Pasien geriatrik mengalami perubahan fisiologik, farmakokinetika, dan farmakodinamika. Hal ini menjadi penyebab terjadinya Drug-Related Problems (DRPs) pada geriatrik. Apoteker berperan penting dalam mengoptimalkan efektivitas dan keamanan terapi obat pasien khususnya geriatrik, yaitu dengan mencegah dan mengatasi DRPs. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor prediktif (komorbiditas, jumlah obat, Length of stay, dan usia) signifikansi dampak klinik intervensi Apoteker pada pasien geriatrik rawat inap. Dengan diketahuinya faktor prediktif ini dapat membantu Apoteker untuk dapat melakukan prioritas dalam pemantauan terapi obat pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental without control group. Penelitian dilakukan pada pasien geriatrik rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih periode Maret - April 2021, dengan kriteria inklusi pasien usia ≥ 60 tahun, merupakan kasus penyakit dalam, dan teridentifikasi DRPs. Kriteria eksklusi pasien dirawat di ruang perawatan Covid-19 dan ruang intensif. Apoteker melakukan pemantauan terapi obat pasien, mengidentifikasi DRPs, dan memberikan intervensi atasnya. Intervensi yang diberikan Apoteker, dinilai signifikansi dampak kliniknya. Signifikansi dampak klinik intervensi Apoteker ditentukan melalui professional adjustment berdasarkan tools yaitu Assessment the potential impact of the pharmacist’s recommendation on patient care. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan multivariat. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 28 orang, dengan total 47 DRPs dan jumlah intervensi sebanyak 53. Signifikansi intervensi yang terbanyak adalah kategori significant yaitu sebanyak 50,94%. Faktor prediktif (komorbiditas, jumlah obat, Length of stay, dan usia) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap signifikansi dampak klinik intervensi Apoteker.