Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Pengaruh Diameter Partikel Terhadap Konsentrasi L-Dopa, Kc Dan De Pada Ekstraksi L-Dopa Dari Biji Kara Benguk (Mucuna Pruriens Dc.) Budiyati, Eni; Mulyono, Panut; Purwono, Suryo
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 35 No. 2 Oktober 2013
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.533 KB)

Abstract

Mucuna pruriens (biji kara benguk) merupakan tanaman penghasil bahan obat-obatan karena mengandung senyawa L-Dopa. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk pengobatan penyakit gangguan syaraf, anti bisa ular, meningkatkan bobot dan kekuatan otot, vitalitas seksual pria, zat anti-aging dan obat cacing pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi L- Dopa dari biji kara benguk dengan menggunakan pelarut air. Di samping itu, penelitian ini juga mengevaluasi pengaruh dari diameter partikel terhadap konsentrasi L- dopa hasil ekstraksi, koefisien transfer massa (kC), dan difusivitas efektif (De). Tahapan yang digunakan pada penelitian ini adalah, persiapan bahan baku, proses ekstraksi, dan analisis L-Dopa. Proses ekstraksi dilakukan dalam tangki yang dilengkapi dengan thermometer. Analisis L-Dopa dilakukan dengan dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil diameter partikel maka konsentrasi L-Dopa terekstrak semakin besar. Konsentrasi tertinggi diperoleh pada diameter partikel 0,5 mm yaitu 1739,56 ppm. Nilai difusivitas efektif (De) untuk variabel diameter partikel (0,5; 0,675; 2,18; dan 2,5 mm) hampir sama yaitu 2,99.10–5 sampai 3,07.10–5 cm2/menit. Sedangkan nilai koefisien transfer massa (kC) berbanding terbalik dengan diameter partikel. Nilai kC berkisar antara 2,83.10-2 sampai 3,98.10-2 g/cm2.menit. 
Pengaruh Diameter Partikel Terhadap Konsentrasi L-Dopa, Kc Dan De Pada Ekstraksi L-Dopa Dari Biji Kara Benguk (Mucuna Pruriens Dc.) Eni Budiyati; Panut Mulyono; Suryo Purwono
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 35 No. 2 Oktober 2013
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v35i2.1884

Abstract

Mucuna pruriens (biji kara benguk) merupakan tanaman penghasil bahan obat-obatan karena mengandung senyawa L-Dopa. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk pengobatan penyakit gangguan syaraf, anti bisa ular, meningkatkan bobot dan kekuatan otot, vitalitas seksual pria, zat anti-aging dan obat cacing pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi L- Dopa dari biji kara benguk dengan menggunakan pelarut air. Di samping itu, penelitian ini juga mengevaluasi pengaruh dari diameter partikel terhadap konsentrasi L- dopa hasil ekstraksi, koefisien transfer massa (kC), dan difusivitas efektif (De). Tahapan yang digunakan pada penelitian ini adalah, persiapan bahan baku, proses ekstraksi, dan analisis L-Dopa. Proses ekstraksi dilakukan dalam tangki yang dilengkapi dengan thermometer. Analisis L-Dopa dilakukan dengan dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil diameter partikel maka konsentrasi L-Dopa terekstrak semakin besar. Konsentrasi tertinggi diperoleh pada diameter partikel 0,5 mm yaitu 1739,56 ppm. Nilai difusivitas efektif (De) untuk variabel diameter partikel (0,5; 0,675; 2,18; dan 2,5 mm) hampir sama yaitu 2,99.10–5 sampai 3,07.10–5 cm2/menit. Sedangkan nilai koefisien transfer massa (kC) berbanding terbalik dengan diameter partikel. Nilai kC berkisar antara 2,83.10-2 sampai 3,98.10-2 g/cm2.menit. 
OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PROSES PADA EKSTRAKSI GELATIN DARI TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) Eni Budiyati; Vicka Haningtyas
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6146

Abstract

Gelatin merupakan senyawa yang terdiri atas 50,5% karbon, 17% nitrogen, 6,8% hidrogen, dan 25,2% oksigen. Senyawa ini merupakan campuran dari protein dan peptida yang dapat dihasilkan dari proses ekstraksi kolagen hewan. Pemanfaatan gelatin dalam berbagai industri, yaitu industri makanan dan minuman, industri fotografi, farmasi, kecantikan, dan industri kimia lainnya. Pemilihan tulang ikan bandeng sebagai bahan baku penelitian karena jumlahnya yang relatif banyak dan belum diimbangi oleh pengolahan terhadap limbah tulang ikan bandeng tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi gelatin dari tulang ikan bandeng (Chanos chanos). Di samping itu, studi ini juga mengevaluasi pengaruh suhu dan ekstraksi terhadap karakteristik gelatin yang dihasilkan. Tulang ikan bandeng diekstraksi dalam gelas beker dan diaduk dengan kecepatan pengadukan yang konstan, yaitu sekitar 520 rpm. Variasi suhu yang diinvestigasi adalah 50°C, 70°C, dan 90°C. Sedangkan variasi waktu ektraksi yang digunakan adalah 1,5 jam, 2 jam, 2,5 jam, dan 3 jam. Rendemen gelatin tertinggi diperoleh pada suhu 70°C dan waktu ekstraksi 2,5 jam, yaitu sekitar  2,43%. Sedangkan karakteristik hasil penelitian terbaik diperoleh pada suhu 70°C, dan waktu reaksi 2 jam dengan kadar air 8%, kadar abu 2%, viskositas 2,237 cP, dan pH 4,2. Hasil gelatin ini diaplikasikan pada pembuatan resep sirup. Gelatin tulang ikan bandeng dengan konsentrasi 7%/L dibutuhkan untuk memperoleh viskositas sirup yang sama dengan sirup komersial.
OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PROSES PADA EKSTRAKSI GELATIN DARI TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) Eni Budiyati; Vicka Haningtyas
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 43 No. 1 April 2021
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24817/jkk.v43i1.6146

Abstract

Gelatin merupakan senyawa yang terdiri atas 50,5% karbon, 17% nitrogen, 6,8% hidrogen, dan 25,2% oksigen. Senyawa ini merupakan campuran dari protein dan peptida yang dapat dihasilkan dari proses ekstraksi kolagen hewan. Pemanfaatan gelatin dalam berbagai industri, yaitu industri makanan dan minuman, industri fotografi, farmasi, kecantikan, dan industri kimia lainnya. Pemilihan tulang ikan bandeng sebagai bahan baku penelitian karena jumlahnya yang relatif banyak dan belum diimbangi oleh pengolahan terhadap limbah tulang ikan bandeng tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi gelatin dari tulang ikan bandeng (Chanos chanos). Di samping itu, studi ini juga mengevaluasi pengaruh suhu dan ekstraksi terhadap karakteristik gelatin yang dihasilkan. Tulang ikan bandeng diekstraksi dalam gelas beker dan diaduk dengan kecepatan pengadukan yang konstan, yaitu sekitar 520 rpm. Variasi suhu yang diinvestigasi adalah 50°C, 70°C, dan 90°C. Sedangkan variasi waktu ektraksi yang digunakan adalah 1,5 jam, 2 jam, 2,5 jam, dan 3 jam. Rendemen gelatin tertinggi diperoleh pada suhu 70°C dan waktu ekstraksi 2,5 jam, yaitu sekitar  2,43%. Sedangkan karakteristik hasil penelitian terbaik diperoleh pada suhu 70°C, dan waktu reaksi 2 jam dengan kadar air 8%, kadar abu 2%, viskositas 2,237 cP, dan pH 4,2. Hasil gelatin ini diaplikasikan pada pembuatan resep sirup. Gelatin tulang ikan bandeng dengan konsentrasi 7%/L dibutuhkan untuk memperoleh viskositas sirup yang sama dengan sirup komersial.
Pengaruh Diameter Partikel Terhadap Konsentrasi L-Dopa, Kc Dan De Pada Ekstraksi L-Dopa Dari Biji Kara Benguk (Mucuna Pruriens Dc.) Eni Budiyati; Panut Mulyono; Suryo Purwono
Jurnal Kimia dan Kemasan Vol. 35 No. 2 Oktober 2013
Publisher : Balai Besar Kimia dan Kemasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.533 KB) | DOI: 10.24817/jkk.v35i2.1884

Abstract

Mucuna pruriens (biji kara benguk) merupakan tanaman penghasil bahan obat-obatan karena mengandung senyawa L-Dopa. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk pengobatan penyakit gangguan syaraf, anti bisa ular, meningkatkan bobot dan kekuatan otot, vitalitas seksual pria, zat anti-aging dan obat cacing pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi L- Dopa dari biji kara benguk dengan menggunakan pelarut air. Di samping itu, penelitian ini juga mengevaluasi pengaruh dari diameter partikel terhadap konsentrasi L- dopa hasil ekstraksi, koefisien transfer massa (kC), dan difusivitas efektif (De). Tahapan yang digunakan pada penelitian ini adalah, persiapan bahan baku, proses ekstraksi, dan analisis L-Dopa. Proses ekstraksi dilakukan dalam tangki yang dilengkapi dengan thermometer. Analisis L-Dopa dilakukan dengan dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil diameter partikel maka konsentrasi L-Dopa terekstrak semakin besar. Konsentrasi tertinggi diperoleh pada diameter partikel 0,5 mm yaitu 1739,56 ppm. Nilai difusivitas efektif (De) untuk variabel diameter partikel (0,5; 0,675; 2,18; dan 2,5 mm) hampir sama yaitu 2,99.10–5 sampai 3,07.10–5 cm2/menit. Sedangkan nilai koefisien transfer massa (kC) berbanding terbalik dengan diameter partikel. Nilai kC berkisar antara 2,83.10-2 sampai 3,98.10-2 g/cm2.menit. 
PAKOM PEMANFAATAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI PONDOK PESANTREN AL-AHAD DAN BUDI UTOMO SURAKARTA Haryanto Haryanto; Muchlison Anis; Eni Budiyati
WARTA LPM WARTA LPM, Vol. 21, No. 1, Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/warta.v21i2.4831

Abstract

Kondisi lingkungan yang asri akan tercipta, jika salah satu masalah yaitu sampah rumah tangga baik yang berasal dari dapur maupun pekarangan dapat dikelola dengan baik.Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ahad dan Budi Utomo Surakarta berupa Pendidikan dan Pelatihan pembuatan kompos dari sampah rumah tangga. Kegiatan berjalan dengan lancar, warga Ponpes dapat mengikuti dengan semangat dan komposer dapat berfungsi dengan baik.Kompos yang dihasilkan untuk memupuk tanaman pekarangan dan ladang, sehingga lingkungan terlihat asri, nyaman dan warga mendapat tambahan pendapatan.Kata kunci: sampah, kompos, nilai tambah
PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN RASIO BAHAN TERHADAP PELARUT AIR PADA DISTILASI MINYAK ATSIRI TEMULAWAK Eni Budiyati; Angga Fredo Nugroho; Ristiana Fauziati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v32n2.2021.52-61

Abstract

Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza) essential oil is one of the curcuminoids sources that are widely used in the food and health industries. Temulawak oil extraction usually uses ethanol as a solvent which is relatively less safe for health. This study aimed to evaluate the effect of particle size and the ratio of materials to water solvents in the distillation process of Javanese turmeric essential oil. The experiment was conducted at the Chemical Engineering Research Laboratory, Muhammadiyah University, Surakarta. The treatments tested were the powder size (20, 40, 60, dan 140 mesh), the ratio of material to water solvent (w/v) consisted of 100:800, 150:750, 200:700, and a distillation time of 3 hours at a constant temperature of 100oC with an interval of distillation duration of 0.5; 1; 1.5; 2; 2.5; and 3 hours. The parameters observed were the essential oil quality: organoleptic, refractive index, pH, mass or volume of the oil produced, and curcuminoid compounds using the GC-MS method. The maximum yield of Javanese turmeric essential oil (18.01g) was obtained at a particle size of 140 mesh with a distillation duration of 1.5–2 hours, and the ratio of raw material to solvent 100:800 (g.ml-1). Based on the GCMS analysis, the highest components in the Javanese turmeric essential oil were α-curcumin (42.17%) and α-cedrene (11.14%). The results indicated that the distillation process of Javanese turmeric oil using water as a solvent can be used as an alternative to substitute ethanol as a solvent.
Studies on Epoxidation of Tung oil with Hydrogen Peroxide Catalyzed by Sulfuric Acid Eni Budiyati; Rochmadi Rochmadi; Arief Budiman; Budhijanto Budhijanto
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 2020: BCREC Volume 15 Issue 3 Year 2020 (December 2020)
Publisher : Department of Chemical Engineering - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9767/bcrec.15.3.8243.674-686

Abstract

Tung oil with an iodine value (IV) of 99.63 g I2/100 g was epoxidized in-situ with glacial acetic acid and hydrogen peroxide (H2O2), in the presence sulfuric acid as catalyst. The objective of this research was to evaluate the effect of mole ratio of H2O2 to unsaturated fatty acids (UFA), reaction time and catalyst concentration in Tung oil epoxidation. The reaction kinetics were also studied. Epoxidation was carried out for 4 h. The reaction rates and side reactions were evaluated based on the IV and the conversion of the epoxidized Tung oil to oxirane. Catalytic reactions resulted in higher reaction rate than did non-catalytic reactions. Increasing the catalyst concentration resulted in a large decrease in the IV and an increase in the conversion to oxirane at the initial reaction stage. However, higher catalyst concentration in the epoxidation reaction caused to a decrease in reaction selectivity. The mole ratio of H2O2 to UFA had an influence identical to the catalyst concentration. The recommended optimum mole ratio and catalyst concentration in this study were 1.6 and 1.5%, respectively. The highest conversion was 48.94% for a mole ratio of 1.6. The proposed kinetic model provided good results and was suitable for all variations in reaction temperature. The activation energy (Ea) values were around 5.7663 to 76.2442 kcal/mol. Copyright © 2021 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0). 
PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN RASIO BAHAN TERHADAP PELARUT AIR PADA DISTILASI MINYAK ATSIRI TEMULAWAK Eni Budiyati; Angga Fredo Nugroho; Ristiana Fauziati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 32, No 2 (2021): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v32n2.2021.52-61

Abstract

Javanese turmeric (Curcuma xanthorrhiza) essential oil is one of the curcuminoids sources that are widely used in the food and health industries. Temulawak oil extraction usually uses ethanol as a solvent which is relatively less safe for health. This study aimed to evaluate the effect of particle size and the ratio of materials to water solvents in the distillation process of Javanese turmeric essential oil. The experiment was conducted at the Chemical Engineering Research Laboratory, Muhammadiyah University, Surakarta. The treatments tested were the powder size (20, 40, 60, dan 140 mesh), the ratio of material to water solvent (w/v) consisted of 100:800, 150:750, 200:700, and a distillation time of 3 hours at a constant temperature of 100oC with an interval of distillation duration of 0.5; 1; 1.5; 2; 2.5; and 3 hours. The parameters observed were the essential oil quality: organoleptic, refractive index, pH, mass or volume of the oil produced, and curcuminoid compounds using the GC-MS method. The maximum yield of Javanese turmeric essential oil (18.01g) was obtained at a particle size of 140 mesh with a distillation duration of 1.5–2 hours, and the ratio of raw material to solvent 100:800 (g.ml-1). Based on the GCMS analysis, the highest components in the Javanese turmeric essential oil were α-curcumin (42.17%) and α-cedrene (11.14%). The results indicated that the distillation process of Javanese turmeric oil using water as a solvent can be used as an alternative to substitute ethanol as a solvent.
Karakterisasi Nano Kitosan dari Cangkang Kerang Hijau dengan Metode Gelasi Ionik Nita Zul Arsyi; Eko Nurjannah; Darari Nurahlina; Eni Budiyati
Jurnal Teknologi Bahan Alam Volume 2 Nomor 2 Oktober 2018
Publisher : Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kitosan adalah salah satu polimer yang sedang dikembangkan dalam bentuk nanopartikel. Kitosan diperoleh dari deasetilasi kitin, yang dapat ditemukan dalam cangkang kerang hijau. Sementara nanopartikel kitosan dapat dipreparasi menggunakan metode gelasi ionik dengan anion tripolifosfat. Penelitian ini mempelajari tentang isolasi kitosan dari cangkang kerang hijau. Selain itu juga mempelajari pengaruh rasio kitosan:NaTPP dan kecepatan pengadukan terhadap karakteristik nano kitosan. Untuk menentukan derajat deasetilasi (DD), dilakukan analisis menggunakan spektroskopi FTIR. Sedangkan karakterisasi nano kitosan dievaluasi berdasarkan analisis spektroskopi UV-Vis dan Particle Size Analyzer (PSA) untuk mengetahui ukuran partikel nano kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen kitosan cangkang kerang hijau sebesar 81,33% dengan DD 82,05%. Pada preparasi nano kitosan, berdasarkan analisis UV-Vis, ukuran partikel meningkat dari 4:1; 3:1; dan rasio 5:1 pada 200 rpm, tetapi berbanding terbalik pada kecepatan pengadukan 300 rpm. Sedangkan pada kecepatan pengadukan 400 rpm, ukuran partikel meningkat dari 5: 1; 4: 1; dan rasio 3: 1. Berdasarkan analisis PSA, sampel yang disiapkan pada chitosan: tpp 5: 1 dan 400 rpm kecepatan pengadukan memberikan partikel nano dengan ukuran 774,3 nm.