Lingkungan kerja pabrik di Unit Produksi memiliki intensitas kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB), yakni tidak sekedar menimbulkan rasa tidak nyaman namun juga dapat menimbulkan efek serius bagi kesehatan manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dengan kejadian sindroma vertigo pada karyawan unit produksi PT Maruki International Indonesia Makassar.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang berada di unit produksi 1 PT Maruki International Indonesia Makassar. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling yaitu sebanyak 49 karyawan. Variabel yang diteliti adalah Intensitas Kebisingan, Masa Kerja, Penggunaan Alat Pelindung Telinga (APT) dan sindroma vertigo. Instrumen yang digunakan adalah pengukuran kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM), data karakteristik karyawan dan sindroma vertigo diperoleh dari kuesioner dan wawancara langsung.Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh antara intensitas kebisingan dengan kejadian sindroma vertigo dengan nilai ρ = 0,031, Penggunaan APT dengan kejadian sindroma vertigo dengan nilai ρ = 0,007 dan tidak ada pengaruh antara masa kerja dengan kejadian sindroma vertigo dengan nilai ρ = 0,755.Untuk itu perusahaan perlu menegakkan aturan penggunaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara maksimal dan konsisten melalui penyuluhan secara menyeluruh pada setiap unit kerja berupa tindakan pencegahan dalam meminimalisasi terjadinya penyakit akibat kerja, khususnya Sindroma Vertigo. Kata kunci : Intensitas Kebisingan, Masa Kerja, Penggunaan APT, Sindroma vertigo.