hati ikan. Oleh karena itu, perendaman ekstrak kasar daun api-api (A. marina) mampu memberikan efek penyembuhan pada ikan koi (C. carpio) yang diinfeksi bakteri A. hydrophilla. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terendah didapatkan pada perlakuan A (10 ppm) dan hasil terbaik ada pada perlakuan D (70 ppm).
Penggunaan Ekstrak Daun Lamtoro (Leucaena Leucocephala) Sebagai Pupuk Dengan Salinitas Yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan, Biomassa Dan Klorofil-A Pada Mikroalga Chlorella Vulgaris Ana Evita Aulia; Yunita Maimunah; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 1 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.01.8

Abstract

Kultur Chlorellah vulgaris umumnya menggunakan pupuk Pro Analisis (PA), mahalnya harga pupuk PA menjadi dasar pencarian pupuk alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan nutrisi C. vulgaris. Pupuk alternatif tersebut yaitu pupuk organik berbahan baku daun lamtoro (L. Leucocephala) yang diekstrak. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui mengetahui pengaruh perbedaan salinitas dan mengetahui nilai salinitas yang optimal pada pupuk ekstrak daun lamtoro untuk laju pertumbuhan, biomassa dan klorofil-a C.  vulgaris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah pupuk ekstrak daun lamtoro (L. Leucocephala) dosis 1,75 ml/l dengan salinitas 30 ppt, 35 ppt, 40 ppt dan kontrol (walne 1 ml/l) salinitas 30 ppt. Parameter utama yang diamati yaitu pertumbuhan, biomassa dan klorofil-a C. vulgaris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk ekstrak daun lamtoro (L. Leucocephala) dengan salinitas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, biomassa dan klorofil-a C. vulgaris. Perlakuan terbaik selama penelitian didapatkan hasil laju pertumbuhan spesifik 1,94/hari pada salinitas 35 ppt, biomassa sebesar 0,403 g/l pada salinitas 35 ppt dan klorofil-a sebesar 0,018 µg/ml pada salinitas 35 ppt. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar menggunakan salinitas 34 untuk penelitian lanjutan sesuai dengan hasil maksimum agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
PERBEDAAN MODEL BUDIDAYA DENGAN FLUKTUASI KUALITAS AIR UNTUK PERTUMBUHAN UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) POLA INTENSIF Mochammad Feryrul Ilham; Sri Andayani; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 3 (2021): JFMR
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.03.3

Abstract

Water quality can affect the survival and growth of aquatic organisms considering water is a living medium for fish. This study aims to determine how the effect of different models of different ponds on water quality fluctuations for the growth of white shrimp (L. vannamei) intensive pattern. The method used in this study is a comparative descriptive method. The statistical test used is using T test two samples (independent). The main parameters in this study were the results of measuring the growth of white shrimp (L. vannamei) while the supporting parameters in this study were measurements of water quality and total bacteria. The results of this study can be seen that differences in cultivation models have a significant effect on temperature, pH (Power of Hydrogen), DO (Dissolved oxygen), nitrate and have no significant effect on salinity, ammonia and nitrite. The average Specific Growth Rate (SGR) of vaname shrimp in the indoor culture model is 4.5±0.003%/day and the average Growth Rate (GR) is 0.29±0.024 g/day. While the outdoor cultivation model is 3.9±0.003%/day and the average Growth Rate (GR) is 0.26±0.017 g/day.