Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KEMANUNGGALAN DALAM YOHANES 15:7 SEBAGAI MISI KONTEKSTUAL KEPADA PENGANUT KEJAWEN Dicky Dominggus
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 1 No 2 (2019)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v1i2.53

Abstract

This article discusses the oneness in John 15:7 as a contextual mission attempt to the Kejawen practitioners. John 15:7 is explained that if humans are in God and God is in humans, then all that people want will be fulfilled. In the Kejawen teaching, there is also an understanding of oneness, called Manunggaling Kawula Gusti. The concept is also the unification between man and God. The merger of Man with God in this concept through the stages of changing human life. From that definition, the legacy in John 15:7 has similarities with those in the Manunggaling Kawula Gusti concept. For this reason, both can be compared by looking at their similarities and differences. The result obtained from this comparison can be used as a contextualization mission to the Kejawen believers. The method used in this study is qualitative research with the literature study approach and comparisons.
OBITUARI: AIMEE SEMPLE MC PHERSON (1890–1944) Dicky Dominggus
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v2i2.107

Abstract

KEDUDUKAN KRISTUS DALAM PENCIPTAAN MENURUT KOLOSE 1:15-20 (TANGGAPAN KRISTOLOGI SAKSI YEHUWA) Dicky Dominggus
Religi: Jurnal Studi Agama-agama Vol 16, No 1 (2020)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/rejusta.2020.1601-03

Abstract

In Christianity, Christology is one of the doctrines that has resulted in debate up to now. Jehovah's Witnesses are one group that does not recognize that Jesus is Lord. Their understanding is based on many texts, one of which is Colossians 1: 15-20. In Colossians 1: 15-20, Jehovah's Witnesses see Christ as the first creation. They translate the eldest word in chronological order. Based on research on the text of Colossians 1: 15-20, the firstfruits meant by Paul are more directed to the order in authority. For this reason, the view of Jehovah's Witnesses about Christ in Colossians 1: 15-20 is different from the mainstream.
Mengajarkan Sikap Patriotisme Melalui Pemaknaan Roma 9:3 Nidia Anggraini; Dicky Dominggus
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 1, No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v1i2.34

Abstract

Patriotisme merupakan sikap yang perlu dimiliki orang percaya dalam kaitan memiliki beban bagi orang-orang yang belum menerima keselamatan. Hal ini menjadi penting bahkan sikap patriotisme harus diajarkan kembali di dalam gereja. Semua ini disebabkan oleh menurunya penginjilan yang di lakukan oleh orang percaya, kurangnya kepedulian terhadap orang-orang yang belum menerima keselamatan hingga pada akhirnya mengakibatkan gereja lupa akan tugas utamanya di dunia. Di dalam Roma 9:3, Paulus menuliskan sikap patriotisme kepada bangsanya. Ia menuliskan bahwa mau terkutuk dan terpisah dari Kristus. Dengan penelitian kualitatif dan metode historikal gramatikal ditemukan bahwa maksud dari Paulus menuliskan ia mau terkutuk dan terpisah dari Kristus sebagai ekspresi kepedulian seseorang terhadap keselamatan bangsanya. Dari tulisan Paulus, orang percaya dapat memiliki sikap patriot bagi orang yang belum menerima keselamatan dan gereja dapat mengajarkan pentingnya patriotisme melalui kotbah, seminar dan pelatihan. Kata Kunci: patriotisme; Paulus; Roma 9:3
Budaya Kekerasan dalam Media Elektronik Ditinjau dari Sudut Pandang Etika Kristen Novita Indriani Rorong; Dicky Dominggus
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 3, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.945 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v3i1.97

Abstract

Kekerasan telah menjadi sebuah tindakan yang lumrah dan biasa terjadi dalam kehidupan manusia. Kekerasan disebabkan oleh banyak faktor, namun penulis menyoroti bahwa media elektronik yang menyuguhkan film, game, dan musik yang mengandung unsur kekerasan telah memberikan kontribusi besar untuk menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dalam kehidupan manusia. Artikel ini merupakan sebuah studi untuk membangun pedoman etis sebagai pegangan hidup setiap orang Kristen. Pedoman etis ini merupakan sebuah solusi untuk menjawab permasalahan mengenai budaya kekerasan dalam media elektronik yang terjadi dalam kehidupan manusia di era globalisasi dewasa ini. Artikel ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Adapun hasil dari penelitian ini adalah budaya kekerasan dapat diatasi dengan menerapkan prinsip kasih sebagai nilai tertinggi di dalam kehidupan seseorang.  Selain itu, setiap orang perlu mengembangkan sikap moral dalam kehidupannya seperti menghargai manusia sebagai ciptaan Allah yang serupa dan segambar dengan Allah, memiliki kasih terhadap sesama, dan memiliki pengendalian diri dalam segala hal.
Deskripsi Teologi Paulus Tentang Misi dalam Roma 1: 16-17 Yonathan Alex Arifianto; DICKY DOMINGGUS
ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.036 KB) | DOI: 10.54024/illuminate.v3i2.83

Abstract

Sejak jatuh ke dalam dosa, manusia terpisah dari Allah. Allah menjadi pribadi yang kudus sedangkan manusia menjadi mahkluk yang berdosa. Dampak yang ada bukan hanya dari sisi keterpisahan tetapi kehidupan manusia yang tidak memiliki pengharapan. Sejak Yesus mati untuk menebus manusia, setiap orang diampuni dan dibenarkan dari dosa. Sejak itulah, hidup manusia memiliki pengharapan dan kepastian akan keselamatan di dalam Yesus. Roma 1;16-17 merupakan tulisan Paulus tentang misi. Di dalam tulisannya, Paulus memiliki keyakinan bahwa Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Berdasarkan pembahasan yang ada Injil merupakan kekuatan bagi semua orang dan menjadi tugas bagi orang percaya untuk terlibat dalam pemberitaan injil dan menjadikan penginjilan sebagai gaya hidup sehari-hari.
Pengabdian Abdi Dalem Keraton Yogyakarta sebagai Potret Pelayanan Masa Kini Dicky Dominggus
Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2, No 2 (2020): Pebruari 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Hagiasmos Mission

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.445 KB)

Abstract

This article discusses dedication abdi dalem Keraton Yogyakarta and and the values ​​that can be learned for the servants of God. Dedication to being abdi dalem is unusual. Starting from a minimal income, high responsibility and demands to be an example. Although that many people who sign up become abdi dalem. Therefore, in this paper we will discuss the phenomenon of devotion abdi dalem Yogyakarta Palace and Manunggaling Kawula Gusti concept as the basis behind their dedication and values ​​that are expressed for servants of God. Abstrak Tulisan ini membahas pengabdian abdi dalem Keraton Yogyakarta dan nilai-nilai yang dapat dipelajari untuk pelayan Tuhan pada masa kini. Pengabdian menjadi abdi dalem merupakan hal yang tidak lazim. Bermula dari penghasilan yang minim, tanggung jawab yang tinggi serta tuntutan untuk dapat menjadi teladan. Meskipun tidak masuk akal, banyak orang yang mendaftar menjadi abdi dalem. Oleh karena itu, di dalam tulisan ini akan membahas fenomena pengabdian abdi dalem Keraton Yogyakarta dan konsep Manunggaling Kawula Gusti sebagai dasar dibalik pengabdian abdi dalem serta nilai-nilai yang diseberangkan untuk pelayan Tuhan pada masa kini.
MAKNA HUKUM TABUR TUAI MENURUT GALATIA 6:7-10 DAN IMPLIKASINYA BAGI ORANG PERCAYA PADA MASA KINI Desi Roa; Dicky Dominggus
Voice of HAMI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 (2021): Agustus 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Hagiasmos Mission

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.5 KB)

Abstract

Abstract The law of sowing and reaping is a teaching to encourage someone to be careful in acting because every action that is done one day will have an impact in the future. Thus this paper becomes an alarm for Christians to be wise in their actions because every action taken will have an impact on the future. This article is a research finding the meaning of the law of sowing and reaping in Galatians 6: 7-10. The purpose of writing this scientific work is to find out the meaning of the law of sowing and reaping according to the view of the apostle Paul for the life of Christians today in Galatians 6: 7-10. Abstrak Hukum tabur tuai adalah ajaran untuk mendorong seseorang untuk berhati-hati dalam bertindak karena setiap perbuatan yang dilakukan suatu saat akan berdampak kedepan. Dengan demikian karya tulis ini menjadi alarm bagi orang Kristen untuk bijaksana dalam bertindak karena setiap tindakan yang dilakukan akan berdampak pada masa yang akan datang. Artikel ini merupakan penelitian menemukan makna hukum tabur tuai dalam Galatia 6:7-10. Adapun tujuan dari penulisan ini karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui makna hukum tabur tuai menurut pandangan rasul Paulus bagi kehidupan orang Kristen masa kini dalam Galatia 6:7-10.
Diskursus Pendidikan Agama Sebagai Pendidikan Karakter Dicky Dominggus
Harati: Jurnal Pendidikan Kristen Vol 2 No 2 (2022): HaratiJPK: Oktober
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.633 KB) | DOI: 10.54170/harati.v2i2.110

Abstract

Character education has a role in creating the quality of a nation in the future. In its implementation, character education starts from religious education in schools and in non-formal institutions. The implementation of religious education is expected to support the achievement of character education goals. This research is a qualitative research with a description method. This study begins with the concept of education from Ibn Khaldun, Ibn Sina, JJ Rousseau and Robert Raikes as representatives of religious education from Islam and Christianity. The results of this study are character education is an urgent thing to do in building a quality generation in the future. In order to achieve maximum results, character education needs to involve several things such as curriculum, teachers and parents. Pendidikan karakter mememiliki peran dalam menciptakan kualitas suatu bangsa di masa yang akan datang. Dalam pelaksanaannya, pendidikan karakter dimulai dari pendidikan agama di sekolah-sekolah maupun di lembaga non formal. Pelakasanan pendidikan agama tersebut diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pendidikan karakter. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskripsi. Dalam penelitian ini diawali dengan konsep Pendidikan dari Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, J J Rousseau dan Robert Raikes sebagai representatif Pendidikan agama dari Islam dan Kristen. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pendidikan karakter merupakan hal yang urgent untuk dilakukan dalam membangun generasi yang berkualitas pada masa yang akan datang. Agar tercapai hasil yang maksimal, pendidikan karakter perlu melibatkan beberapa hal seperti peranan kurikulum, guru dan orang tua.