Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Manajemen Perpustakaan Universitas Bengkulu Untuk Meningkatkan Pelayanan Sosial Terhadap Pemustaka Melalui Analisis Diagram Ishikawa Alex Abdu Chalik; Yessilia Osira
Tik Ilmeu : Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/tik.v5i2.2170

Abstract

The purpose of this study is to get an overview and explanation of the various weaknesses of Bengkulu University Library management to improve social services to users by using Ishikawa diagram analysis consisting of Manpower/People, Materials, Methods/Processes, Machines/Equipment, Measurement/Minutes and Market/ User. This research method uses a qualitative descriptive method using a qualitative approach. Data were collected through in-depth interview techniques, observation, and documentation studies as well as Focus Group Discussion. The results of the study found that there were still many weaknesses in the administration, processing, circulation services and information technology. This weakness is related to human resources, materials and equipment, machinery/equipment, funds, and time and market (users). The problem that becomes this weakness is the lack of policy from the leadership to place quality human resources in the Bengkulu University Library UPT and provide opportunities for librarians and librarians to take part in internships and various training/workshops related to literature and the lack of budget allocations to repair and improve the quality of human resources, materials/equipment, machines/equipment, and other facilities and infrastructure that are damaged and not in accordance with the times
KERENTANAN HIDUP PEREMPUAN PENARIK LANCANG DI KAWASAN PANTAI JAKAT KOTA BENGKULU Yessilia Osira
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.586 KB) | DOI: 10.33369/jsn.1.1.81-95

Abstract

Pulling a sailboat, locally known as nyongsong, is one of informal sector jobs at Pantai Jakat of Bengkulu city. The workers‘ lives depended on the job of fishermen in catching fish, whose income was uncertain. This Study shows that the number of nyongsong woman-workers was increasing, and it was dominated by women aged more than 40 years old with three to seven dependents. Even though initially the motivation of those women in doing their job was just to help their respective family‘s economy, the job is now playing an important role in fulfilling family need. The study shows that the nyongsong may raise vulnerability, namely: a) vulnerability of job and outcome, b) job risk, c) inability to access and manage social guarantee. However, the nyongsong was able to adapt in: a) changing the motivation to help family in fulfilling the family need, b) collecting the fish together with the fishermen, and the result would be divided for two parties, c) producing dried fish, becoming farming laborers, selling vegetables, if there was no job to do.Key words : Sailboat pulling worker, Vulnerability
POLA KOMUNIKASI PELAYANAN LANSIA DALAM PERSPEKTIF ADAT BUDAYA DI BENGKULU Dhanurseto Hadiprashada; Yessilia Osira
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jsn.8.1.169-175

Abstract

Lanjut Usia (lansia) memiliki kerentanan aspek fisik, mental, sosial, maupun ekonomi, sehingga memerlukan pelayanan yang optimal. Pelayanan ini bisa dicapai melalui pola komunikasi yang tepat bagi para lansia, yang sesuai dengan adat budaya masing-masing lansia. Penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan untuk mengkaji Pola Komunikasi Pelayanan Lansia dalam Perspektif Adat Budaya Di Bengkulu, khususnya adat budaya Suku Serawai di Desa Talang Kabu Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, studi dokumentasi dan observasi lapangan. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisa secara kualitatif sehingga tercapai maksud dan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Masyarakat Desa Talang Kabu, merupakan kumpulan masyarakat yang berasal dari tiga jungku (komunitas) yaitu Jungku Talang Kabu Lamo, Jungku Patih Layang dan Jungku Penago. 2) Suku Serawai, khususnya di Desa Talang Kabu memandang makna lansia sebagai orang yang dihormati, dimuliakan, dan dituakan dalam kehidupan masyarakat desa. Hal ini terlihat dari cara komunikasi atau interaksi masyarakat desa dengan orang tua atau lansia, baik yang masih hidup maupun para orang tua yang sudah meninggal dunia, 3) Pelayanan terhadap warga lanjut usia di Talang Kabu dilakukan melalui: a) Pola komunikasi primer sebagaimana dilakukan oleh lansia dalam menyampaikan nasehat kehidupan bagi anak dan cucunya yang sedang melaksanakan prosesi pernikahan, b) Pola komunikasi sekunder, seperti berkomunikasi melalui gambar dalam handphone untuk menjelaskan maksud yang akan disampaikan, c) Pola komunikasi linier, sebagaimana diterapkan ketika mengarahkan perilaku lansia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau mengarahkan lansia melaksanakan aktifitas keseharian. Pola komunikasi pelayanan pada lansia ini mencakup fungsi komunikasi; sosial, ekspresif, ritual, dan instrumental. Berdasarkan hasil penelitian, maka direkomendasikan kepada Kepala Desa  Talang Kabu dan Aparat Desa, dibantu Kelompok PKK, Posyandu, dan Lembaga Adat, untuk: 1) Pembuatan profil masing- masing lansia 2) Pembentukan Paguyuban Keluarga Lansia di Desa Talang Kabu, 3) Mengaktifkan kembali ruang kreatifitas warga lanjut usia.Kata Kunci : Adat Budaya, Pola Komunikasi, Pelayanan Lansia
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DESA RINDU HATI DALAM PENGEMASAN PRODUK UNGGULAN Yessilia Osira; Evanila Sivia; Septri Widiono
DHARMA RAFLESIA Vol 17, No 2 (2019): DESEMBER (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v17i2.10062

Abstract

Community capacity building is an effort to increase the ability, skills, understanding, attitudes, values, relationships, behavior, motivation, resources, and conditions that enable each individual, organization, network and wider system to carry out functions them and achieve the stated development goals from time to time. Based on this understanding, Bengkulu University through community service activities made efforts to increase the capacity of residents of Rindu Hati Village in Processing Superior Products. The method used in the activity was the socialization of a Home Industry Product (PIRT) permit and the introduction and practice of packaging superior products in the form of processed papaya foods and processed red picking coffee. The results of this activity show that there is a growing awareness that packaging superior village products and PIRT management are requirements that the products produced can be widely marketed to the community.
PELATIHAN TERAPI KOGNITIF PERILAKU BAGI PEKERJA SOSIAL ANAK DI KOTA BENGKULU Nurhayati Darubekti; Desy Afrita; Yessilia Osira
DHARMA RAFLESIA Vol 18, No 1 (2020): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v18i1.11015

Abstract

Penanganan lima klaster anak, yaitu anak terlantar, anak jalanan, anak dengan kecacatan, anak balita terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus, memerlukan keterampilan melakukan Terapi Kognitif-Perilaku. Pelatihan ini bertujuan agar pekerja sosial dan pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Propinsi Bengkulu mampu memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat segera terhadap kasus anak yang dianggap berat. Strategi penerapan IPTEK yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melalui pelatihan. Pelatihan ini menerapkan metode ceramah, diskusi, studi kasus dan penyusunan rencana tindak lanjut (action plan). Pelatihan menggunakan modul pelatihan sederhana. Pelaksanaan selama 2 hari, jumlah keseluruhan 21 Jam Pelajaran. Sebelum peserta mengikuti pelatihan di kelas, peserta terlebih dahulu mengikuti pembelajaran dengan metode e-learning. Secara umum telah terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang terapi kognitif perilaku. Indikator yang cukup bisa dijadikan acuan diantaranya: (1) ketika seluruh peserta diberi kesempatan praktik, menunjukkan hasil yang baik; (2). adanya peningkatan hasil post test dari seluruh peserta pelatihan. Rata-rata kenaikan nilai hasil pos-test terhadap pre-test sebesar 28.18 atau memiliki persentase kenaikaan sebesar 62.63.
Pengembangan Kapasitas Manajemen LKSA Guyub Rukun Kota Bengkulu Yessilia Osira; Nurlianti Muzni
Indonesian Journal of Community Empowerment and Service (ICOMES) Vol. 1 No. 1: December 2021
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.555 KB) | DOI: 10.33369/icomes.v1i1.19137

Abstract

Development of Management Capacity of LKSA Guyub Rukun Bengkulu City. Capacity building is a process, which is carried out at three levels, namely individuals, groups, and institutions or organizations, in this case, the LKSA Guyub Rukun. This process is carried out to ensure the continuity of the organization through the achievement of the goals and objectives of the organization concerned. In this regard, the community service activities carried out as a form of follow-up to the cooperation agreement between the Faculty of social and Political Sciences, Bengkulu University, and LKSA Guyub Rukun Bengkulu City, have the following objectives: 1) Assist the LKSA Guyub Rukun Management in managing the administration of the institution's activities. 2) Assist the LKSA Guyub Rukun Management in scheduling various children's activities at the institution. 3) Assist the LKSA Guyub Rukun Management in preparing the process of implementing institutional accreditation. The results of service activities are ultimately a form of assistance in the accreditation process carried out by LKSA Guyub Rukun, which includes an assessment of 6 accreditation standards: standard 1 (services to inmates), standard 2 (the process of social worker practice service), standard 3 (organizational management), standard 4 (human resources), standard 5 (facilities and infrastructure, and standard 6 (outcomes of institutional services). Keywords: Capacity building, LKSA management, accreditation
Pemberdayaan Masyarakat Desa Tapak Gedung Melalui Pengolahan Kulit Buah Kopi Menjadi Teh Kaskara Dony Apriansyah1; Yessilia Osira 2; Anisa Rozzaqiah; Yuanda Wahyuningrum; Aras Adzro Afifah
Indonesian Journal of Community Empowerment and Service (ICOMES) Vol. 2 No. 1: June 2022
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.415 KB) | DOI: 10.33369/icomes.v2i1.21752

Abstract

Desa Tapak Gedung Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu memiliki 1600 ha perkebunan buah kopi yang mampu menghasilkan 700 ton kopi dalam setahun. Selama ini, kopi tersebut hanya dijual dalam bentuk biji kopi, bahkan kulit kopipun hanya dibuang saja dan belum dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan serta sarana pengolahannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Universitas Bengkulu melalui Program PHP2D melakukan serangkaian kegiatan pemberdayaan masayarakat Desa Tapak Gedung melalui pengolahan limbah kulit buah kopi menjadi teh kaskara. Pemberdayaan masyarakat ini dilakukan melalui kegiatan sosialisasi teh kaskara, pelatihan masyarakat tentang pembuatan teh kaskara, pengkemasan dan pengenalan pemasaran produk teh kaskara. Hasil kegiatan pemberdayaan ini menunjukkan bahwa: 1) Limbah kulit buah kopi di Desa Tapak Gedung bisa diolah menjadi teh kaskara yang nikmat dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. 2) Antuasisme masyarakat Tapak Gedung, terutama generasi muda merupakan potensi yang bisa dioptimalkan dalam pengolahan teh kasakara. 3) Perlunya dukungan pemerintahan, akademisi dan sektor swasta untuk pengembangan produk teh kaskara sehingga menjadi produk yang mempunyai nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat
PEMBERDAYAAN LANJUT USIA POTENSIAL MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN MINUMAN HERBAL DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA (LKSLU) PAYUNG BESUREK KOTA BENGKULU Yessilia Osira; Hilda Sriwanty
SUBSERVE: Community Service and Empowerment Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Januari 2024
Publisher : Prime Identity Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/scsej.v2i1.23

Abstract

Lanjut Usia merupakan tahapan perkembangan kehidupan manusia pada usia 60 tahun keatas, yang ditandai dengan berbagai permasalahan dan kerentanan hidup baik aspek kesehatan fisik, mental, sosial, maupun aspek ekonomi. Meskipun demikian, tidak semua lansia hanya menjalani hidup sebagai beban keluarga maupun masyarakat, terbukti para lansia dampingan Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKS-LU) Payung Besurek Kota Bengkulu masih banyak yang potensial untuk melakukan kegiatan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilaksanakanlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul; “Pemberdayaan Lanjut Usia Potensial Melalui Pelatihan Pembuatan Minuman Herbal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKSLU) Payung Besurek Kota Bengkulu”. Kegiatan dilakukan dengan mendatangkan narasumber dari Republik SLE, yang bertugas memberikan pengetahuan dan keterampilan pembuatan minuman herbal kepada para lansia potensial. Bahan pembuatan herbal berasal dari bumbu dapur yang gambang didapati, seperti jahe, kapulaga, cengkeh, jeruk purut, nenas dan kayu manis. Serta gula aren. Melalui kegiatan ini para lansia yang hadir bersepakat akan menindaklanjuti pelatihan ini dengan cara membuat minuman herbal, selain untuk konsumsi sendiri tapi juga diproduksi untuk dijual. Hasil penjualan akan digunakan untuk dana pengembangan komunitas mereka. Kegiatan ini juga dapat memberikan aktifitas produktif bagi lansia potensial, selain bermanfaat bagi kesehatan lansia dan juga bagi peningkatan ekonomi produktif lansia.