Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemodelan Proses Bisnis B2B dengan BPMN (Studi Kasus Pengadaan Barang pada Divisi Logistik) Dewi Rosmala; Falahah Falahah
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2007
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BPMN (Business Process Modelling Notation) adalah suatu metodologi yang relatif baru tetapi saat inimulai banyak diterima oleh kalangan luas sebagai suatu model standar untuk menggambarkan proses bisnissuatu organisasi. BPMN tidak hanya terdiri atas model diagram tetapi juga dilengkapi dengan serangkaian alatbantu untuk menurunkan proses tersebut menjadi bahasa eksekusi bisnis. Kelebihan metoda BPMN dalammemodelkan masalah terletak pada kemampuannya untuk memodelkan bisnis yang bertipe e-bisnis denganaliran informasi berupa pesan-pesan (message) yang dilewatkan antar entitas bisnis.Pada makalah ini, BPMN dicoba diterapkan untuk memodelkan proses bisnis fungsi logistik di sebuahperusahaan. Model BPMN dipilih karena dianggap dapat menggambarkan kondisi proses bisnis yangsebenarnya, yang melibatkan berbagai pihak di luar perusahaan dalam mengelola logistik, dan kebanyakankomunikasi antar entitas bisnis dilakukan melalui pesan-pesan dalam konsep e-bisnis. Dari analisis atas prosesbisnis pada divisi logistik tersebut dihasilkan 2 lapisan model diagram BPMN yaitu level 1 (untuk kasuspenelusuran PO normal) dan level 2 (untuk kasus penelusuran PO bermasalah). Dari hasil pemodelan ini dapatdilihat adanya interaksi B2B antar berbagai entitas bisnis yang terkait.Kata kunci: BPMN, Proses Bisnis, Logistik, E-bisnis, B2B.
APLIKASI PELAYANAN DAN KELUHAN GANGGUAN TELEPON PELANGGAN DI PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk (STUDI KASUS DI KANCATEL XXX) Dewi Rosmala; Falahah Falahah; Bakhtiar Dwi Arianto
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 4 (2012): Information System and Application
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Layanan pelanggan merupakan salah satu ujung tombak peningkatan kepuasan konsumen. Penanganan keluhan pelanggan yang terkoordinasi dan tuntas dapat memberikan citra positif atas perusahaan/organisasi. Pelayanan yang tuntas dan efektif perlu didukung oleh sistem administrasi yang terkoordinasi dan meliputi satu siklus layanan secara keseluruhan yang dimulai dari menerima keluhan, follow-up keluhan, eskalasi keluhan (jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan), eksekusi solusi penyelesaian dan monitoring atau rekapitulasi keluhan yang masuk sebagai bahan acuan manajemen untuk mengkaji domain mana yang sering dikeluhkan oleh pelanggan. Aplikasi pelayanan dan keluhan gangguan telepon pelanggan ini dirancang untuk membantu salah satu kantor cabang PT.Telkom untuk mengelola dan memonitor keluhan pelanggan. Aplikasi ini menitikberatkan pada follow-up keluhan dan monitoring atas jenis keluhan yang disampaikan. Keluhan yang masuk dicatat kemudian didelegasikan penyelesaiannya pada pihak terkait, sekaligus juga dimonitor status penyelesaian atas keluhan tersebut. Pada aplikasi ini juga dicatat jenis gangguan apa yang paling sering terjadi juga dapat dilengkapi dengan peta wilayah daerah gangguan tersebut. Fitur monitoring ini dapat membantu manajemen untuk memperbaiki kualitas layanan dengan cara mengantisipasi atau mengurangi tingkat keluhan pada periode berikutnya, sehingga dapat meningkatan kepuasan konsumen secara umum.
IMPLEMENTASI MOBILENETV2 DAN FRAME DIFFERENCE UNTUK PENENTUAN KECEPATAN KENDARAAN Ridho Tadjudin; Dewi Rosmala
Jurnal Ilmiah Teknologi Infomasi Terapan Vol. 7 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Widyatama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (868.789 KB) | DOI: 10.33197/jitter.vol7.iss3.2021.541

Abstract

Camera devices on the road can be used to detect problems such as violations of speed limits which can be fatal, lead to accidents that can lead to serious injury or death. This research focuses on a system that can calculate vehicle speed using the Frame Difference method from the video data that has been extracted first into a series of images and the object segmentation process is carried out using the MobileNetV2. Frame Difference is used to calculate the displacement value of the car object in each series of images. The displacement value is then used to determine the displacement speed of the car in a series of images. From the results obtained, the system has an accuracy of 98% for car segmented image, 74.81% accuracy for determining the reference point, and in determining the speed of the car, an accuracy of 83.84% for the right reference point and 79.81% for the left reference point is obtained.
ENGLISH SPEAKING ANXIETY AMONG INDONESIAN JUNIOR HIGH SCHOOL LEARNERS: IN SEARCH OF CAUSES AND SOLUTIONS Arini Nurul Hidayati; Fuad Abdullah; Agis Andriani; Dewi Rosmala; Novi Nurvianti
Getsempena English Education Journal Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : English Education Department

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46244/geej.v9i1.1746

Abstract

In the last few decades, foreign language speaking anxiety (hereafter, FLSA) has been a debatable investigative issue among linguists and TESOL practitioners. One of the most salient factors is it generates an incapacitating impact for speakers to communicate orally in English as a foreign language. However, delving learning activities as a cause of FLSA and its solutions, notably in Indonesian secondary school level remains scarce. To fill the void, this study scrutinized the specific learning activities causing learners’ FLSA in the classroom and the solutions to resolve them. Three junior high school learners were recruited as the participants. The data were collected through semi-structured interviews and analyzed thematically (Braun & Clarke, 2006). On the one hand, the findings outlined that the students suffered from FLSA when they engaged in questions and answer session of the classroom English language learning activities and speaking performance activities. On the other hand, the solutions of such FLSA encompassed focusing on the learning process and ignoring the disruptive behaviour of their classmates. Pedagogically, creating a less anxious atmosphere of learning English speaking practices enables students to successfully acquire English language skills (e.g., speaking) and adapt to appropriate social and academic milieu.