Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN

HUBUNGAN SANITASI TEMPAT PENGGILINGAN DAGING DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS (Salmonella sp.) DAGING GILING Rinda Astri Setyawati; Narwati .; Deddy Adam
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 19, No 2 (2021): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v19i2.1531

Abstract

Daging giling merupakan jenis bahan pangan yang mudah rusak (perishable food). Kerusakan dapat disebabkan oleh bakteri Salmonella melalui faktor sanitasi tempat diantaranya lokasi, bangunan, tata ruang dan fasilitas sanitasi. Faktor sanitasi tempat penggilingan daging di Pasar Tambah Rejo yang tidak memenuhi syarat berdasarkan Perka BPOM No. 5 Tahun 2015 berpotensi menyebabkan kontaminasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi tempat penggilingan daging dengan kualitas bakteriologis (Salmonella sp.) daging giling di Pasar Tambah Rejo Surabaya Tahun 2020.Desain penelitian merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh daging giling di tempat penggilingan daging Pasar Tambah Rejo Surabaya sejumlah 6 dan air bersih di tempat penggilingan daging Pasar Tambah Rejo Surabaya sejumlah 1. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan uji laboratorium. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman rank.Hasil penelitian diperoleh 5 lokasi tempat penggilingan daging kurang memenuhi syarat, 4 bangunan kurang memenuhi syarat, 2 tata ruang kurang memenuhi syarat, 5 fasilitas sanitasi cukup memenuhi syarat. Uji hipotesis menunjukkan p value (0,016) (0,05) mengindikasikan bahwa ada hubungan antara sanitasi tempat penggilingan daging dengan kualitas bakteriologis (Salmonella sp.) pada daging giling di Pasar Tambah Rejo Surabaya tahun 2020.Disarankan pekerja membersihkan lantai dengan cara mengepel menggunakan cairan desinfektan, PD Pasar Surya dapat merealisasikan program perbaikan saluran pembuangan yang terbuka dengan memberi penutup berupa penutup dari bahan besi.
PENGARUH PERILAKU HIDUP BERSIH dan SEHAT TERHADAP PENULARAN SKABIES (Studi Kasus Pada Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Malang Tahun 2020) Dinda Pratiwi; Irwan Sulistio; Deddy Adam; Ferdian Akhmad Ferizqo
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 19, No 1 (2021): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v19i1.1293

Abstract

Berdasarkan catatan medis di klinik Lembaga Permasyarakatan Kelas 1 Malang jumlah penderita scabies sebanyak 681 kejadian tercatat dari 4 bulan berlalu (bulan Juni 2019 – Oktober 2019) yang dialami oleh narapidana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab banyaknya penularan skabies di Lapas Kelas 1 Malang.Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode analitik.  Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan sampel sebanyak 97 dari 3200 populasi. Analisis yang digunakan adalah uji statistic Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%.97 warga binaan permasyarakatan yang menjadi sampel penelitian terdapat 64 (66%) warga binaan yang sedang mengalami penyakit skabies dan 33 (34%) warga binaan yang pernah mengalami penyakit skabies. 69 responden memiliki tingkat pengetahuan PHBS yang kurang, 58 narapidana memiliki sikap PHBS kurang, 59 narapidana memiliki tindakan PHBS kuran, 71 narapidana memiliki perilaku hidup bersih dan sehat kurang. Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan penularan penyakit scabies di Lembaga Permasyarakatan Kelas I Malang.Kegiatan pemeriksaan dan pemberian obat secara rutin terlebih kepada penderita scabies. Perlunya dilakukan penyuluhan kesehatan tentang penyakit yang rentan tterjadi di Lembaga Permasyarakatan. Demi meningkatkan terlaksananya PHBS did alam Lapas Klas I Malang maka sarana sanitasi dan kondisi lingkungan  Lapas perlu ditingkatkan. Untuk peneliti selanjutnya perlu diadakan penelitian lanjutan dengan faktor kondisi fisik lingkungan dan sarana sanitasi.
PEMANFAATAN ISI RUMEN SAPI DI RUMAH POTONG HEWAN PEGIRIAN SEBAGAI BIOGAS Andy Susilo; Darjati .; Deddy Adam
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 18, No 2 (2020): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v18i2.1122

Abstract

Pengolahan limbah cairan isi rumen dan kotoran sapi dapat dilakukan dengan cara fermentasi anaerob (tanpa oksigen), dan merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Dalam proses tersebut bahan organik akan didegrasi oleh mikroba yang dapat menghasilkan biogas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar gas metan (CH4) yang dihasilkan dari proses biogas dengan 3 (tiga) dosis aktivator EM4 yang berbeda.             Metode penelitian adalah eksperimen murni dengan menggunakan desain penelitian Rancangan “Post Only With Control Grup”. Sampel menggunakan Purposive random sampling berupa isi rumen sapi. Selanjutnya uji dilakukan dengan 4 perlakuan setiap 1 perlakuan 6 replikasi.             Berdasarkan pemeriksaan laboratorium pada gas metan (CH4) dapat diketahui bahwa kadar gas metan (CH4) yang tidak diberi penambahan aktivator EM4 sebesar 0,47950 dan penambahan aktivator EM4 yang efektif yaitu variasi dosis 20% sebesar 3,33103, penambahan dosis aktivator EM4 15% sebesar 2,55065 dan penambahan dosis aktivator EM4 10% sebesar 1,68862. Terdapat perbedaan kadar gas metan dengan variasi aktivator EM4 10%, 15%, dan 20% pada proses bioga dengan menggunakan isi rumen sapi.             Penelitian ini dapat digunakan masyarakat sebagai bahan bakar alternatif untuk kegiatan sehari-hari. Penlitian ini juga dapat dilanjutkan dengan mengukur kadar gas metan total pada proses biogas.Kata kunci: Biogas, Isi Rumen Sapi
EVALUASI PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM MENCEGAH PENULARAN COVID-19 DI GEREJA-GEREJA WILAYAH KECAMATAN GUDO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2021 Lois Putu Primawidani; Ferry Kriswandana; Deddy Adam
GEMA LINGKUNGAN KESEHATAN Vol 20, No 1 (2022): GEMA Lingkungan Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/kesling.v20i1.1675

Abstract

In March 2020 the government determined that the COVID-19 outbreak was a national disaster that spread through splashes, so gatherings of large numbers of people could increase the risk of spreading COVID-19. The church is a place for Christians to carry out religious activities. During this activity, there was interaction between congregations that could increase the potential for the spread of COVID-19. The purpose of this study was to describe and evaluate the application of health protocols in preventing the transmission of COVID-19 in churches in the Gudo District, Jombang Regency in 2021.This study uses a descriptive observational method. The variables of this research are socialization and education of COVID-19 health protocols, use of masks, hand washing facilities or hand sanitizers, disinfection, social distancing systems, thermoguns, restrictions on the number of congregations and duration of worship, as well as air circulation and floor types. Data collection used observations and interviews to describe the implementation of the COVID-19 health protocol in seven churches in Gudo District, Jombang Regency. Data analysis in this study is to collect data, process and compile, then presented in tabulation then each variable is analyzed descriptively.Observation results show that all churches get the Good category with a minimum score of 76.92%. The results of the interview show that the manager has facilitated the congregation in implementing the COVID-19 health protocol.The conclusion from this research is that the implementation of the COVID-19 health protocol is not optimally implemented, namely socialization and education of the COVID-19 health protocol and measuring body temperature. Suggestions for other researchers who want to continue this research are researching the implementation of the COVID-19 health protocol in places of worship using quantitative research methods.