Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Telaah Metode Pengujian Aktivitas Antioksidan pada Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Risma Aryanti; Farid Perdana; Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol 7 No 1 (2021): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v7i1.2024

Abstract

Green tea (Camellia sinensis (L.) Kuntze) is a trendy herbal drink with many benefits, one as an antioxidant. Catechin from the flavonoid class (polyphenols) in green tea is responsible for determining tea's antioxidant properties. Much research measures antioxidant activity in green tea, so it has to compare the antioxidant activity testing method to see which one method is better based on their mechanism in action. The antioxidant activity testing methods were used are DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), ABTS, FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power), CUPRAC (Cupric Reducing Antioxidant Capacity), and ORAC (Oxygen Radical Absorbance Capacity). The results showed that the highest antioxidant activity in green tea was obtained using the ABTS method expressed in Trolox Equivalent, equal to 3210 Ī¼mol TE/g with a total phenol of 240.73 mg GAE/g.
FORMULASI DAN KARAKTERISASI MIKROEMULGEL ETIL P-METOKSISINAMAT (EPMS) DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) Framesti Frisma Sriarumtias; Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Liyatul Ummah; Fajar Fauzi Abdillah
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.106

Abstract

Ethyl p-methoxycinnamate (EPMC) is the main compound from the rhizome of kencur (Kaempferia galanga Linn) isolated with a non-polar solvent, n-hexane. Several studies have proven that EPMC has a pharmacological effect as an anti-inflammatory. The purpose of this study was to make a topical formulation of EPMC using microemulgel preparations. The method used in the manufacture of microemulsions is to make a spontaneous microemulsion system and load it into a gel base. The oil phase used is isopropyl myristate, the surfactant used is tween 80, cosurfactant ethanol 96%, gelling agent is carpopol 340, triethanolamine (TEA) as a base and propylene glycol as a humectant. The dose of EPMC used was 200 g/mL. Four microemulgel formulations have been made, namely B1, B2, B3 and B4 with various concentrations of surfactant and cosurfactant. The results showed that the best formula was B3 formula with 5% isopropyl myristate, 40% Tween 80, 10% ethanol 96%, 10% propylene glycol, 1% carbopol, TEA and aquades. The conclusion of this formula is that the use of surfactants and cosurfactants in large quantities makes a transparent appearance and better stability than other formulations.
TANAMAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb) SEBAGAI OBAT TRADISIONAL Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Farid Perdana; Firly Suci Mutiaz
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.082 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v10i1.648

Abstract

Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberacea) yang banyak ditemukan di hutan-hutan pada daerah tropis. Temulawak memiliki banyak kandungan metabolit sekunder yang bermanfaat bagi kesehatan. Tujuan dari penulisan review jurnal ini ialah untuk mengumpulkan data-data yang terkait dengan pemanfaatan tanaman temulawak sebagai obat tradisional dengan menggunakan metode studi literatur. Salah satu kandungan terbanyak yang dimiliki tumbuhan temulawak ialah pati. Pati merupakan kandungan metabolit terbesar pada temulawak. Pati temulawak mengandung kurkuminoid yang membantu proses metabolisme dan fisiologis organ badan. Selain itu temulawak mengandung minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan flavonoid pada temulawak berkhasiat menyembuhkan radang. Secara tradisional temulawak sudah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk berbagai macam penyakit.Pada suku-suku tertentu temulawak ini digunakan untuk penyakit yang berbeda-beda. Penggunaan temulawak dalam pengobatan tradisional di antaranya adalah untuk digunakan dalam pengobatan gangguan pencernaan, sakit kuning, keputihan, meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga kesehatan Kata kunci: Temulawak, Curcuma xanthorrhiza Roxb, etnofarmasi.
PENGARUH METODE PEMROSESAN TERHADAP KARAKTERISTIK, KADAR FENOL, KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TEH TRADISIONAL GARUT (TEH KEJEK) Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Faizah Min Fadhlillah; Farid Perdana; Ardi Rustamsyah; Ayu Awaliyah Inayah; Muhamad Zakiyuddin Abdul Aziz
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v12i1.898

Abstract

Teh kejek merupakan teh tradisional dari daerah Garut yang sudah bertahan selama lebih dari 200 tahun. Teh ini diproses menggunakan cara tradisional dan memiliki karakter teh yang khas. Pemrosesan yang menjadi ciri khas teh ini adalah penggilingan daun teh menggunakan kaki dan pemanasan menggunakan cara penyangraian. Pada penelitian ini digunakan modifikasi terhadap metode pemrosesan yang digunakan yaitu menggunakan mesin giling dan oven kemudian dinilai karakteristik, kadar fenolik, kadar flavonoid, serta aktivitas antioksidan dari keduanya. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pemrosesan secara tradisional memiliki kandungan fenolik, flavonoid serta aktivitas antioksidan yang lebih baik dibandingkan hasil modifikasi namun menghasilkan karakteristik yang beragam.Kata kunci: Ā antioksidan, Camellia sinensis, fenol, flavonoid, Teh Kejek
AKTIVITAS ANTIDEPRESAN TEH (Camellia sinensis L) HITAM DAN HIJAU TRADISIONAL GARUT (TEH KEJEK) DENGAN METODE TAIL SUSPENTION DAN FORCED SWIMMING TEST Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Maria Ulfah; Desti Nur Aliyani
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.275 KB) | DOI: 10.52434/jfb.v8i1.627

Abstract

Daun teh (Camellia sinensis L) memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas sebagai antidepresan dengan cara menekan stres akibat depresi dengan mengatur neurotransmiter mono amin dan Brain Deriven Neurotrophic Factor (BDNF). Pada penelitian ini digunakan teh yang berbeda cara pengolahannya yaitu teh hitam dan teh hijau tradisional (teh kejek). Teh hitam merupakan teh yang dibuat dengan cara fermentasi penuh, sedangkan teh kejek merupakan teh yang dibuat secara tradisional dengan cara fermentasi sebagian. Teh kejek berasal dari Kabupaten Garut, Jawa Barat yang dibuat dengan cara di injak-injak dengan menggunakan sepatu khusus yang bersih yang bertujuan untuk mengeluarkan getah daun teh agar mendapat hasil fermentasi yang lebih baik. Pengujian aktivitas antidepresi digunakan dengan menggunakan Metode Tail Suspension Test sebagai penginduksi dan metode Forced Swimming Test untuk mengukur immobility time. Seduhan teh hitam dan teh kejek masing-masing dibuat dengan tiga konsentrasi yaitu konsentrasi 2 gram/100mL, 4 gram/100mL, dan 6 gram/100mL. Seduhan teh hitam dan seduhan teh kejek dengan konsentrasi 6 gram/100mL memiliki aktivitas sebagai antidepresan.
REVIEW : AKTIFITAS FARMAKOLOGI DAN STUDI FITOKIMIA TEH HITAM INDONESIA (Camellia sinensis (L.) Kuntze): REVIEW : PHARMACOLOGICAL ACTIVITIES AND PHYTOCHEMICAL STUDY INDONESIAN BLACK TEA (Camellia sinensis (L.) Kuntze) Muthia Dzakiyyah; Ardi Rustamsyah; Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Dani Sujana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i1.501

Abstract

Teh adalah tanaman dengan banyak manfaat kesehatan dan digunakan sebagai minuman yang sangat populer. Namun produksi teh saat ini di Indonesia akan terus mengalami peningkatan dikarenakan konsumsi teh yang tinggi setiap tahunnya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui berbagai macam aktivitas teh hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze). Tujuan review artikel ini untuk memberikan informasi tentang potensi pemanfaatan teh hitam (Camellia sinensis (L.) Kuntze) di bidang farmasi, dengan menggunakan studi literatur dari beberapa penelitian mengenai aktivitas farmakologi dan studi fitokimia dari teh hitam. Beberapa penelitian teh hitam ini berpotensi sebagai antikolesterol, mengurangi karies gigi, antidiabetes, antimikroba, imunomodulator, dan antioksidan.
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DAN FORMULASI SEDIAAN GRANUL INSTAN EKSTRAK KULIT JERUK KEPROK (Citrus reticulate Blanco.) Framesti Frisma Sriarumtias; Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin
Jurnal Penelitian Farmasi & Herbal Vol 5 No 2 (2023): JURNAL PENELITIAN FARMASI & HERBAL
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan DELI HUSADA Deli Tua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36656/jpfh.v5i2.1120

Abstract

Tangerines (Citrus reticulata Blanco.) is one of the national superior types of oranges that contain lots of vitamin C. Vitamin C is the simplest vitamin and has an important role on the human body. So far the use of arrowroot is only on the fruit, while the peel is only a waste. The purpose of this study is to utilize tangerine peels into preparations that have a use value for the community, in the form of instant granules. The method used in the extraction of tangerine peel is maceration by making granules using the wet granulation method, and determination of vitamin C levels by quantitative methods, UV-Vis spectrophotometry method. After obtaining the vitamin C levels, then formulations are made in the form of instant granules and quality evaluations are carried out. The results showed that vitamin C content was 130 mg / 1250 mg extract and the formula was made with the best formula, Formula 1.
PENGOLAHAN KUNYIT ASAM INSTAN BERBASIS TEKNOLOGI SOLAR DEHYDRATOR Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Framesti Frisma Sriarumtias; Nenden Munawaroh; Gilang Gunawan; Raisya Arifah Nursadrina; Riandi Palawah; Rizki Maulana Yusup; Yusup Zidni Tazkia
RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v5i1.3750

Abstract

Kunyit adalah salah satu jenis rimpang dengan kandungan metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antioksidan. Umumnya kunyit diolah menjadi bumbu atau sebagai bahan baku jamu seperti jamu kunyit asam. Kegiatan pengabdian pada masyarakat telah dilaksanakan di Pendidikan anak usia dini (PAUD) Nurul Huda desa Dangiang, kecamatan Cilawu Kabupaten Garut, yang melibatkan orag tua siswa serta pihak sekolah. Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan pengolahan kunyit menjadi serbuk kunyit asam instan dengan memanfaatkan teknologi Solar dehydrator. Metode pengabdian menggunakan pendekatan partisipatif terdiri dari pengamatan, pelatihan, dan evaluasi. Kuisioner diberikan kepada 27 responden, termasuk guru, dan orang tua siswa. Pretest dilakukan sebelum pelaksanaan pelatihan, dan dilanjutkan dengan post-test setelah para responden menerima pelatihan dan mencoba sendiri serbuk kunyit asam instan. Hasil evaluasi berdasarkan jawaban responden atas kuesioner yang diberikan menunjukkan peningkatan pengetahuan terkait kunyit asam sebanyak 81%, pengalaman mencoba sebanyak 37%, ketertarikan pembuatan sebanyak 17%, kepercayadirian untuk mengolah sebanyak 14% serta peningkatan pengetahuan sebanyak 11%. Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan ini memberikan dampak positif bagi PAUD Nurul Huda
Menjaga Kesehatan Anak dengan Minuman Moringa Latte sebagai Upaya Pencegahan Stunting: Maintaining Children's Health with Moringa Latte Beverage as a Stunting Prevention Effort Framesti Frisma Sriarumtias; Raden Aldizal Mahendra Rizkio Syamsudin; Siti Maryam Asysyarip; Anida Almalia Maulidini; Sarah Azka Ayudia; Pramudita Tiara Kusuma Wardhani; Daina Triana
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i1.5790

Abstract

Stunting is a global issue that affects various regions in Indonesia, including Garut. In response to this, our team from the Pharmacy Program at Garut University organized a training program on making healthy moringa latte beverages in the village of Panyindangan, Cisompet sub-district, Garut Regency. The primary objective of this training is to empower homemakers with knowledge and skills to create nutritious snacks for their children using natural ingredients, mainly known as garden produce, that can prevent stunting, which moringa leaves. As a result of this initiative, community members gained a deeper understanding of harnessing the nutritional value of moringa latte beverages. Children readily accept this beverage due to its attractive color, appealing shape, and delicious taste.