Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Optimasi Proses Spray Drying Pada Enkapsulasi Antosianin Ubi Ungu Retno Yunilawati; Yemirta Yemirta; Agustina Arianita Cahyaningtyas; Silvie Ardhanie Aviandharie; Nur Hidayati; Dwinna Rahmi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 40 No. 1 April 2018
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v40i1.3761

Abstract

Teknologi proses spray drying banyak dilakukan pada enkapsulasi zat warna alam untuk aplikasi di industri. Pada penelitian ini dilakukan enkapsulasi antosianin ubi ungu dengan teknik spray drying. Tujuan dari penelitian ini adalah optimasi proses spray drying pada enkapsulasi antosianin ubi ungu. Optimasi proses dilakukan pada kondisi berbagai suhu inlet (150 °C sampai dengan 180 °C) dan jumlah maltodekstrin sebagai carrier (5% sampai dengan 15%). Sebagai respon dilakukan pengukuran kadar air, absorbansi, dan kadar antosianin. Response Surface Methodology (RSM) dengan metode Central Composite Design (CCD) digunakan untuk analisis data optimasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu inlet dan persentase maltodekstrin berpengaruh secara signifikan terhadap kadar air, absorbansi, dan kadar antosianin total. Kondisi optimal didapatkan pada suhu inlet 166,96 °C dan maltodekstrin sebesar 5%. Pada kondisi ini dihasilkan serbuk antosianin ubi ungu dengan kadar air 4,79%; absorbansi 0,8827; dan kadar antosianin total 968,65 mg/kg.
Optimasi Proses Spray Drying Pada Enkapsulasi Antosianin Ubi Ungu Retno Yunilawati; Yemirta Yemirta; Agustina Arianita Cahyaningtyas; Silvie Ardhanie Aviandharie; Nur Hidayati; Dwinna Rahmi
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 40 No. 1 April 2018
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.174 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v40i1.3761

Abstract

Teknologi proses spray drying banyak dilakukan pada enkapsulasi zat warna alam untuk aplikasi di industri. Pada penelitian ini dilakukan enkapsulasi antosianin ubi ungu dengan teknik spray drying. Tujuan dari penelitian ini adalah optimasi proses spray drying pada enkapsulasi antosianin ubi ungu. Optimasi proses dilakukan pada kondisi berbagai suhu inlet (150 °C sampai dengan 180 °C) dan jumlah maltodekstrin sebagai carrier (5% sampai dengan 15%). Sebagai respon dilakukan pengukuran kadar air, absorbansi, dan kadar antosianin. Response Surface Methodology (RSM) dengan metode Central Composite Design (CCD) digunakan untuk analisis data optimasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu inlet dan persentase maltodekstrin berpengaruh secara signifikan terhadap kadar air, absorbansi, dan kadar antosianin total. Kondisi optimal didapatkan pada suhu inlet 166,96 °C dan maltodekstrin sebesar 5%. Pada kondisi ini dihasilkan serbuk antosianin ubi ungu dengan kadar air 4,79%; absorbansi 0,8827; dan kadar antosianin total 968,65 mg/kg.
Pengaruh hidrolisis menggunakan asam sulfat pada karakteristik micro-fibrillated cellulose (MFC) dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai agen nukleasi Agustina Arianita Cahyaningtyas; Bunda Amalia; Evana Yuanita; Rizka Karima; Tiara Mailisa; Bumiarto Nugroho Jati
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24960/jli.v10i1.5960.1-6

Abstract

Micro-fibrillated cellulose (MFC) dapat diproduksi dari ekstraksi serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) melalui proses alkalinisasi, oksidasi H2O2, dan hidrolisis asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap proses hidrolisis H2SO4. MFC dibuat dengan proses alkalinisasi menggunakan natrium hidroksida (NaOH) 4% pada suhu 90 °C selama 2 jam, oksidasi H2O2 20% pada suhu kamar selama 2 jam, dan hidrolisis H2SO4 pada suhu kamar. Hidrolisis asam dilakukan menggunakan H2SO4 20% dengan variasi waktu reaksi 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. MFC dianalisis menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Difraction (XRD), dan Thermal Gravimetric Analysis (TGA). Analisis FTIR menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi lignin dan selulosa, analisis TGA menunjukkan stabilitas termal pada waktu reaksi 3 jam lebih tinggi dibandingkan waktu reaksi lainnya, dan analisis XRD menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrolisis H2SO4 terjadi kecenderungan persentase kristalisasi meningkat. Dari hasil yang diperoleh, MFC dari serat TKKS memiliki potensi untuk digunakan sebagai agen nukleasi dalam polimer.
Pengaruh hidrolisis menggunakan asam sulfat pada karakteristik micro-fibrillated cellulose (MFC) dari serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai agen nukleasi Agustina Arianita Cahyaningtyas; Bunda Amalia; Evana Yuanita; Rizka Karima; Tiara Mailisa; Bumiarto Nugroho Jati
Jurnal Litbang Industri Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.154 KB) | DOI: 10.24960/jli.v10i1.5960.1-6

Abstract

Micro-fibrillated cellulose (MFC) dapat diproduksi dari ekstraksi serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) melalui proses alkalinisasi, oksidasi H2O2, dan hidrolisis asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi terhadap proses hidrolisis H2SO4. MFC dibuat dengan proses alkalinisasi menggunakan natrium hidroksida (NaOH) 4% pada suhu 90 °C selama 2 jam, oksidasi H2O2 20% pada suhu kamar selama 2 jam, dan hidrolisis H2SO4 pada suhu kamar. Hidrolisis asam dilakukan menggunakan H2SO4 20% dengan variasi waktu reaksi 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. MFC dianalisis menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), X-Ray Difraction (XRD), dan Thermal Gravimetric Analysis (TGA). Analisis FTIR menunjukkan bahwa terjadi penurunan konsentrasi lignin dan selulosa, analisis TGA menunjukkan stabilitas termal pada waktu reaksi 3 jam lebih tinggi dibandingkan waktu reaksi lainnya, dan analisis XRD menunjukkan bahwa semakin lama waktu hidrolisis H2SO4 terjadi kecenderungan persentase kristalisasi meningkat. Dari hasil yang diperoleh, MFC dari serat TKKS memiliki potensi untuk digunakan sebagai agen nukleasi dalam polimer.