Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkembangan Madrasah Aliyah Negeri Palopo, 1990-2007 Hapsari Hapsari; Bustan Bustan
PATTINGALLOANG Vol. 6, No. 2, Agustus 2019
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.088 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v6i2.12151

Abstract

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses peralihan PGAN ke MAN Palopo, perkembangan MAN Palopo dalam kurun waktu tahun 1990-2007, serta peran MAN Palopo dalam bidang pendidikan dan keagamaan dan bidang sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peralihan dari PGAN menjadi MAN melalui beberapa tahap yaitu mulai dari PGAN 4 tahun kemudian masa belajarnya ditambah 2 tahun menjadi PGAN 6 tahun kemudian menjadi MTs dan akhirnya menjadi MAN. Seiring berjalannya waktu setelah mengalami peralihan MAN Palopo ini juga mengalami perkembangan dari segala aspek, baik dari sisi akademik maupun non akademik serta dari segi perkembangan fisik maupun non fisik madrasah. MAN Palopo ini memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat setempat, misalnya dalam bidang pendidikan dan keagamaan yaitu penanaman akhlakul karimah, media sosialisasi keislaman dan benteng moralitas peserta didik dan juga dalam bidang sosial yaitu sebagai wadah untuk beradaptasi dengan masyarakat setempat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa MAN Palopo yang didirikan pada tahun 1990 mengalami perkembangan yang cukup pesat yang dibuktikan dengan adanya perbaikan dan penambahan fasilitas di sekolah serta prestasi akademik maupun non akademik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yaitu : heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber yang terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran sumber dan historiografi yaitu penulisan sejarahKata Kunci : Madrasah Aliyah, Palopo                    AbstractThis study aims to determine the process of transition from PGAN to MAN Palopo, the development of MAN Palopo in the period 1990-2007, and the role of MAN Palopo in the fields of education and religion and the social field. The results of this study indicate that the transition from PGAN to MAN through several stages, starting from PGAN 4 years later, the study period was added 2 years to PGAN 6 years later to become MTs and finally became MAN. Over time after undergoing the transition MAN Palopo is also experiencing growth in all aspects, both in terms of academic and non-academic as well as in terms of physical and non-physical development of madrasas. This Palopo MAN has a very important role for the local community, for example in the field of education and religion, namely the cultivation of morality, the Islamic media and the morality of students' morality and also in the social field as a forum to adapt to the local community. This study concludes that MAN Palopo, which was established in 1990, has experienced quite rapid development as evidenced by the improvement and addition of facilities in schools as well as academic and non-academic achievements. This study uses a historical research method which consists of four stages, namely: heuristics (collecting data or sources), source criticism consisting of internal and external criticism, interpretation or interpretation of sources and historiography, namely writing historyKey words: Madrasah Aliyah, Palopo
Pelatihan Penulisan Sejarah Lokal Guru SMA Se Kabupaten Majene Ahmad Subair; Patahudin Patahudin; Bustan Bustan; Andi Dewi Riangtati; Kulyasin Kulyasin
Panrita Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 June 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56680/pijpm.v3i1.62071

Abstract

Pelatihan penulisan sejarah lokal bagi guru SMA di Kabupaten Majene berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta mengenai sejarah lokal. Pemahaman yang tadinya terbatas, kini para guru mempunyai wawasan yang mendalam tentang peristiwa, tokoh, dan situs bersejarah Majene. Mereka juga menguasai teknik penulisan sejarah, termasuk wawancara sejarah lisan dan analisis dokumen. Praktek lapangan, seperti kunjungan ke situs bersejarah dan wawancara dengan tokoh masyarakat, memperkuat pemahaman mereka tentang metode penelitian sejarah. Pelatihan tersebut menghasilkan draft naskah berbagai topik sejarah lokal yang dinilai sebagai bahan terbuka berkualitas. Antusiasme dan keterlibatan peserta aktif menggalang komunitas yang mendukung kolaborasi di masa depan. Pelatihan tersebut sejalan dengan Kurikulum Merdeka yang mengedepankan pendidikan karakter dan budaya lokal. Tantangannya mencakup akses terhadap sumber-sumber primer dan keterbatasan waktu, yang dapat diatasi melalui kerja sama lebih lanjut. Program ini memiliki potensi jangka panjang untuk memperkaya kurikulum sekolah dan menjadi model bagi inisiatif serupa di wilayah lain.