Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ORANG BUGIS DI BANTEN LAMA (1984-2014) Subair, Ahmad; Patahuddin, Patahuddin; Ridha, M. Rasyid
PATTINGALLOANG Vol. 2 No. 2 April - Juni 2015
Publisher : Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Fakultas Ilmu Sosial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (23.905 KB) | DOI: 10.26858/pattingalloang.v2i2.8422

Abstract

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang hubungan Orang  Bugis-Makassar dengan Kerajaan Banten diawali pasca perang Makaasar abad 17 yang membuat banyak pembesar Kerajaan Gowa dan sekutunya memilih Banten sebagai tempat yang baru untuk melawan  Belanda namun pada periode ini belum ada perkampungan Orang  Bugis di Banten Lama. Pada tahun 1980 barulah berdatangan Orang  Bugis dari Sumatera ke Banten Lama karena disebabkan oleh faktor ekonomi diantaranya terdapat pelabuhan Karangantu yang terbesar ke tiga di Pualu Jawa setelah tanjung priok dan Tanjung Perak. Di Banten Lama Orang  Bugis menekuni bergabagi profesi diantaranya, nelayan tangkap, pedagang, petani, pengusaha kayu industri, pembutan kapal nelayan dan industri rumahan pembutan ragi, semua pekerjaan tersebut diawali pada masa kedatang besar-besaran Orang  Bugis di Banten Lama, dan selanjutnya semakin memperjelas identitas Orang  Bugis, ketika Orang  Bugis mendirikan perkampungan Bugis pada tahun 1984 dengan tujuan sebagai tempat konsentrasi Orang-Orang Bugis di Banten Lama. Pada bidang politik Orang  Bugis juga mengisi posisi penting pemeintahan dalam membangun Provinsi Banten hingga lingkup kecil Kelurahan Banten. Kedatangan Orang  Bugis di Banten Lama juga membawa susana baru bagi Banten Lama seperti adanya akulturasi budaya melalui pernikahan, majelis taklim dan adaptasi sosial lainya. Kata Kunci: Orang  Bugis, Banten Lama 
Pappasang To Riolo: Belajar Dari Petuah Leluhur Dalam Membentuk Siswa Berkarakter Subair, Ahmad
Phinisi Integration Review Volume 4 Nomor 1 Tahun 2021
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v4i1.19217

Abstract

This paper tries to look at the irreverent phenomena that occur in students today, and to find a way out through a series of events in the past with the value of local wisdom in the past. There are two things (more precisely an offer) to be conveyed in this paper in solving this problem. First, an explanation of the value of local wisdom contained in pappasang to riolo, the second tells about the exemplary suri to-riolo (ancestors). These two things are integrated into the historical material and conveyed to students so that students with character can be created. This paper uses a qualitative research method with an anthropological-historical approach in seeing the character (value) of students who experience moral degradation. The results of this study are a new model of character education approach using culture as a role model.
Literasi Lontara : Pembelajaran Nilai Budaya Luhur Bugis pada Santri TPA Babul Ilmi Kota Parepare Ahmad Subair Subair; Muh. Rasyid Ridha; Andi Ima Kesuma; La Malihu; St. Junaeda
Humanis Vol. 21, No. 1 Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v21i1.31917

Abstract

Tulisan ini membedah mengenai pembelajaran sejarah dan budaya lokal melalui kegiatan  literasi  aksara  lontara,  yakni  mengenalkan  huruf  lontara  dan  Bahasa Bugis melalui konten sejarah lokal dan kajian-kajian nilai luhur kepada santri TPA Babul Ilmi Kota Parepare. Hasil dari kegiatan tersebut menunjukkan pengharapan santri dapat berlaku sesuai dengan nilai-nilai utama kebudayaan Bugis, yakni jujur (lempu) dan cerdas (acca).Abstract. This article discuss about history studies and culture through literacy lontara activities, that is introduction lontara alphabet and Bugis Language through local history content and local genius to student’s TPA Babul Ilmi Parepare City. Result of these activities showing a hope student’s can do it local genius of Bugis, that is: honest (lempu) and intelligent (acca).
Orang Bugis: Konstukrsi Identitas Baru Di Tanah Banten 1970-2000-an Ahmad Subair
Phinisi Integration Review Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v5i2.33643

Abstract

This study aims to determine the traces of the presence of the Bugis people in Banten Lama, using historical research methods, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the background of the existence of the Bugis people in Banten started after the makassar war (17th century) which made many officials of the Gowa kingdom and their ethnic Bugis allies to go to Banten as a new place to fight the Dutch. However, during this period there was no Bugis settlement in karangantu (banten lama). Entering the 1970s, Bugis people arrived from Sumatra to karangantuk because it was caused by economic factors, namely that there was a Karangantuk port as an infrastructure that supported the life of small industries. These industries are capture fisheries, wood processing industry, shipbuilding (fishing boats). The development of the Karangantuk coast gave birth to multiple effects, such as an increase in the population of the Bugis people, causing some Bugis people to work in various sectors, such as a cottage industry for making yeast, employees in garment factories and wood factories. In the political field, some Bugis people also fill important government positions, contribute to building the province of Banten, and also contribute to the scope of regional organizations such as the association of the South Sulawesi people in Banten.
Pelatihan peningkatan kosakata Bahasa Inggris menggunakan YouTube Muhammad Asrul Sultan; Nurjannah Nurjannah; Ahmad Subair
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2019, No 8: PROSIDING 8
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.585 KB)

Abstract

Youtube is one of the social media that is very developed at this time which has been generally discussed ranging from children to adults. Given the importance of equipping our children about the use of technology that has often been mistaken in its use. Vocabulary enhancement training using YouTube is one of the ways to reduce the negative impact of using social media, especially YouTube. The training was carried out by PGSD lecturers at Makassar State University and several students. This training activity is a training conducted to improve the English vocabulary of the students of the recitation of the mMasjid Babul Ilmi, Parepare Campus, Makassar University.
Peningkatan Penguasaan Guru di Sulawesi Barat Pada Kompetensi Dasar Peran Tokoh Nasional Daerah Memperjuangkan Kemerdekaan Bahri Bahri; Andi Dewi Riang Tati; Asmunandar Asmunandar; Khaeruddin Khaeruddin; Ahmad Subair; Andi Dody May Putra Agustang; Ibrahim Arifin
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2: Mei 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i2.1644

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab renndahnya penguasaan guru-guru sejarah di Propinsi Sulawesi Barat pada kompetensi dasar peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan kemerdekaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi karena guru tidak mampu menjelaskan secara kronolis peristiwa yang terjadi dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, termasuk peristiwa dalam tingkat lokal. Penyebab lainnya adalah guru belum mengintegrasikan sejarah lokal dalam pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakannya perlakukan, guru yang menguasai kompetensi tersebut adalah 42%, sedangka setelah diadakannya perlakuan adalah 84,5%
PKM Taman Baca Kampung Pesisir Karabba (Sekolah Sore) Nur Amalia; Ahmad Subair; La Malihu; Patahuddin Patahuddin
Panrita Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 December 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.129 KB) | DOI: 10.56680/pijpm.v1i2.38877

Abstract

The Partner of this Community Partnership Program is a karabba slum community located on the coast of makassar city. The people of karabba slums face various problems amid the rapid urbanization of makassar city. among them in the field of education, namely the low interest and awareness of learning of the karabba slum community in formal education schools, this occurs due to the lack of educational facilities available in karabba slums, as well as the lack of educator resources available in karabba slums. With the karabba slum community partnership program, it is hoped that it will be able to deal with one of the urbanization problems in karabba village, namely increasing the quality of education for the karabba slum community and achieving a common awareness between the karabba village community about the importance of going to school in the midst of the rapid flow of urban urbanization and encouraged by various resources available in the field of education so as to be able to achieve the sustainability of the quality of education karabba slum community.
Diaspora dan Pembangunan: Peran Orang Bugis terhadap Pembangunan di Banten (1984-2014) Ahmad Subair
Seminar Nasional LP2M UNM 2017
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.304 KB)

Abstract

Merantau (sompe’) bagi Orang Bugis merupakan jati diri, demi kehidupan yang lebih baik di daerah yang baru. Banten merupakan salah satu dari sekian banyak tujuan tersebut. Jejak keberadaan Orang Bugis-Makassar di Banten dimulai oleh Syekh Yusuf dan semakin intens pasca perang Makaasar 1669, yang di pengaruhi oleh aktifnya Pelabuhan Karangantu sebagai pusat niaga. Hingga tahun-tahun berikutnya, pengaruh Karangantu menarik minat Orang Bugis untuk mengunjungi Banten dan menetap di eks Ibukota Kerajaan Banten tersebut (Banten Lama). Di Banten Orang Bugis menekuni bergabagi profesi diantaranya: nelayan, pedagang, petani, industri pengolahan kayu, industri kapal nelayan dan home industri ragi, semua pekerjaan tersebut diawali pada masa kedatangan mereka dan masih eksis hingga hari ini. Seiring berjalanya waktu Orang Bugis semakin memperjelas identitas mereka, dengan memeberi nama tempat yang terdapat di muara sungai Cibanten dengan nama “Kampung Bugis” (1984). Keberadaan Orang Bugis di Banten hingga saat ini adalah bentuk adaptasi dalam berbagai hal termasuk dalam membangun Banten. Bagaimanpun Orang Bugis tidak dapat dipisahkan dari Banten yang mengiringi perjalanan pembangunan Banten dalam bingkai budaya, sosial, ekonomi dan politik sebagai identitas keberagaman Banten dimasa depan.
Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining (Sfae) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas V UPTD SDN 145 Barru Ahmad Subair; Lukman Lukman
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2021 : PROSIDING EDISI 7
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.855 KB)

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di  kelas V UPTD SDN 145 Kabupaten Barru dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator and explaining. Jenis penelitian ini merupakan Penelitian tindakan Kelas dengan menggunakan  pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dengan subjek penelitian siswa kelas V UPTD SDN 145 Kabupaten Barru sebanyak 29 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Fokus penelitian meliputi fokus proses dan fokus hasil. Data hasil penelitian diperoleh melalui observasi dan dokumentasi, serta tes akhir siklus. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi, penyajian data dan verifikasi data. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh data yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa disetiap siklus. Berdasarkan data yang diperoleh selama pelaksanaan siklus I dan siklus II bahwa diperoleh hasil penelitian pada siklus I berada pada kategori cukup, dan terjadi peningkatan pada siklus II yang berada pada kategori baik serta mencapai indikator yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran student facilitator and explaining untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa tentang karakteristik geografis Indonesia di kelas V UPTD SDN 145 Kabupaten Barru telah berhasil dengan persentase nilai rata-rata siswa berkategori baik dan telah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkanKata Kunci: Hasil Belajar, Student Facilitator And Explaining 
Peningkatan Penguasaan Guru di Sulawesi Barat Pada Kompetensi Dasar Peran Tokoh Nasional Daerah Memperjuangkan Kemerdekaan Bahri Bahri; Andi Dewi Riang Tati; Asmunandar Asmunandar; Khaeruddin Khaeruddin; Ahmad Subair; Andi Dody May Putra Agustang; Ibrahim Arifin
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2: Mei 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i2.1644

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab renndahnya penguasaan guru-guru sejarah di Propinsi Sulawesi Barat pada kompetensi dasar peran tokoh-tokoh nasional dan daerah dalam mempertahankan kemerdekaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut terjadi karena guru tidak mampu menjelaskan secara kronolis peristiwa yang terjadi dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, termasuk peristiwa dalam tingkat lokal. Penyebab lainnya adalah guru belum mengintegrasikan sejarah lokal dalam pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakannya perlakukan, guru yang menguasai kompetensi tersebut adalah 42%, sedangka setelah diadakannya perlakuan adalah 84,5%