Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

UJI KERENTANAN NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP LAMDA SIHALOTRIN DAN SIPERMETRIN TAHUN 2016 Yulistra Naftali Eka Putra; Koerniasari .; Mamik .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 14, No 3 (2016): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v14i3.259

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Indonesia is an endemic disease with morbidity level tends to increase from year to year and extends to 400 regencies/cities from 474 regencies/cities in Indonesia. This disease even frequently causes Outbreaks (KLB). One of the dengue controls is chemical control. Chemical control by using insecticides is the most popular form of control in the society because it is easy to implement. Insecticides are most commonly used are lambda cyhalothrin and sipermetrin because it is cheap and readily available. The use of the same insecticide for around 2-20 years and improper dosage can cause mosquitoes to become resistant. This study aimed to test the susceptibility of mosquitoes to Lamdacyhalothrin and cypermethrin. This research was experimental and the study design used "with Pretest-Posttest Control Group". Susceptibility Test used 500 Aedesaegypti mosquito as sample and using 20 tubes with ach tube is filled 25 mosquitoes. 0.05% of Lamdacyhalothrin and 0.05% of cypermethrin were put in 8 tubes while for control was 4 tubes containing plain white paper. Mosquitoes were exposed for 1 hour, then transferred into paper cup containing cotton containing sugar water, then stored for 24 hours. The observation was then carried out and calculating the percentage of dead mosquitoes. The results showed the number of dead mosquitoes with Lamdacyhalothrin was 7%, included in the category of resistance (WHO). The number of dead mosquitoes with cypermethrin was 2.5% which is also in the category of resistance. This susceptibility status categories are taken based on the criteria of the WHO, the mortality 80% means resistant, the mortality of 80-97% are tolerant, and 98% - 100% is susceptible (WHO, 1975) The society is advised  to use insecticide in the right dose, limiting the excessive use of insecticides and if necessary, only to use non-chemical control.  Keywords : Aedes aegypti, Suceptibility Test, Lamdacyhalothrin, Cypermethrin
PENGELOLAAN PROGRAM OPEN DEFECATION FREE (ODF) DI PUSKESMAS TEMAYANG KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2018 Farah Shabrina; Hadi Suryono; Mamik .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 16, No 2 (2018): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v16i2.830

Abstract

Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Bojonegoro Tahun 2016 dari seluruh desa di Kecamatan Temayang, sebanyak 58,4 % belum ODF. Penerapan manajemen pada program ODF yang mereka lakukan diketahui terdapat kendala-kendala diantaranya adalah keterbatasan tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas yang merangkap tugas non kesehatan lingkungan, pelaksanaan program yang dilakukan tidak sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, serta dukungan pemerintah desa masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan program Open Defecation Free (ODF) secara manajerial di Puskesmas Temayang Kabupaten Bojonegoro Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara kepada seluruh pelaksana program ODF di Puskesmas Temayang berjumlah 21 responden. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa penerapan fungsi-fungsi manajemen pada pengelolaan program ODF di wilayah kerja Puskesmas Temayang adalah baik dengan prosentase sebesar 78,6%. Beberapa komponen yang belum terlaksana dengan maksimal, diantaranya adalah belum adanya pembagian tugas, tidak sesuainya pelaksanaan kegiatan dengan jadwal, kurangnya tenaga pelaksana, belum adanya kebijakan, pemantauan kegiatan dan sumber daya, koreksi kegiatan, dan pendampingan terhadap masyarakat yang terpicu belum berjalan dengan optimal. Adapun saran yang dapat diberikan meliputi menyusun pembagian tugas masing-masing anggota tim kelompok kerja, SOP untuk petugas pelaksana, jadwal kegiatan secara rinci untuk program ODF, menyusun kebijakan berupa pedoman yang dapat digunakan sebagai acuan, melakukan pendampingan kepada masyarakat melalui kerja sama dengan kader dan petugas desa serta meningkatkan koordinasi lintas sektor dengan desa dan kecamatan.Kata Kunci : Pengelolaan, Open Defecation Free
FERMENTASI JERAMI PADI UNTUK KOMPOS DENGAN BEBERAPA AKTIVATOR KOTORAN TERNAK DI DUSUN SUGIHAN TUBAN TAHUN 2016 Eliya Malika Oktavia; Darjati .; Mamik .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 14, No 2 (2016): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v14i2.251

Abstract

Dusun Sugihan has thewidest area of paddy field in Desa Sumberejo with post-harvest rice straw of 12 tons/ha.Those rice straw have not used optimally.Ifleft untreated, it can spoil the aesthetics of the environment, generates odor and becomes a den of disease vectors. The purpose of the present study was to determine the fermentation process of composts and the quality of composts produced with regard to temperature, humidity, pH, water content, C/N ratio and levels of Pb in composts.The present study was a pre-experiment usinga statistical group comparison. Data were analyzed descriptively in order to describe the results of the field inspection and laboratory testing in accordance with SNI 19-7030-2004 on Compost Quality Standards. Results of this 8-wk study showed that the fastest composting time was for the compost with chicken manure was the activator at a dose of 30% for 3 weeks.In terms of compost quality, which includes temperature, pH, humidity, water content and levels of Pb,all of the composts fulfilled the requirements. However, with regard to C/N ratio,those composts with activator of 10% cow manure,10% goat manure and no manure did not fulfill the requirements with a C/N ratio of 27.36, 23.64 and 26.75, respectively. Therefore, it is recommended to make composts using manure as an activatorat a dose ≥20% in order for fulfillment of C/N ratio and shorter composting time. Keywords: Compost fermentation, rice straw, manure as activator
PERSIAPAN PENERAPAN ISO 14001:2015 DI PT. SEMEN BOSOWA BANYUWANGI Ade Darmawan Ananta; Hadi Suryono; Mamik .; Sahri .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 17, No 1 (2019): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v17i1.1046

Abstract

Perkembangan industri dalam kehidupan masyarakat memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak negatif yang muncul adalah pencemaran krisis lingkungan serta energi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi persiapan penerapan ISO 14001:2015 di PT Semen Bosowa Banyuwangi tahun 2018.Jenis penelitian ini diskriptif kualitatif menggunakan metode wawancara terhadap pengelola yang bertanggungjawab pada sistem manajemen lingkungan di PT. Semen Bosowa Banyuwangi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah blanko wawancara, blanko observasi, dan dokumentasi studi internal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan belum siap mengimplementasikan  ISO 14001:  2015 secara penuh baik secara tersendiri maupun pada  sistem manajemen integrasi. Masih banyak komponen sistem di PT. Semen Bosowa Banyuwangi yang tidak memenuhi persyaratan ISO 14001:2015.Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem manajemen lingkungan perusahaan memerlukan rancangan perbaikan berkelanjutan dari setiap ketidaksesuaian yang terjadi. Saran bagi pengelola PT Semen Bosowa Banyuwangi adalah perlunya membuat rancangan terhadap prinsip Plan, Rancangan terhadap prinsip Penerapan, Rancangan terhadap prinsip Check/Evaluasi Kinerja, Rancangan terhadap Prinsip Action/perbaikan berkelanjutan. Kata Kunci: ISO 14001:2015, Penerapan, Perusahaan
STRATEGI PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU KEBOANSIKEP KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2017 Deavita Resaningtyas; Mamik .; Setiawan .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 3 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i3.688

Abstract

Upaya Pemerintah pusat untuk meminimalisir sampah didukung penuh oleh Kabupaten Sidoarjo. Program yang telah dilaksanakan adalah pembangunan TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu).TPST Keboansikep merupakan TPST skala menengah  yang  dikelola oleh  KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)  Bumi Lestari. Tujuan penelitian ini untuk menentukan strategi pengelolaan sampah di TPST Keboansikep.Jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitumenggambarkan fakta-fakta pengelolaan sampah rumah tangga di Desa Keboansikep. Metode yang digunakan yaitu Analisis SWOT.Hasil matriks IFAS skor tertinggi berada pada kekuatan dan sedangkan matriks EFAS berada di peluang. sehingga dapat disimpulkan pada diagram analisi SWOT masuk ke dalam katagori kuadran I yaitu mendukung startegi agresif.Simpulan  ditentukan strategi pengelolaan sampah di TPST Keboansikep(1) Mengadakan pelatihan atau pendidikan pembuatan daur ulang dari sampah kepada warga, (2) Menyediakan atau mengadakan pewadahan sampah secara terpilah baik sampah basah maupun sampah kering di titik-titik tertentu, (3) Membentuk kader lingkungan, (4) Meningkatkan kualitas SDM dengan mengikuti program Pelatihan yang akan dilaksanakan oleh DLHK, (5) Bekerja sama dengan pemerintah desa untuk mengadakan sosialisasi kepada warga untuk menyadarkan masyarakat akan perilaku membuang sampah dan memilah sampah, dan (6) Membuat sarana pengolahan air lindi sederhana, (7) Membuat papan pengumumam/ mading di TPST Keboansikep. Saran bagi pengelola adalah pelatihan/sosialisasi pengolahan sampah.Kata kunci : SWOT, Pengelolaan sampah
MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS PADAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA AHMAD YANI TAHUN 2018 Yudhit Tri Chrisyanti; Hadi Suryono; Mamik .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 16, No 3 (2018): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v16i3.899

Abstract

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas. Pengelolaan limbah medis merupakan bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajemen pengelolaan limbah medis padat berdasarkan fungsi manajemen (POAC), dan sumber daya yang ada (5 M) di Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani.Penelitian ini termasuk penelitian deksriptif. Objek penelitia ini yaitu karakteristik limbah medis padat, dan sistem pengelolaan limbah medis padat berdasarkan fungsi manajemen serta sumber daya sebagai pendukung. Subjek penelitian ini adalah responden yaitu bagian seksi kesehatan lingkungan yang khusus menangani tentang pengelolaan limbah. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif yaitu menggambarkan secara obyek yang diteliti.Hasil dari penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Islam Surabaya Ahmad Yani Tahun 2018 pada karakteristik limbah medis padat termasuk kategori tidak kompleks (jenis limbah medis hanya 5 golongan), pengelolaan limbah medis padat tahap pemilahan sebesar 100% (baik), tahap pewadahan sebesar 100% (baik), tahap pengangkutan sebesar 94,4% (baik), tahap penyimpanan sementara sebesar 90,0% (baik), tahap pengolahan dan pemusnahan sebesar 100% (baik), rata-rata hasil yang didapatkan semua tahap pengelolaan limbah medis padat sebesar 96,88%.Kesimpulannya untuk Manajemen Pengelolaan Limbah Medis Padat di RSI Surabaya Ahmad Yani Tahun 2018 termasuk kategori baik. Saran yang diberikan kepada RSI Surabaya yaitu membuat jadwal pengangkutan yang jelas dengan pihak ketiga, dan memperjelas tanda jalur kotor untuk pengangkutan limbah menuju TPS.Kata Kunci : Limbah Medis Padat, Pengelolaan, Rumah Sakit
PELAKSANAAN DESA SIAGA STRATA PRATAMA TAHUN 2016 (Studi Kasus Desa Siaga Wilayah Kerja Puskesmas Jetis Kabupaten Ponorogo) Levy Karunia Putri; Setiawan .; Mamik .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 1 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i1.579

Abstract

ABSTRACTDesa Siaga is a government program in an effort to get closer to basic health services to villagers, toalert communities in facing health problems, to make the communities independent in developing clean andhealthy living behavior. However, Desa Siaga program did not meet the expectation. The purpose of thisstudy was to investigate the implementation of Desa Siaga Pratama stage in Jetis health center work area.This is a descriptive research. The data was collected by interview about eight criteria for appointingDesa Siaga Aktif with research object include the chairman, village midwives, health workers, and 6members of community in each village. The data obtained were processed by using Microsoft Office Excel.The results showed that of 14 Desa Siaga, Jetis sub district, 11 villages were categorized as Pratamastage, while the 3 villages could not be defined, meaning that the general purpose of Desa Siaga, which is tocreate community that care and responsive in addressing health problems independently there, was not met.Government and health center should improve monitoring to the development of Desa Siaga Aktif. Itis also advisable to establish UKBM to create independent community to prevent and manage healthproblems. In addition, budgeting through the village budget to support Desa Siaga activities will be also agood step to be implemented. It is advisable for the community to play an active role to support all theactivities in order to create Desa Siaga in Jetis sub district.Keywords : Implementation of Alert Village, 8 indicators, the staging of Desa Siaga
EVALUASI PELAKSANAAN REDUCE REUSE RECYCLE MELALUI BANK SAMPAH DI JAMBANGAN KOTA SURABAYA TAHUN 2017 Marieta .; Mamik .; Rusmiati .
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 15, No 2 (2017): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v15i2.679

Abstract

Bank sampah adalah tempat menabunng sampah, yang mempunyai nilai ekonomis atau nilai yang dapat dimanfaatkan kembali dan dapat diatur ulang menjadi suatu produk baru.. pengelolaan sampah melalui pelaksanaan 3R ( Reduce, Reuse, Recycle ) melalui Bank Sampah menimbulkan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan, pelaksanaan pengelolaan sampah perlu dilakukan secara komperhensif dan terpadu agar memberikan manfaat secara ekonomi. Tujuan Peneletian ini Mengevaluasi  Pelaksanaan Reduce Reuse Recycle Melalui Bank Sampah Di Jambangan Kota Surabaya Tahun 2017 dengan menggunakan analisis SWOTJenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan merupakan data primer hasil pengukuran dan observasi. Data sekunder diperoleh dari Bank Sampah Pitoe Surabaya. Objek penelitian ini adalah orang-orang yang dianggap mengetahui atau memiliki pengetahuan mengenai permasalahan yang diteliti seperti manajer Bank Sampah dan nasabah yang bergabung dalam bank sampahHasil penelitian didapatkan hasil Reduce 0,25 (EFAS) dan 0,7 (IFAS) Reuse 0,5 (EFAS) dan 0,5 (IFAS),  Recycle 1,3 ( EFAS) dan 0,35  (IFAS). Hasil strategi menggencarkan sosialisasi serta menawarkan keunggulan bank sampah, mempererat tali silaturahm antar warga dengan lebih mengenalkan bank sampah, meningkatkan pelayanan dengan SOP semaksimal mungkin agar masyarakat sangat puas terhadap hasil pelayanan bank sampahKesimpulan penelitian ini adalah lingkungan internal bank sampah dan lingkungan eksternal bank sampah bahwa pelaksanaan Reduce Reuse Recycle melalui bank sampah dalam kondisi yang stabil dan baik. Saran untuk Bank Sampah Pitoe dalam pelaksanaan jangka panjang aktivitas bank sampah juga membutuhkan regenerasi kepengengurusan. Kata Kunci : 3R, Bank Sampah, SWOT
ANALISIS KANDUNGAN ZAT PEWARNA Rhodamin B PADA SAUS JAJANAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN PEDAGANG DI SEKOLAH DASAR NEGERI (Studi Kasus di Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015) Aprillina Yunita; Mamik .; Sukiran Al Jauhari
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 13, No 3 (2015): Gema Kesehatan Lingkungan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v13i3.96

Abstract

Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya dalam produkpangan.Tujuan penelitian mengetahui kandungan Rhodamin B secara kualitatif saus jajanan yang di jual disekolah dasar serta untuk mengetahui besar tingkat pengetahuan pedagang tentang penggunaanzat pewarna sintetik yang dilarang penggunaannya.Penelitian ini bersifat “Deskriptif” menggambarkan ada tidaknya kandungan Rhodamin B pada sausyang dijual di Sekolah Dasar Negeri. Populasi dan sampel dalam penelitian ini yaitu semua merksaus yang dijual pedagang jajanan di Sekolah Dasar Negeri dan pedagang tetap yang ada di 31Sekolah Dasar Negeri. Analisa data dilakukan secara deskriptif yaitu pemeriksaan organoleptik,pemeriksaan kimia, serta tingkat pengetahuan pedagang saus . Hasil pemeriksaan fisik saus bahwa 2 dari 3 sampel tidak menampakkan ciri  yang mengandung Rhodamin B sedangkan 1 sampel menampakkan ciri yang mengandung Rhodamin B. Penilaiantingkat pengetahuan pedagang jajanan bahwa 3 pedagang memiliki pengetahuan “Kurang”dan 28pedagang memiliki pengetahuan “Cukup”. Sebagian besar saus menunjukkan ciri penggunaan Rhodamin B dan produsen yang positifmenggunakan saus mengandung Rhodamin B mempunyai pengetahuan “Cukup”. Masyarakatsebagai pembeli harus teliti dalam membeli jajanan yang menggunakan saus, dan harus telitidalam mengetahui ciri-ciri saus yang mengandung Rhodamin B.