This Author published in this journals
All Journal VALENSI
Sandra Hermanto
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Profil dan Karakteristik Lemak Hewani (Ayam, Sapi dan Babi) Hasil Analisa FTIR dan GCMS Sandra Hermanto; Anna Muawanah; Rizkina Harahap
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.3, November 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3137.171 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i3.219

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang analisa profil dan karakteristik beberapa lemak hewani sebagaistudi pendahuluan dalam rangka pengembangan metode analisa kehalalan pangan. Samplingdilakukan terhadap tiga jenis sampel jaringan lemak hewani yang meliputi lemak ayam, lemak sapidan lemak babi. Sampel jaringan lemak ayam dan sapi diperoleh dari pasar tradisional sedangkansampel jaringan lemak babi diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan di daerah Jakarta Timur.Masing-masing sampel jaringan lemak diekstrak dengan pemanasan langsung dan selanjutnyadianalisa sifat fisikokimianya meliputi bobot jenis, indeks bias, titik leleh, bilangan asam, bilanganiod dan bilangan penyabunan. Analisa lebih lanjut dilakukan dengan metode FTIR (FourierTransform Infra red) dan GCMS (Gas Chromatography Mass Spectromtery) untukmengidentifikasi spesifitas masing-masing lemak berdasarkan pola serapan gugus fungsi dankomposisi asam lemaknya. Hasil analisa sifat fisikokimia yang diperoleh menunjukkan bahwa tidakterdapat perbedaan yang cukup signifikan untuk masing-masing sampel lemak kecuali untuk titikleleh, bilangan iod dan bilangan penyabunannya. Hasil analisa FTIR menunjukkan adanyaperbedaan pola serapan yang khas pada daerah 3010, 1110-1095 dan 975-965 cm-1 yangmerepresentasikan tingkat perbedaan komposisi asam lemak pada masing-masing sampel. Hal inidiperkuat dengan hasil analisa GCMS yang membuktikan adanya perbedaan kandungan SFA(saturated fatty acid), MUFA (monounsaturated fatty acid) dan PUFA (polyunsaturated fattyacid) pada ketiga sampel.
Profil Protein Escherichia coli Hasil Inaktivasi Iradiasi Gamma Sebagai Bahan Vaksin Mastitis Sandra Hermanto; I Sugoro; Ikmalia Ikmalia
Jurnal Kimia Valensi Jurnal valensi Volume 1, No.2, Mei 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2021.146 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i2.214

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil protein Escherichia coli hasil iradiasi gammasebagai bahan vaksin mastitis inaktif. Kultur sel (108 sel/ml) diinaktivasi dengan dosis radiasisebesar 600, 700, 800, 900 dan 1000 Gy. Kultur sel dianalisis kandungan protein intraselulardan ekstraselular dengan metode Lowry. Profil protein dianalisis dengan menggunakan SDSPAGEdengan konsentrasi gel 10% dan standar berat molekul kisaran 10 – 220 kDa. Hasilpercobaan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan kadar protein intraselular danekstraselular secara signifikan dengan semakin tingginya dosis iradiasi, demikian pula denganjumlah pita protein, tetapi intensitas setiap pita menunjukkan adanya perbedaan. Perbedaanintensitas protein tertinggi terjadi pada dosis 900 dan 1000 Gy. Hal ini menunjukkan bahwairadiasi gamma mampu menginaktivasi sel bakteri tetapi tidak merusak protein secara totalsebagai salah satu bahan antigen vaksin.
Pengaruh Kosubstrat Tapioka terhadap Serapan Mineral Jamur Tiram Putih Sandra Hermanto; Irawan Sugoro
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.5, November 2009
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2757.509 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i5.305

Abstract

Karakterisasi Senyawa Aktif Pengendali Hama Kutu Beras (Sitophilus Oryzae L) Dari Distilat Minyak Atsiri Pandan Wangi (P.Amaryllifolius Roxb.) Dede Sukandar; Sandra Hermanto; Septyani Nurichawati
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.3, November 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v1i3.222

Abstract

Telah dilakukan penelitian uji penolakan distilat minyak atsiri pandan wangi (P.amaryllifolisRoxb.) terhadap hama kutu beras (Sitophilus oryzae L). Penelitian ini menggunakan rancanganacak lengkap sebagai rancangan penelitian. Uji penolakan menunjukkan fraksi A (41 – 500C)signifikan menolak hama kutu beras. Fraksi ini memberikan persen penolakan sebesar 32,22;29,44; dan 13,30 % untuk tiap konsentrasinya (10, 15, dan 20%). Hari pertama hingga hari ketigamerupakan hari efektif fraksi ini menolak hama kutu beras, sedangkan pada hari berikutnyapersen penolakan berkurang tajam. Analisa GC-MS, UV-Vis, dan FTIR menunjukkan bahwasenyawa fraksi ini muncul pada waktu retensi 1,39 dan 1,44; memiliki puncak spektra uv padapanjang gelombang 205 nm (A=0,1268), dan bilangan gelombang. 3129, 1400, 1108, 617 cm-1.
Karakterisasi Senyawa Hasil Isolasi dari Ekstrak Etil Asetat Daun Namnam (Cynometra Cauliflora L.) yang Memiliki Aktivitas Antibakteri Tiah Maharani; Dede Sukandar; Sandra Hermanto
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 2, No. 1, Mei 2016
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v2i1.3084

Abstract

Namnam is known as a plant family of fabacea that contains phenolic compounds with diverse biological activities including antibacterial. The aim of this study was to isolate and characterize the antibacterial activity of compounds isolated from ethyl acetate extract of the leaves namanam (Cynometra cauliflora L.). Extraction was done by maceration, fractionation by column chromatography, antibacterial essay by disc diffusion method, and characterization of compounds with UV-Vis, FTIR spectroscopy and LCMS. Ethyl acetate extracts have antibacterial activity with inhibition zone respectively 12.25 and 6.00 mm to Escherecia coli and Stapilococcus aureus at a concentration of 100,000 ppm. The results of column chromatography fractions 23-30 yielded three isolates with Rf 0.20 cm; 0.33 cm and 0.87 cm. Characteristics of antibacterial active compounds in isolates 2 (Rf 0.33 cm) is based on the analysis results are UV-Vis absorption at λmaks 206.93 nm, 268.40 nm, 328.58 nm, 383.98 nm and 386.98 nm , FTIR (KBr) showed -OH group 3415.68 cm-1, CH 2958.10 cm-1, C = C aromatic 1651.18 cm-1, C-OH cyclic 1019.88 cm-1 and CH aromatic 694.56 cm-1 and LCMS produce three main peak at a retention time of 4.82; 6.87 and 7.64 which is thought to be the compound 2-isopropyl-5-metilsikloheksil 2-hidroksipropanoat, Cuelure, and 2-[(2-Hydroxycyclohexyl) oxy] cyclohexanecarboxylate.   Key word: antibacterial, disc diffusion, Namnam (Cynometracauliflora L.). DOI: http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v2i1.3084
Analisis Kadar Akrilamida Dalam Sediaan Roti Kering Secara KCKT Sandra Hermanto; Robiatul Adawiyah
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 2, No.1, November 2010
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jkv.v2i1.235

Abstract

Akrilamida merupakan zat yang berbahaya dan berpotensi menyebabkan kanker pada sekitar 2% kasus tiap tahun di dunia. Akrilamida biasanya ditemukan pada makanan yang diproses menggunakan suhu tinggi (di atas 150ºC), misalnya pada roti kering. Penetapan kandungan akrilamida dalam sediaan roti kering yang beredar di wilayah Jakarta Timur telah dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Preparasi sampel dilakukan dengan teknik ekstraksi menggunakan pelarut diklorometan dan etanol (1:15). Pengukuran kadar akrilamida dilakukan dengan kolom C18 (reverse phase) dengan detektor UV-Vis pada panjang gelombang 210 nm dengan fase gerak asam fosfat 85% dalam asetonitril:air (5:95), laju alir 0.5 ml/menit. Hasil analisis menunjukkan waktu retensi yang dibutuhkan untuk mengelusi akrilamida adalah 7.1 menit, dengan koefisien variasi 0.67% dan presisi sebesar 0,38%, 0,74% dan 0,21% serta uji perolehan kembali 98,18%. Pembuatan kurva kalibrasi pada rentang konsentrasi 0,1-1,6 μg/ml menghasilkan koefisien linieritas 0.999982 dan batas deteksi 0.0126 μg/ml serta batas kuantitasi 0.0420 μg/ml. Kadar akrilamida untuk ketiga sampel produk roti kering yaitu 0.0541 ± 0.0270 (sampel 1); 0.0851 ± 0.0629 (sampel 2); and 0.3445 ± 0.2539 μg/g (sampel 3). Kadar akrilamida pada masing-masing sampel masih berada di bawah ambang batas standar yang dikeluarkan FDA.
Karakteristik Beberapa Jenis Antibiotik Berdasarkan Pola Difraksi Sinar-X (XRD) Dan Spektrum FTIR Mirzan T Razzak; Sandra Hermanto; Priyambodo Priyambodo
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.3, November 2008
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.768 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i3.221

Abstract

Telah dilakukan pengukuran karakteristik difraksi sinar-x (XRD) terhadap beberapa jenisantibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik difraksi sinar-x suatuantibiotik sebagai upaya untuk identifikasi antibiotik secara cepat. Dalam penelitian ini diamatikarakteristik difraksi sinar-x dari 15 (lima belas) antibiotik yang tersedia di pasaran. SpektrumXRD diukur pada sudut 2 antara 5 – 75 untuk dibandingkan dan dievaluasi mengenai bentukkristalnya. Selanjutnya diukur pula spektrum XRD dari pencampuran antibiotik dengan tepungtapioka. Pengukuran spektrum infrared dengan FTIR juga dilakukan untuk menguji konsistensihasil evaluasi spektrum XRD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa amoxicillin dan ampicillinmempunyai struktur kristal yang sama, yaitu orthorombic primitif. Sayangnya baik XRDmaupun FTIR, tidak memberikan nilai kuantitatif pada antibiotik. Oleh sebab itu, perbedaankonsentrasi dengan pencampuran tepung tapioka tidak dapat dideteksi. Walaupun demikian,metode ini terbukti dapat digunakan untuk membedakan komposisi zat penyusun antibiotiksecara cepat dan akurat.
Spesifitas dan Sensitifitas Antibodi Anti eRF3 Ragi Saccharomyces cerevisia Sandra Hermanto
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi VOLUME 1, NO.1, NOVEMBER 2007
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.24 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i1.211

Abstract

Protein eRF3 (eukaryotic release factor-3) merupakan salah satu protein yang berperan padaproses terminasi translasi. Protein ini bersama-sama dengan eRF1 (eukaryotic release factor-1) saling berinteraksi membentuk kompleks release factor dalam memediasi pelepasan rantaipolipeptida dari ribosom. Untuk memahami mekanisme terminasi translasi dalam sistemeukariot telah dilakukan studi struktur fungsi eRF1 yang dilanjutkan dengan studi interaksi invitro eRF1 mutan dan eRF1 wild type dengan eRF3. Namun demikian, hasil deteksi dari studiinteraksi in vitro sulit terdeteksi secara kuantitatif. Untuk dapat mengkuantisasi pita-pitaeRF3 hasil studi interaksi in vitro diperlukan antibodi anti eRF3. Konstruksi antibodi antieRF3 telah dilakukan, tetapi antibodi ini belum terkarakterisasi dengan baik. Tahapanselanjutnya dilakukan analisa Western blot dengan cara mengukur tingkat spesifitas dansensitifitas antibodi anti eRF3 terhadap protein eRF3. Spesifitas antibodi ditentukanberdasarkan kemampuan antibodi ini dalam mengenali epitop protein eRF3 dari berbagaiprotein yang terdapat pada crude extract ragi, sedangkan sensitifitasnya ditentukan melaluivariasi jumlah antigen (eRF3) yang berinteraksi dengan antibodi tersebut. Hasil analisaWestern blot menunjukkan spesifitas antibodi anti eRF3 masih relatif baik dimana antibodiini mampu mengenali epitop protein eRF3 yang ditandai dengan munculnya pita tunggal(76,6 kDa) setelah antibodi ini direaksikan dengan crude extract ragi yang mengandungprotein eRF3. Sensitifitas antibodi ini juga relatif tinggi, karena antibodi ini mampumendeteksi protein eRF3 hingga jumlah yang relatif rendah (0,77 ng). Namun demikianantibodi ini belum cukup mampu mendeteksi protein eRF3 yang secara alamiah terdapat padacrude extract ragi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena level ekspresi eRF3 dalamsel ragi yang relatif rendah jika dibandingkan dengan protein ribosom.
Perbedaan Profil Protein Produk Olahan (Sosis) Daging Babi dan Sapi Hasil Analisa SDS-PAGE Sandra Hermanto; Cut Dhien K Meutia
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.4, Mei 2009
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.222 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i4.247

Abstract

Meningkatnya kebutuhan konsumsi protein hewani, khususnya daging tidak luput dari beragammasalah, di antaranya kekhawatiran adanya kandungan babi sebagai bahan baku dalam produk olahan(sosis). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil protein daging sapi dan babi dalamkeadaan mentah dan produk olahan (sosis) berdasarkan karakteristik berat molekul (BM) sebagai dasaruntuk pengembangan metode analisa kehalalan pangan. Penelitian diawali dengan isolasi protein daridaging mentah (sapi dan babi) dan sosis (sapi dan babi) yang meliputi sosis komersil dan olahansendiri. Isolat protein yang dihasilkan dari masing-masing sampel dikarakterisasi dengan SodiumDodecyl Sulphate Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE) 10%(v/v) untuk mengetahui BM(kDa) protein terlarut. Penghitungan BM dilakukan melalui regresi linear y =-0,9259x+2,2188 denganR2=0,9662, yang diperoleh dari protein standar sebagai marker. Hasil penelitian yang dilakukanmenunjukkan terdapat 3 pita spesifik pada sapi mentah yang tidak dimiliki babi mentah yaitu pada Rf0,29; 0,71; dan 0,88 dengan BM sekitar 89,2 kDa; 36,4 kDa dan 25,3 kDa. Selain itu pada sosis sapikomersil ditemukan pita tebal dengan BM sekitar 45,1 kDa dan pada sosis babi komersil ditemukanpita tebal dengan BM sekitar 69 kDa. Secara keseluruhan, pada sampel sosis, protein yang terkandungsulit untuk dikarakterisai dengan elektroforesis SDS-PAGE karena sebagian protein tersebut telahterdegradasi.
Aktivitas Senyawa Antidiabetes Ektrak Etil Asetat Daun Pandan Wangi (Pandanus Amaryllifolius Roxb.) Dede Sukandar; Sandra Hermanto; Imamah Al Mabrur
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Valensi Volume 1, No.6, Mei 2010
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.838 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v1i6.238

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antidiabetes dari ekstrak etil asetat daun pandanwangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) menggunakan metode α-glukosidase. Ekstrak dibuat dengancara perendaman menggunakan etil asetat. Uji antidiabetes dilakukan dengan menggunakan enzim α-glukosidase. Ekstrak etil asetat daun pandan wangi bersifat antidiabetes dengan aktivitaspenghambatan (IC50) sebesar 94,23 ppm. Hasil analisa GCMS menunjukkan ekstrak etil asetat daunpandan wangi mengandung senyawa aktif asam lemak dan turunannya, terpenoid, dan steroid.