Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analysis of The Mechanical Properties of Concrete Based on Fly Ash and Palm Oil Clinkers L Opirina; Azwanda Azwanda; R Febrianto
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.451 KB) | DOI: 10.52088/ijesty.v1i4.148

Abstract

Concrete is the result of a mixture of cement, aggregate and water. Under certain conditions, the concrete mixture can be added with additives and admixture to get the concrete as needed. Cement is the most important material in the manufacture of conventional concrete. When cement is produced, the same amount of CO2 will also be generated as a side effect and pollute the atmosphere. Fly ash as an alternative to cement will be introduced as an alternative concrete material to reduce the use of cement in the concrete mix. In addition to the use of charcoal fly ash as a partial substitute for cement, this study also uses palm oil clinkers as a substitute for fine aggregate as much as 20%. This replacement material is an industrial waste which has the main content of silica and alumina which is similar to the main material for forming concrete. In addition, the use of these two materials also aims to reduce the exploration of the use of natural materials. This research introduces 3 kinds of concrete composition. The grouping is based on the ratio of fly ash and cement used, namely (60%:40%), (70%:30%) and (80%:20%). The test object used is a concrete cylinder with a diameter of 150 mm and a height of 300 mm. Tests were carried out at the age of 28 days of concrete. The compressive strength test showed that the best concrete was produced from the combination of the addition of 60% fly ash of coal aged 28 days, which was 4.21 MPa.
Analisis Gerusan Lokal dengan Metode Colorado State University (CSU) Dan Metode Froehlich Cut Suciatina Silvia; Azwanda Azwanda
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 6, No 2 (2020): Jurnal Teknik Sipil & Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.716 KB) | DOI: 10.35308/jts-utu.v6i2.2744

Abstract

ABSTRAKJembatan Alue Buloh yang melintasi Sungai Krueng Seunagan adalah satu akses  penghubung yang membatasi Desa Alue Buloh dan Desa Latong dan berada di Kecamatan Seunagan Kabupaten Nagan Raya. Jembatan ini telah mengalami penurunan sebesar 80cm akibat bangunan bawah dari jembatan telah menyebabkan perubahan morfologi sungai Alue Buloh dimana dasar sungai yang mengalami pendangkalan oleh sedimentasi dan erosi tebing mengakibatkan sungai semakin melebar.  Berdasarkan kondisi permasalahan di atas diperlukan kajian dan identifikasi terhadap jembatan yang berada di lokasi studi, dengan tujuan untuk memperoleh besarnya kedalaman gerusan yang terjadi akibat bangunan bawah jembatan yaitu pilar. Analisis kedalaman gerusan dilakukan menggunakan metode Colorado State University (CSU) dan metode Froehlich. Dengan nilai kedalaman maksimum 2.28 m. lebar pilar 4m, panjang pilar 10m, ukuran rerata diameter partikel (D50) 0.91 m, kecepatan aliran rerata 1,36 m / det,koefisien bentuk pilar (K1) round nose 0.75, koefisien sudut datang aliran (K2)0 0  adalah 1 dan koefisien kondisi saluran (K3)small dunes 1,1, nilai bilanga Froude 0,29 maka hasil analisis kedalaman gerusan menggunakan metode CSU diperoleh sebesar 2,96 m dan dengan metode Froehlich sebesar 1,61 m. Dengan hasil ini diharapkan menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya untuk dapat merencanakan penanganan gerusan lokal akibat adanya pilar jembatan yang sesuai dengan kondisi wilayah studi.
EVALUASI NILAI WAKTU PERJALANAN PENJUAL PASAR TRADISIONAL Azwanda Azwanda; Meidia Refiyanni; Meri Candra
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 3, No 2 (2017): Jurnal Teknik Sipil Dan Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.407 KB) | DOI: 10.35308/jts-utu.v3i2.733

Abstract

The value of travel time becomes an important part of profits in the assessment of a transportation project in terms of economic considerations. The time value is usually proportional to per-capita income, which is a fixed ratio to the income level. As for the limitations of the problem in this study is only done on a single market contained in the city of Meulaboh Business Market located at Jalan Daud Dariyah II Meulaboh City for the survey by way of filing questionnaires to kiosk owners and employees stalls Market Business as respondents , As well as compiling survey results into planned formats. The questionnaire data is inputted and then recapitulated to be analyzed by Kolmogorov-Sminnov Normality test method to ensure valid / normal data, and analysis ofspearman's rho and kendall's tau test methods in SPSS (Statistical Product and Service Solution) software. Based on the analysis of time value of go-and-go time of the seller, for the kiosk owner the time value goes 567,41 Rp / minute and the return time value is 108,18 Rp / minute. Sedangka for employees kiosk 691,68 Rp / minute (go) and 108,00 Rp / minute (go home). Furthermore, the results of the normality test stages by kolmogorov-smirnov with SPSS (Statistical Product andService Solution) method show that the output of the travel costs of owners and employees of kiosks (go-home), and the value of time owners and employees kiosk (go-go ) Value significance correction (Sig) <0.05, means that data is not normally distributed. Implementation on the data normality test (kolmogorov-smirnov) if the significance is below 0.05, means that the data has a significant difference with the normal raw data. Furthermore, non-parametric statistic is used with spearman's rho and kendall's tau, to know the relationship between travel cost and travel time value. The result of spearman's rho correlation shows positive number (+) on correlation coefficien, as well as correlation coefficien's correlation or tau indicates positive number (+) on correlation coefficien, meaning the greater the travel cost the greater the travel time. Keywords: Seller, Traditional Market, Travel Time Abstract
Pembuatan Penahan Erosi Tebing Sungai Tipe Hexagonal Sebagai Wadah Penanaman Rumput Vetiver dalam Penerapan Konsep Bangunan Hijau Azwanda Azwanda; Lissa Opirina; Muhammad Ikhsan; Meidia Reffiyani
Jurnal Abdimas Berdaya : Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 01 (2022): Jurnal Abdimas Berdaya
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jab.v5i01.208

Abstract

Tebing sungai merupakan salah satu bagian yang paling rentan mengalami pengikisan oleh aliran air apabila tidak diberi pengamanan tebing yang baik. Pembangunan dinding penahan pinggir sungai merupakan salah satu upaya untuk mencegah erosi, selain itu juga untuk menambah estetika. Memperkenalkan cara membuat penahan erosi tebing sungai tipe hexagonal sebagai wadah penanaman rumput vetiver dalam penerapan konsep bangunan hijau pada kelompok masyarakat Desa Alue Buloh, Kabupaten Nagan Raya. Salah satu upaya pengabdian berbasis riset, berdasarkan kondisi permasalahan di atas konsep dasar yang ditawarkan adalah penanganan tebing sungai dengan konsep Grey and Green Construction in Collaboration yang merupakan gabungan antara bangunan pelindung tebing sungai dari beton dan tumbuhan/vegetasi yaitu jenis rumput vetiver. Metode bangunan hijau yang diterapkan adalah dengan cara membuat penahan tebing seperti pot yang dapat menjadi wadah penanaman rumput vetiver. Sehingga gabungan antara bangunan pelindung tebing sungai dari beton dan tumbuhan/vegetasi yaitu jenis rumput vetiver dapat mengatasi laju erosi sungai dengan konsep bangunan hijau. Penerapan bangunan hijau ini dilakukan secara tepat guna dengan mengupayakan penggunaan biaya yang cukup murah serta efisien, tapi tetap memiliki manfaat yang sangat besar dalam penanggulangan erosi tebing sungai, sebagai upaya dalam manjaga ekosistem alam, mengurangi laju erosi tebing sungai dan peningkatan perekonomian masyarakat.
ANALISIS DEFLEKSI JEMBATAN CABLE STAYED MENGGUNAKAN SOFTWARE ALLPLAN BRIDGE (ALUE BULOH BRIDGE) Azwanda Azwanda; Lissa Opirina; Deby Ulfa Zulka
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 9, No 1 (2023): Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jts-utu.v9i1.7318

Abstract

Jembatan Alue Buloh merupakan jenis jembatan rangka baja jenis warren truss dengan panjang 180 meter yang menghubungkan Desa Latong dan Desa Alue Buloh. Dalam perencanaan ulang ini, jenis jembatan diubah menjadi jembatan cable stayed tipe kipas angin karena dapat meminimalisir efek gerusan yang terjadi pada aliran sungai. Perencanaan jembatan diawali dengan pengumpulan data primer berupa data jembatan eksisting dan data sekunder berupa data tanah, spektrum respon, data gerusan dan data sungai, kemudian data tersebut menjadi acuan perencanaan jembatan ini. Tahap selanjutnya adalah pemodelan jembatan menggunakan software jembatan allplan. Hasil pemodelan jembatan dianalisis untuk stabilitas pilar, defleksi menara/tiang, momen pamungkas, defleksi gelagar kotak. Acuan regulasi dari rencana ini antara lain SNI 1725-2016, SNI 2833-2016, (PPPJJR) 1987 dan Surat Edaran Menteri PUPR 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jembatan Teruji Kabel. Dari hasil perencanaan menggunakan jembatan allplan 2021, total panjang jembatan adalah 350 meter dengan sistem cable stayed bridge tipe kipas angin. Bentuk trapesium girder kotak sel tunggal dengan ketinggian 2,5 meter. Ketinggian menara/tiang adalah 59 meter. Bentuk abutment yang digunakan adalah tipe T terbalik dengan tinggi 9,03 meter dan lebar 7 meter.