Rofik Sinung Basuki
Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

OPTIMASI BAHAN PENUTUP BENIH DALAM BUDIDAYA TANAM LANGSUNG TRUE SHALLOT SEED (TSS) Gina Aliya Sopha; Rofik Sinung Basuki
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 6 No 3 (2017)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.475 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v6i3.245

Abstract

Penentuan Interval Pemberian Air Tanaman Bawang Putih berdasarkan Nilai Evapotranspirasi (Determination of Interval Garlic Irrigation based on Evapotranspiration Value) nFN Harmanto; Ika Cartika; Rofik Sinung Basuki; Agnofi Merdeka Efendi; Nikardi Gunadi
Jurnal Hortikultura Vol 31, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v31n2.2021.p131-136

Abstract

Kebutuhan air tanaman dapat ditentukan berdasarkan nilai evapotranspirasi. Bawang putih untuk bisa tumbuh optimal memerlukan kebutuhan air yang cukup, baik dari segi volume ataupun ketepatan waktu pemberian. Penelitian ini bertujuan untuk mencari waktu atau interval pemberian air yang tepat pada tanaman bawang putih agar mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2020 bertempat di IP2TP Margahayu Lembang, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Rancangan penelitian yang digunakan, yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan enam perlakuan dan diulang empat kali. Perlakuan terdiri atas pemberian air berdasarkan nilai evapotranspirasi dengan interval penyiraman : (a) 2 hari sekali, (b) 3 hari sekali, (c) 4 hari sekali, (d) 5 hari sekali, (e) 6 hari sekali, serta (f) perlakuan kontrol, yaitu pemberian air cara petani tidak berdasarkan nilai evapotranspirasi, diberikan setiap 2 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan interval pemberian air 2, 3, dan 4 hari sekali berdasarkan nilai evapotranspirasi memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot kering brangkasan, bobot umbi segar dan kering, diameter umbi, dan panjang siung lebih tinggi dibanding perlakuan kontrol. Penyiraman 4 hari sekali dapat dilakukan pada budidaya bawang putih untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil serta efisiensi tenaga, waktu, dan biaya.KeywordsBawang putih; Evapotranspirasi; Interval irigasi; Irigasi tanamanAbstractPlant water requirements can be determined based on the evapotranspiration value. To be able to grow optimally, garlic requires sufficient water needs both in terms of volume and the timing of irrigation. The study was aimed at obtain the right time or frequency of water application to garlic plants in order to achieve optimal growth and production. The research was conducted from May to September 2020 at IP2TP Margahayu Lembang Indonesian Vegetable Research Institute. The research design used was a Randomized Block Design with six treatments and four replications. The treatment consisted of giving water based on the evapotranspiration value with watering intervals : (a) 2 days, (b) 3 days, (c) 4 days, (d) 5 days, (e) 6 days, and (f) control treatment, namely giving water by farmers not based on the value of evapotranspiration, given every 2 days. The results showed that the interval of giving water 2, 3, and 4 days based on the evapotranspiration value gave the plant height, number of leaves, stem diameter, stover dry weight, fresh and dry tuber weight, tuber diameter and clove length higher than the control treatment. Irrigation every 4 days can be done on garlic cultivation to increase the growth and yield as well as the efficiency ofenergy, time, and cost.
Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial Teknologi Pengendalian Hama Terpadu Kentang Dataran Medium Rofik Sinung Basuki; Tonny Koestoni Moekasan; Laksminiwati Prabaningrum
Jurnal Hortikultura Vol 23, No 1 (2013): Maret 2013
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v23n1.2013.p91-98

Abstract

Usahatani kentang di dataran medium di Indonesia tidak berkembang disebabkan oleh beberapa kendala. Kendala terpenting yaitu karena produktivitasnya yang rendah. Tujuan penelitian ialah untuk menghasilkan rakitan teknologi pengendalian hama terpadu (PHT) kentang dataran medium yang lebih produktif dan menguntungkan dibandingkan teknologi konvensional yang biasa digunakan petani. Penelitian dilakukan di dataran medium di Kabupaten Majalengka (680 m dpl.), Jawa Barat dari Bulan Juli sampai dengan Desember 2009. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu (1) identifikasi teknologi budidaya kentang yang biasa digunakan petani di area penelitian dan (2) percobaan lapangan untuk membandingkan teknologi PHT dengan teknologi konvensional. Penelitian pertama dilakukan melalui survei terhadap 10 responden. Percobaan lapangan menggunakan metode petak berpasangan dengan dua perlakuan dan masing-masing perlakuan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rakitan teknologi PHT layak secara teknis dan finansial direkomendasikan untuk menggantikan teknologi konvensional. Dibandingkan teknologi konvensional, secara teknis teknologi PHT dikatakan layak karena dapat meningkatkan produktivitas kentang dari 16,16 t/ha menjadi  21,44 t/ha (meningkat 32,7%), dan meningkatkan proporsi hasil umbi grade A (>125 g) dari 22% menjadi 47% (meningkat 114%).  Teknologi PHT secara finansial juga dikatakan layak karena perubahan dari penggunaan teknologi konvensional ke teknologi PHT memberikan tingkat pengembalian (R) 10,76. Implikasi dari penelitian ini ialah bahwa dalam peningkatan produksi kentang dataran medium di Kabupaten Majalengka (Jawa Barat) teknologi konvensional yang biasa digunakan petani setempat sebaiknya ditinggalkan diganti dengan teknologi PHT dari Balitsa yang terbukti lebih produktif dan lebih menguntungkan.
Studi Adopsi Cabai Merah Varietas Tanjung-2 Hasil Penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat Rofik Sinung Basuki; Idha Widi Arshanti; L Zamzani; Nur Khaririyatun; Yeni Kusandriani; Luthfy Luthfy
Jurnal Hortikultura Vol 24, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v24n4.2014.p355-362

Abstract

Kontribusi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) sebagai institusi pemerintah penghasil teknologi baru, termasuk varietas dalam meningkatkan pendapatan petani masih belum diketahui. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat adopsi dan kontribusi cabai merah varietas Tanjung-2 dari Balitsa dalam meningkatkan keuntungan petani serta mengetahui tingkat pengembalian investasi (ROI) biaya penelitian dan diseminasi dari cabai merah varietas Tanjung-2. Penelitian evaluasi ex-post ini dilakukan di Desa Cibeureum, Kabupaten Ciamis pada bulan Agustus-September 2013. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode Fokus Grup Diskusi (FGD) dan wawancara individual menggunakan kuesioner terstruktur. Responden yang diwawancara adalah 15 petani adopter dan 15 petani nonadopter varietas Tanjung-2. Selain itu wawancara informal juga dilakukan terhadap seorang petani kunci di Ciamis, seorang pemulia dan seorang peneliti dari Balitsa yang menghasilkan dan mendiseminasikan varietas Tanjung-2 di Ciamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2008–2012 varietas Tanjung-2 telah ditanam petani seluas lebih dari 600 ha yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Majalengka, Cirebon, Indramayu, Sumedang, dan Cianjur. Khususnya di Kabupaten Ciamis, pada tahun 2012 varietas Tanjung-2 telah diadopsi seluas 140 ha yang tersebar di 10 kecamatan. Adopsi varietas Tanjung-2 di Ciamis dapat meningkatkan profit petani sebesar 52,9 juta rupiah per hektar. Total peningkatan profit yang diterima petani dari adopsi varietas Tanjung-2 seluas 140 ha adalah 7,4 milyar rupiah. Tingkat pengembalian investasi (ROI) biaya penelitian dan diseminasi cabai merah varietas Tanjung-2 di Ciamis adalah sebesar 2.558%. Artinya setiap Rp100,00 yang dialokasikan Balitsa untuk biaya penelitian dan diseminasi varietas Tanjung-2 memberikan peningkatan profit sebesar Rp2.558,00 bagi petani adopter atau 25 kali lipat dari biaya investasi yang dikeluarkan. 
Studi Adopsi Benih Kentang Bebas Virus Varietas Granola L. dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Kabupaten Garut, Jawa Barat Rofik Sinung Basuki; Nur Khaririyatun; Asma Sembiring; nFN Nurmalinda; Idha Widi Arshanti
Jurnal Hortikultura Vol 29, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v29n2.2019.p241-256

Abstract

(Adoption  Study of Potato Seed Free Virus of Granola L. Variety from Indonesian Vegetable Research Institute in Garut Regency, West Java)Kontribusi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) sebagai lembaga penelitian pemerintah penghasil teknologi baru, termasuk varietas dalam meningkatkan pendapatan petani masih belum terdokumentasi dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat adopsi, pendapatan petani, dan tingkat pengembalian investasi (Return on Investment = ROI) pada penerapan benih kentang bebas virus varietas Granola L. dari Balitsa di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian ini merupakan evaluasi ex-post yang dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih secara purposive karena di daerah ini banyak petani yang mengadopsi benih kentang bebas virus varietas Granola L. dari Balitsa. Pengumpulan data dilakukan melalui Fokus Grup Diskusi (FGD) dan wawancara individual dengan kuesioner terstruktur. Total responden berjumlah 40 petani terdiri atas tujuh penangkar benih adopter, yaitu penangkar benih yang menghasilkan benih kentang bebas virus dari G0 (1 orang), G1 (1 orang), G2 (1 orang), G3 (3 orang), dan G4 (1 orang), 12 petani kentang konsumsi adopter, dan 21 petani nonadopter. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif, menggunakan gambar garis waktu, tabel, dan analisis biaya dan pendapatan usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi benih kentang bebas virus varietas Granola L. dari Balitsa telah diintroduksi dan diadopsi petani di Desa Sirnajaya, Kecamatan Cisurupan, Garut sejak tahun 2008. Adopsi teknologi benih kentang bebas virus varietas Granola L. di Garut pada tahun 2013 dapat meningkatkan profit dari total adopter dengan nilai total sebesar 6,732 milyar rupiah. Sementara nilai ROI untuk biaya penelitian dan diseminasi teknologi benih kentang bebas virus varietas Granola L. untuk tahun 2013 adalah sebesar 918.000%. Artinya, untuk setiap Rp100,00 biaya penelitian dan diseminasi yang dikeluarkan Balitsa memberikan peningkatan profit kepada total petani adopter sebesar Rp918.000,00 atau peningkatan sebesar 9.180 kali lipat.KeywordsKentang; Varietas Granola L.; Tingkat adopsi; Profit; ROIAbstractContribution of Indonesian Vegetable Research Institute (Ivegri) as a public research institution which produces new technologies, including new varieties, on the improvement of farmers’ income are still not well documented. The research objective was to determine the level of adoption, farmer income and return on investment (ROI) on the application virus-free potato seed of Granola L. variety from Ivegri in Garut District, West Java. This ex-post evaluation research was conducted in June 2014 in Sirnajaya Village, Cisurupan Subdistrict, Garut District, West Java. The location was chosen purposively because in the area there were a lot of farmers who adopted virus free potato seed of Granola L. variety from Ivegri. Data were collected through Focus Group Discussion and an individual interview used structured questionnaire. The total respondents were 40 farmers consisted of 7 farmers seed adopters, they were farmer seeds that generated G0 free virus potato seed (1 person), G1 (1 person), G2 (1 person), G3 (3 persons) and G4 (1 person), 12 adopter farmers of potato consumption and 21 nonadopter farmers. Data were analysed using descriptive statistic with time line picture, table and farm budget analysis. The result of study showed that the technology of potato free virus seed of Granola L. Variety of Granola L. seed from Ivegri have been introduced as well as adopted by farmers in Garut total adopters’ profit as much as 6.732 billions rupiah. Meanwhile, the return on investment (ROI) of research and disseminaton of technology of potato free virus seed of Granola L. variety only in 2013 was 918.000%. It means each IDR 100 invested by Ivegri on research and dissemination of technology of potato free virus seed of Granola L. variety would increase the profit of total farmers’ adopters as IDR 918.000 or 9,180 times of the investment.