Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KAJIAN DRUG-RELATED PROBLEMS DAN GAMBARAN KUALITAS HIDUP PASIEN HEMODIALISIS RUTIN LANJUT USIA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Ndaru Setyaningrum; Djoko Wahyono; I Dewa Putu Pramantara
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 9 No. 1 (2012): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol9.iss1.art4

Abstract

ABSTRAKPertumbuhan populasi lanjut usia secara global meningkat paling cepat diantara kelompok usia lain. Populasi lanjut usia berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal dan berbagai komorbiditas akibat proses penuaan. Pasien lanjut usia dengan gagal ginjal kronik berisiko tinggi mengalami drug-related problem (DRP) sehingga berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kejadian DRP dengan kualitas hidup pasien hemodialisis rutin lanjut usia. Penelitian cross sectional terhadap pasien hemodialisis rutin periode 22 Oktober 2012 – 22 Januari 2013. Kajian DRP berdasarkan data pengobatan kemudian ditelaah secara literatur dan wawancara pasien. Pengukuran kualitas hidup menggunakan kuesioner SF-36. Penilaian kepatuhan dan efek samping obat masing – masing menggunakan Modified Morisky Scale dan Naranjo Scale. Karakteristik 38 subjek penelitian usia < 70 tahun (24 pasien) dan ≥ 70 tahun (14 pasien); jenis kelamin pria (26 pasien) dan wanita (12 pasien); lama hemodialisis < 8 bulan (8 pasien) dan ≥ 8 bulan (30 pasien); penyerta DM (23 pasien) dan non DM (15 pasien). Kajian DRP 53 kejadian berupa interaksi obat (30 kejadian); ADR (8 kejadian); pemilihan obat kurang tepat (4 kejadian); gagal menerima obat (4 kejadian); dosis sub terapi (3 kejadian); terapi tanpa indikasi (2 kejadian); dosis berlebihan (1 kejadian); dan indikasi tanpa terapi (1 kejadian). Hasil pengukuran rerata kualitas hidup±SD (52,16±11,82); PCS±SD (44,52±13,91); dan MCS±SD (60,27±14,00). Hasil analisis korelasi Pearson kualitas hidup dengan kejadian DRP bermakna tidak signifikan (p>0,05). Penelitian ini tidak menunjukkan korelasi signifikan antara kejadian DRP dengan kualitas hidup pasien hemodialisis rutin lanjut usia.Kata kunci : DRPs, hemodialisis, lanjut usia, kualitas hidup, RSUP Dr. Sardjito YogyakartaABSTRACTThe growth of elderly population increase fastest among the other age group. The elderly population been related to decrease renal function and other comorbidity as consequence of aging. The elderly patient with chronic kidney failure on high risk of drug-related problem (DRPs) so can attribute to patient’s quality of life (QoL). The aim of this study is to know how about corelation of DRPs event and QoL of elderly patient on routine hemodialysis. This is a cross sectional study about elderly patient on routine hemodialysis on period October 22th 2012 – January 22th 2013. The study of DRPs based on medication list then been analyzed theoritically and interview to patient. The measuring of QoL use SF-36 questionaire. Assessment of adherence and drug side effect use Modified Morisky Scale and Naranjo Scale. There were 38 subjects analized, age < 70 years old (24 patients) and ≥ 70 years old (14 patients); gender men (26 patients) and women (12 patients); duration hemodialysis < 8 months (8 patients) and ≥ 8 months (30 patients); comorbidity DM (23 patients) and non DM (15 patients). There were 53 events DRPs consist of drug interactions (30 events); ADR (8 events); inproper drug selection (4 events); failure to receive drug (4 events); subtherapeutic dose (3 events); drug use without indication (2 events); overdose (1 event) and untreated indication (1 event). The result of mean QoL±SD (52.16±11.82); PCS±SD (44.52±13.91); and MCS±SD (60.27±14.00). The Pearson corelations of QoL and DRP event is not significant (p>0.05). This study show not significant correlation between DRPs event and QoL of elderly patient on routine hemodialysis.Keywords : DRPs, Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta, elderly, hemodialysis, quality of life
Pola penggunaan furosemid dan perubahan elektrolit pasien gagal jantung di Rumah Sakit X Yogyakarta Mawaqit Makani; Ndaru Setyaningrum
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 13 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol13.iss2.art3

Abstract

IntisariLatar belakang: Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung atau kelainan jantung yang berpengaruh terhadap perikardium, katup jantung, dan miokardium. Furosemid merupakan obat umum yang digunakan pada pasien gagal jantung. Efek diuretik furosemide dapat menyebabkan deplesi cairan dan elektrolit dalam tubuh.Tujuan: Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pola penggunaan furosemid dengan melihat kadar elektrolit pasien.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari data rekam medik pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Periode 2011-2014 yang memenuhi kriteria inklusi.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa furosemid intravena 3x1 (20mg/2ml) paling banyak digunakan pada 32 pasien (45%). Respon terapi furosemid dilihat dari kadar elektrolit yaitu; 7 pasien (17%) mengalami kejadian hiponatremia ringan, 10 pasien (25%) mengalami hipokalemia (4 pasien hipokalemia ringan, 6 pasien hipokalemia sedang). Pemberian furosemid intravena 20 mg / 2ml diberikan pada pasien yang mengalami edema. Sedangkan pemberian furosemid 40 mg oral diberikan pada pasien yang mengalami perbaikan kondisi setelah edema.Kesimpulan: Respon terapi furosemid berdasarkan tinjauan kadar elektrolit ditemukan 7 (17%) hiponatremia ringan, 4 (10%) hipokalemia ringan dan 6(15%) hipokalemia sedang.Kata kunci: gagal jantung, furosemid, respon terapi
EVALUASI TERAPI PADA PASIEN HEPATITIS B DI RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA Rahmannisa Wikan Trisnaningtyas; Chynthia Pradiftha Sari; Ndaru Setyaningrum
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 13 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract Chronic viral hepatitis B infection (HBV) is a serious problem because its worldwide spread is quite high. To date, an estimated 350 million people are infected with HBV. This study aims to determine the profile, antiviral compatibility with the guidelines of the Indonesian Heart Research Association (PPHI) in hepatitis B inpatients at the Central General Hospital (Dr). Sardjito Yogyakarta. This was an observational study using cross sectional design. Data was collected from June to October 2015 on medical records of inpatients in 2012-2014 at Dr. Sardjito Yogyakarta. Number of respondents who meet the criteria of 91 patients. Data collected in the form of secondary data, including patient demographic data including age, sex, data treatment of patients (type of drug, dose, frequency and duration). The results are described descriptively and presented in table / percentage form. The hepatitis B patient's therapy profile shows the use of supportive therapy 26,88%, antiviral therapy 3,75%, other therapy 69,37%, antiviral therapy matching data given 100% according to guideline Keywords: Hepatitis B, profile therapy, apppropriatenes Intisari Infeksi kronik virus hepatitis B (HBV) merupakan masalah yang serius karena penyebarannya di seluruh dunia cukup tinggi. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 350 juta orang terinfeksi HBV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil, kesesuaian antiviral dengan guideline Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) pada pasien hepatitis B rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional (potong lintang). Pengambilan data dilakukan bulan Juni-Oktober 2015 pada rekam medik pasien rawat inap tahun 2012-2014 di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jumlah responden yang memenuhi kriteria sebanyak 91 pasien.. Data yang dikumpulkan berupa data skunder, meliputi data  demografi pasien meliputi umur, jenis kelamin, data pengobatan pasien (jenis obat, dosis, frekuensi dan durasi). Hasil penelitian digambarkan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel/persentase. Profil terapi pasien hepatitis B menunjukkan penggunaan terapi suportif 26,88%, terapi antiviral 3,75%, terapi lain-lain 69,37%, data kesesuaian terapi antiviral yang diberikan 100% sesuai guideline. Kata kunci: Hepatitis B, , profil terapi, kesesuaian terapi 
TINGKAT PENGETAHUAN CIVITAS AKADEMIKA KESEHATAN DIBANDINGKAN NON KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS DAN VAKSINASI HPV DI SLEMAN Ndaru Setyaningrum; Uzlah Fawati Zuar; Ninisita Sri Hadi
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 16, No 2: September 2019
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.728 KB) | DOI: 10.12928/mf.v16i2.14296

Abstract

Kanker serviks merupakan jenis kanker yang menimbulkan kematian tertinggi pada wanita. Tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai kanker serviks dan vaksinasi HPV masih tergolong rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan civitas akademika kesehatan dibandingkan non kesehatan tentang kanker serviks dan vaksinasi HPV di Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan teknik cluster random sampling untuk menentukan jurusan dan perguruan tinggi di Kabupaten Sleman. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner pada bulan Agustus - September 2016. Subjek penelitian terdiri dari civitas akedemika kesehatan 120 responden dan non kesehatan 80 responden. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Tingkat pengetahuan diolah secara deskriptif sedangkan perbedaan tingkat pengetahuan antara civitas akademika kesehatan dan non kesehatan dilakukan uji Mann Whitney. Sejumlah 8 (6,67%) responden kesehatan sudah melakukan vaksinasi HPV. Rata - rata tingkat pengetahuan civitas akademika bidang kesehatan lebih baik dibandingkan non kesehatan. Tingkat pengetahuan kategori baik terkait kanker serviks dan vaksinasi HPV untuk responden kesehatan berturut - turut 90(74,69%) dan 87 (72,22%) sedangkan non kesehatan berturut - turut 53 (66,41%) dan 52 (64,79%). Sebagian besar responden kesehatan (90,28%) dan non kesehatan (88,75%) memiliki persepsi positif terhadap vaksinasi HPV. Tingkat pengetahuan responden kesehatan mengenai kanker serviks dan vaksinasi HPV lebih baik dibandingkan responden non kesehatan, namun tidak berbeda signifikan secara statistik (p>0,05).
Penggunaan Obat Off-Label pada Anak di Apotek Kota Yogyakarta Ndaru Setyaningrum; Viara Gredynadita; Suci Gartina
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 4, No 1 (2017): J Sains Farm Klin 4(1), November 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.074 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2017.4.1.169

Abstract

Populasi anak sangat berisiko mendapatkan peresepan obat off-label disebabkan kekhususan kondisinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana prevalensi penggunaan obat off-label pada anak di apotek kota Yogyakarta. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan data berdasarkan rekam medis anak tahun 2014 – 2015. Subjek penelitian merupakan anak dengan batasan usia di bawah 12 tahun. Total peresepan anak selama periode penelitian sebanyak 828 rekam medis diantaranya sejumlah 268 peresepan memenuhi kriteria inklusi dengan kelengkapan data diagnosa pada catatan medis pasien. Total penggunaan obat dari 268 peresepan adalah 816 obat dengan 76 jenis obat. Berdasarkan review dari 268 peresepan, ditemukan sejumlah 57 (21%) peresepan off-label. Prevalensi penggunaan obat off-label diklasifikasikan sebagai off-label usia sejumlah 91 (11,1%) penggunaan, off-label indikasi sejumlah 7 (0,8%), dan tidak ditemukan off-label obat kategori dosis, rute pemberian dan kontraindikasi. Jenis obat paling dominan digunakan secara off-label antara lain pseudoefedrin sejumlah 47(5,7%), tripolidin 20 (2,4%) dan dekstrometorfan 14 (1,7%) dari total penggunaan obat. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa penggunaan obat off-label pada anak cukup tinggi (21%) sehingga pengawasan terkait risiko penggunaan obat perlu dilakukan. 
Obat Off-Label Pada Anak di Pelayanan Rawat Jalan Klinik Pratama Swasta Kabupaten Sleman Yogyakarta Ndaru Setyaningrum; Haudatul Khamsani; Rosita Mulyawati
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 6, No 1 (2019): J Sains Farm Klin 6(1), April 2019
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.143 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.6.1.37-45.2019

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peresepan obat off label pada anak di pelayanan rawat jalan klinik pratama swasta di Kabupaten Sleman. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan data berdasarkan rekam medis anak tahun 2015. Subjek penelitian merupakan rekam medis anak dengan batasan usia di bawah 11 tahun. Jumlah populasi selama periode penelitian adalah 119 rekam medis. Total jumlah penggunaan obat sebanyak 343 obat. Hasil kajian penggunaan obat off-label ditemukan 107 kasus (31,19%). Kategori obat off-label berturut – turut dari prevalensi tertinggi adalah off-label dosis 53 kasus (15,45%); off-label usia 40 kasus (11,66%); off-label indikasi 13 kasus (3,79%); dan off-label cara pemberian 1 (0,29%). Rentang usia anak 1 – 23 bulan ditemukan off-label sebanyak 14 anak (11,76%); usia 2 - <5 tahun dan 5 – 11 tahun masing – masing 38 anak (31,92%). Jenis obat off-label paling dominan adalah klorfeniramin maleat kategori subdosis dan off-label usia. Hasil penelitian ini mendorong perhatian lebih tenaga kesehatan terhadap efikasi dan risiko penggunaan obat off-label pada anak
KAJIAN PENGGUNAAN OBAT OFF-LABEL PADA ANAK DI PUSKESMAS SLEMAN Rizki Akbar; Ndaru Setyaningrum; Daru Estiningsih
INPHARNMED Journal (Indonesian Pharmacy and Natural Medicine Journal) Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.93 KB) | DOI: 10.21927/inpharnmed.v1i1.501

Abstract

AbstrakOff-label merupakan istilah singkat yang menjelaskan penggunaan obat diluar ketentuan yang berkaitan dengan dosis, kelompok usia, rute pemberian, dan indikasi yang berbeda. Penggunaan obat off-label pada anak terjadi karena tidak lengkapnya data farmakokinetik, farmakodinamik, dan efek samping dari suatu obat karena penelitian klinik pada anak cukup sulit dan tidak sesuai dengan etika dan moral penelitian. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Data prevalensi penggunaan off-label pada anak diperoleh dengan melakukan telaah catatan medik anak di Puskesmas Sleman selama periode tahun 2015. Selain kajian obat off-label dilakukan juga pengelompokan obat berdasarkan sistem klasifikasi ATC (Anatomical Therapeutic Chemical). Berdasarkan hasil penelitian dari 100 sampel rekam medis pasien anak usia 0-18 tahun selama tahun 2015 terdapat obat-obat off-label sebanyak 25 kasus (8,41%), yang terdiri dari 12 kasus (4,04%) off-label cara pemberian, 8 kasus (2,69%) off-label indikasi, dan 5 kasus (1,68%) off-label usia. Sedangkan untuk kategori off-label dosis dan off-label kontraindikasi tidak ditemukan adanya kasus off-label. Obat yang paling banyak diresepkan secara off-label adalah golongan obat saluran napas sebanyak 13 penggunaan (4,38%) yaitu salbutamol, dan gliseril guaiakolat. Kata Kunci: Obat off-label, Anak, Puskesmas Sleman, ATC. AbstractOff-label is a term to decscribe the usage of drugs agaisnt the regulations in accordance to doses, age groups, distribution routes, and diverse indications. The usage of off-label drugs on children is caused by incomplete pharmacokinetic data, pharmacodynamic, and as a result of side effects due to clinical studies on children are quite complex and incorresponding with ethics and moral of the studies. Method used in this study was evaluative-descriptive using retrospective approach in data collection. Prevelance data of the usage of off-label drugs on children was gathered by examining the children medical records in Sleman Community Health Center within the time period of 2015. Besides research on off-label drug, drug categorization was also done based on the ATC Classification system (Anatomical Therapeutic Chemical). Based on the result of the research, out of 100 sample of patient medical record of the age 0-18 years along 2015, there has been 25 cases of off-label medicines (8,41%), in which 12 cases (4,04%) was distribution way off-label, 8 cases (2,69%) indicated off label, and 5 cased (1.68%) age off-label. While for the category of dose off label and contraindication off label has not been found any case. The most common off label prescription was respiratory drugs of 13 use (4,38%) that is salbutamol, and glyceril guaiacolat. Keyword: Off-label drugs, Children, Sleman Community Health Center, ATC.
Kesesuaian Pengobatan Antidiabetik Oral pada Pasien dengan Komplikasi Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Ndaru Setyaningrum; Rina Agustina; Yosi Febrianti
Ad-Dawaa: Journal of Pharmaceutical Sciences Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.054 KB) | DOI: 10.24252/djps.v2i1.7088

Abstract

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang prevalensinya meningkat setiap tahun dan salah satu penyebab terbesar dari penyakit ginjal kronis. Penggunaan antidiabetes oral terutama pada pasien penyakit ginjal kronis membutuhkan lebih banyak perhatian disebabkan penurunan fungsi ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan antidiabetes oral pasien penyakit ginjal kronis di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional pada pasien penyakit ginjal kronis dengan meninjau catatan medis secara retrospektif selama periode Januari-Desember 2014. National Kidney Foundation-Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (NKF-KDOQI) digunakan sebagai literatur untuk mengevaluasi kesesuaian pemilihan antidiabetes oral. Sebanyak 32 subjek penelitian dianalisis, jenis kelamin laki-laki 17 (53,1%) dan 15 perempuan (46,9%); lanjut usia 5 (15,6%) dan bukan lanjut usia 27 (84,4%); hemodialisis rutin 2 pasien (6,2%) dan non-hemodialisis 30 pasien (93,8%). Penggunaan antidiabetes metformin 18 (56,3%), pioglitazone 4 (12,5%), kombinasi metformin-glimepiride 6 (18,7%), dan kombinasi metformin-acarbose 4 pasien (12,5%). Kesesuaian pemilihan anti-diabetes oral sesuai 28 pasien (87,5%) dan tidak sesuai 4 pasien (12,5%). Penelitian ini menunjukkan kesesuaian pemilihan anti-diabetes oral sebagian besar sudah sesuai dengan pedoman NKF-KDOQI.