Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

ANALISIS DAN PERBAIKAN PROSES BISNIS ADMINISTRASI DIKLAT (STUDI KASUS SISTEM INFORMASI DIKLAT XYZ) Falahah, Falahah
Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF) Vol 1, No 4 (2012): Information System and Application
Publisher : Jurusan Teknik Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diklat (pendidikan dan pelatihan) merupakan fungsi umum yang terdapat di hampir semua instansi baik pemerintahan maupun swasta. Fungsi utama Diklat adalah memfasilitasi dan mengelola administrasi pelatihan untuk pengembangan potensi sumber daya. Pengelolaan administrasi pelatihan melibatkan serangkaian proses yang berupa aliran kerja birokrasi yang, dalam beberapa kasus, cukup rumit. Kerumitan aliran kerja ini disebabkan oleh banyaknya pihak yang harus dilewati dalam proses pengajuan atau pelaksanaan suatu pelatihan. Di lain pihak, bagian Diklat juga ingin memberikan layanan optimal dengan merencanakan pelatihan dan memilih peserta yang paling tepat untuk setiap pelatihan yang diselenggarakan. Pada penelitian ini dilakukan analisis dan perbaikan atas proses bisnis administrasi Diklat di suatu instansi pemerintahan, dengan tujuan untuk mempermudah peserta dan pengelola diklat dalam merencanakan pelatihan, memantau pelaksanaan serta melaporkan hasilnya kepada pihak berwenang. Hasil analisis ini digunakan untuk memperbaiki alur kerja dan sebagai dasar pengembangan sistem informasi Diklat yang mampu mendukung alur kerja fungsi Diklat meliputi publikasi pelatihan, pendaftaran, seleksi peserta, pelaksanaan dan pelaporan. Adanya sistem informasi ini dapat mempersingkat alur birokrasi pendaftaran, mempermudah pengelola untuk mendistribusikan informasi ke berbagai pihak dan membantu pengelola Diklat dan pihak manajemen mengambil keputusan dalam proses seleksi peserta.
Perencanaan Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan Framework CobiT (Studi Kasus pada Direktorat Metrologi) Falahah Falahah
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tata kelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan.Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobiT. Dalam dokumentasi resminya CobiT juga disertai dengan serangkaian pedoman seperti pedoman manajemen dan pedoman implementasi. Pedoman implementasi menyediakan serangkaian alat dan tahapan untuk mengimplementasikan tatakelola berdasarkan kerangka kerja CobiT yang meliputi elemen pengukuran kerja, daftar factor keberhasilan kritis dan pengukuran tingkat kematangan (maturity). Semua alat tersebut dirancang untuk mendukung keberhasilan implementasi tata kelola pada berbagai obyek pengendalian (control objective) di bidang TI.Studi kasus yang dibahas pada tulisan ini adalah Direktorat Metrologi. Tujuan perencanaan tata kelola ini adalah untuk menghasilkan rekomendasi tata kelola pada proses TI yang paling penting pada instansi tersebut. Tahapan perencanaan dimulai dari evaluasi terhadap kondisi saat ini, penilaian terhadap ekspektasi yang ingin dicapai organisasi dengan mengacu pada rencana strategis dan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi, menentukan proses utama yang dianggap penting dan mengusulkan rekomendasi tatakelola atas proses tersebut.Kata Kunci: Tatakelola TI, CobiT, Perencanaan, Studi Kasus Direktorat Metrologi
Resiko Outsourcing pada Teknologi Informasi Falahah Falahah
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2006
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tren Outsourcing atau menyerahkan pekerjaan pada pihak ketiga pada pengadaan layanan teknologi informasi makin semarak akhir-akhir ini. Banyak manfaat yang diperoleh dari strategi outsourcing ini, diantaranya berupa penghematan sumber daya dan perusahan dapat lebih berfokus pada bisnis utamanya. Tetapi, dalam kenyataannya tidak semua inisiatif outsourcing ini berjalan dengan lancar. Banyak kasus terjadi dimana outsourcing justru dapat menyebabkan perusahaan mengeluarkan sumber daya ekstra untuk mengatasi gagalnya outsourcing tersebut. Oleh karena itu, perlu dipelajari resiko apa saja yang mungkin terjadi pada proses outsourcing, bagaimana mengukur atau memprediksi resiko tersebut serta bagaimana meminimalisasi dampaknya.Kata kunci: Manajemen Resiko, Outsourcing Teknologi Informasi
Val IT: Kerangka Kerja Evaluasi Investasi Teknologi Informasi Wina Witanti; Falahah Falahah
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2007
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besarnya nilai nominal investasi teknologi informasi (TI) di berbagai organisasi membuat banyak pihakmulai bertanya-tanya, bagaimana cara memperkirakan seberapa besar investasi tersebut memberikan manfaatbagi perusahaan. Fakta menyatakan bahwa manfaat investasi TI dapat berupa yang terhitung (tangible)maupun yang tidak terhitung (intangible). Manfaat ini juga ada yang dapat dirasakan dengan segera dan adajuga yang hanya dapat dirasakan setelah kurun waktu tertentu. Hal ini menyebabkan banyak organisasimengalami kesulitan bagaimana menghitung nilai investasi TI dikaitkan dengan manfaat yang dihasilkan. Untukitu, terdapat beberapa metoda untuk memperkirakan nilai investasi TI.Val IT, adalah salah satu metoda yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas akanmanfaat investasi TI pada organisasi. Val IT merupakan konsep baru yang diluncurkan oleh InformationTechnology Governance Institute (ITGI) sebagai sebuah kerangka kerja standar untuk melengkapi kerangkakerja tata kelola TI yang sudah lama dirilis dan dipergunakan secara luas yaitu COBIT. Karena Val ITmerupakan pelengkap COBIT, maka dalam beberapa hal, asumsi yang digunakan serta cara pendeskripsiankerangka kerjanya sangat mirip dan sangat erat kaitannya dengan COBIT. Val IT terdiri atas sekumpulanprinsip dasar dan 3 proses utama untuk mengukur nilai TI. Masing-masing proses kemudian dirinci lagimenjadi beberapa item manajemen praktis seperti halnya pada COBIT.Untuk menerapkan kerangka kerja Val IT, organisasi harus membangun sebuah business case yang dapatditerapkan pada proyek investasi TI tertentu. Business case digunakan sebagai alat bantu praktis untukmerencanakan, mengukur, dan memonitor investasi TI dalam sebuah siklus hidup ekonomis yang utuh, dalamartian mulai dari mengusulkan, membeli, memakai hingga menghentikan pemakaian sebuah investasi TI(retirement). Sasaran membangun business case adalah agar dapat memberikan gambaran yang lengkap dantransparan kepada pihak manajemen atas manfaat suatu investasi dan membantu manajemen untuk membuatkeputusan atas investasi tersebut.Melalui penerapan kerangka kerja Val IT, organisasi diharapkan dapat memperkirakan sejauh manamanfaat suatu investasi TI terhadap organisasi, yang disajikan dalam format yang terukur dan mudahdikelola/diperbaharui sepanjang siklus hidup investasi tersebut, sehingga dapat dijadikan kontrol pencapaiannilai yang diharapkan dari sebuah investasi Teknologi Informasi.Kata kunci: Investasi TI, Val IT, Business Case, COBIT, Kerangka Kerja.
Pemodelan Proses Bisnis B2B dengan BPMN (Studi Kasus Pengadaan Barang pada Divisi Logistik) Dewi Rosmala; Falahah Falahah
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2007
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

BPMN (Business Process Modelling Notation) adalah suatu metodologi yang relatif baru tetapi saat inimulai banyak diterima oleh kalangan luas sebagai suatu model standar untuk menggambarkan proses bisnissuatu organisasi. BPMN tidak hanya terdiri atas model diagram tetapi juga dilengkapi dengan serangkaian alatbantu untuk menurunkan proses tersebut menjadi bahasa eksekusi bisnis. Kelebihan metoda BPMN dalammemodelkan masalah terletak pada kemampuannya untuk memodelkan bisnis yang bertipe e-bisnis denganaliran informasi berupa pesan-pesan (message) yang dilewatkan antar entitas bisnis.Pada makalah ini, BPMN dicoba diterapkan untuk memodelkan proses bisnis fungsi logistik di sebuahperusahaan. Model BPMN dipilih karena dianggap dapat menggambarkan kondisi proses bisnis yangsebenarnya, yang melibatkan berbagai pihak di luar perusahaan dalam mengelola logistik, dan kebanyakankomunikasi antar entitas bisnis dilakukan melalui pesan-pesan dalam konsep e-bisnis. Dari analisis atas prosesbisnis pada divisi logistik tersebut dihasilkan 2 lapisan model diagram BPMN yaitu level 1 (untuk kasuspenelusuran PO normal) dan level 2 (untuk kasus penelusuran PO bermasalah). Dari hasil pemodelan ini dapatdilihat adanya interaksi B2B antar berbagai entitas bisnis yang terkait.Kata kunci: BPMN, Proses Bisnis, Logistik, E-bisnis, B2B.
Membangun Strategi Bisnis dengan Memanfaatkan Dukungan Teknologi/Sistem Informasi Menggunakan Teknik Strategic Option Generator Solikin Solikin; Falahah Falahah
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2007
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persaingan yang ketat dalam industri pendidikan tinggi menempatkan perguruan tinggi swasta (PTS)sebagai sebuah institusi yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis lainnya, yang membutuhkan strategibisnis tertentu untuk dapat bertahan, mewujudkan visi dan misinya dan memberikan layanan yang terbaik bagisemua pihak. Pendefinisian strategi bisnis pada PTS tidak jauh berbeda dengan pendefinisian strategi bisnispada perusahaan umum lainnya, sehingga model atau teknik pendefinisian strategi bisnis pada perusahaanumum dapat juga diterapkan pada PTS.Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah strategic option generator. Teknik strategic optiongenerator menggunakan pendekatan berlapis dalam menentukan strategi yang tepat bagi suatu organisasi.Setiap lapisan mengarahkan pada fokus tertentu sehingga diharapkan strategi yang dihasilkan dapat lebihsesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi oleh organisasi. Melalui 4 lapisan yaitu target, thrust,mode dan direction diharapkan perusahan dapat memahami arahan strateginya serta apa yang harus dilakukanuntuk mendukung strategi tersebut. Faktor lain yang menjadi pertimbangan pada teknik strategic optiongenerator adalah mempersiapkan dukungan sistem dan teknologi informasi dalam mendukung strategi yangdihasilkan.Teknik strategic option generator, dalam makalah ini, dicoba diterapkan sebagai sebuah alat untukmenyusun strategi bisnis di sebuah PTS, yang untuk kepentingan dan kenyamanan organisasi, disamarkanmenjadi PT. X. Hasilnya diperoleh peta strategi di setiap lapisan yaitu target strategi pada kompetitor,pendekatan strategi atau thrust yang dipilih adalah differentiation dan alliance (kerjasama), mode yangditerapkan adalah offensif dan direction atau penggunaan sistem dan teknologi informasi yang mendukungstrategi ditekankan pada use (digunakan secara internal) dan provide (digunakan secara eksternal).Kata kunci: Strategic Option Generator, strategi bisnis, dukungan sistem dan teknologi informasi, PTS.
PENERAPAN FRAMEWORK ZACHMAN PADA ARSITEKTUR PENGELOLAAN DATA OPERASIONAL (STUDI KASUS SBU AIRCRAFT SERVICES, PT. DIRGANTARA INDONESIA) Falahah *; Dewi Rosmala
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2010
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

      Framework Zachman merupakan salah satu kerangka kerja yang populer dalam memetakan artifakarsitektur informasi di sebuah organisasi. Penerapan framework Zachman sangat variatif dan mampumemberikan gambaran yang representative atas elemen-elemen informasi di sebuah organisasi. Pada makalahini akan membahas kasus penerapan framework Zachman pada usulan pengembangan arsitektur pengelolaandata untuk kasus SBU Aircraft Services (ACS) yang menghadapi masalah dalam eksekusi berbagai aplikasi yangtidak saling terintegrasi.      ACS pada saat ini menjalankan berbagai jenis aplikasi yang dengan berbagai kendala dan kondisi jugaharus tetap meningkatkan kinerja bisnis dan berinteraksi dengan para mitra dan konsumennya. Skala bisnisyang luas menyebabkan ACS harus dapat saling bertukar data dengan mitra dan konsumennya. Hal ini tidakdapat dilaksanakan dengan mudah karena ACS tidak memiliki konsep arsitektur pengelolaan data yang baik dansemua aplikasi dibiarkan berjalan dan informasi yang mengalir di antara aplikasi ditangani apa adanya.      Untuk dapat memodelkan arsitektur pengelolaan data yang harus disiapkan maka dicoba digunakanframework Zachman yang difokuskan untuk sudut pandang data skala enterprise dan diterapkan padapengelolaan data operasional. Hasil pemodelan arsitektur data dengan menggunakan pendekatan FrameworkZachman dapat memberikan masukan yang signifikan bagi para manajemen untuk penyiapan integrasi data dimasa mendatang.Kata Kunci: Framework Zachman, pengelolaan data operasional, studi kasus, Aircraft Services.
PENERAPAN GAP ANALYSIS PADA PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PT.XYZ) Yoki Muchsam; Falahah Falahah; Galih Irianto Saputro
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2011
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan karir karyawan yang jelas dan transparan merupakan salah satu faktor penting yangmeningkatkan keharmonisan suasana kerja dan mempererat tingkat kepercayaan diantara karyawan danmanajemen. Pada prakteknya, pengelolaan karir karyawan sulit dipisahkan dari faktor-faktor subyektif pihakmanajemen yang berwenang dalam pembuatan keputusan. Untuk mendukung transparansi keputusan, biasanyadiperlukan satu sistem yang dapat mengelola berbagai informasi yang terkait dengan prestasi dan kinerjakaryawan dan informasi ini dapat digunakan sebagai bahan masukan yang obyektif bagi penentuanpengembangan karir karyawan tersebut.Kehadiran sistem pendukung keputusan di bidang pengelolaan jenjang karir karyawan dapat mempermudahdan mempercepat proses penilaian terhadap karyawan tersebut dan diharapkan dapat mengurangi subyektivitasdalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengembangan karir karyawan.Salah satu pendekatan dalam mengevaluasi kinerja karyawan yaitu menggunakan gap analysis. Gap analisysatau analis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaanmaupun tahap evaluasi kerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalampengelolaan manajemen internal suatu lembaga.Secara harfiah "gap" mengidentifikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hallainnya. Gap analisys sering digunakan di bidang manajemen dan menjadi salah satu alat yang digunakanuntuk mengukur kualitas pelayanan (quality of service). Model yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithalmdan Berry (1995) ini memiliki lima gap (kesenjangan), yaitu : Gap Persepsi Manajemen, Gap SpesifikasiKualitas, Gap Penyampaian Pelayanan, Gap Komunikasi Pemasaran dan Gap dalam Pelayanan yangdirasakan. Gap analisys bermanfaat untuk menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengansuatu standar kerja yang diharapkan, mengetahui peningkatan kinera yang diperlukan untuk menutupkesenjangan tersebut, dan menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas dan biaya yangdibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.Pendekatan Gap analysis kemudian diterapkan untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusansederhana yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja karyawan tahunan, dengan mengambil studi kasus diPT. XYZ. Sistem dibangun berbasis web untuk memudahkan penggunaan dan interaksidengan pengguna dansistem ini menggunakan gap analysis untuk menilai kinerja karyawan. Ujicoba sistem menunjukan bahwa sistemini mampu memberikan bantuan yang berarti bagi pihak manajemen khususnya bagian personalia untukmenilai dan memberikan umpan balik kinerja bagi para karyawannya.
PENGUKURAN USABILITY SISTEM MENGGUNAKAN USE QUESTIONNAIRE (STUDI KASUS APLIKASI PERWALIAN ONLINE STMIK “AMIKBANDUNG”) Khoirida Aelani; Falahah .
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2012
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usability merupakan salah satu parameter penting pada pengukuran kualitas sistem informasi atau perangkat lunak. Usability mengacu pada efektivitas, efisiensi dan kepuasan user. Tingkat usability yang tinggi biasanya berkaitan erat dengan populernya dan tingginya pemanfaatan sistem / perangkat lunak tersebut oleh user untuk membantu tugas mereka. Sistem dengan tingkat usability rendah biasanya pada akhirnya akan ditinggalkan oleh user. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui tingkat usabilitas suatu sistem. Hasil pengukurannya dapat digunakan sebagai masukan berharga untuk memperbaiki sistem tersebut di masa mendatang.Usability dapat diukur dengan berbagai macam parameter dan perangkat pengukuran. Salah satu perangkat pengukuran Usability adalah USE Questionnaire yang membagi menjadi 3 parameter utama yaitu Usefullness, Satisfaction dan Ease of Use. Masing-masing parameter diuraikan menjadi sekumpulan paket pernyataan yang disodorkan kepada para pengguna dalam bentuk kuisioner dengan skala Likert.Berdasarkan parameter usability yang digunakan pada USE Questionnaire, dilakukan pengukuran usability pada sistem informasi akademik, khususnya aplikasi perwalian online, yang sudah digunakan lebih dari 10 tahun di STMIK “AMIKBANDUNG”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem ini secara keseluruhan memiliki usability yang cukup baik dan berhasil memudahkan dan membantu user menjalakan tugasnya dengan efisien. Beberapa kelemahan terletak pada elemen satisfaction, terutama terkait dengan tampilan yang memang tampak sederhana dan kurang ada inovasi dari tahun ke tahun. Beberapa penambahan fasilitas juga diharapkan oleh para pengguna seperti semacam kotak pesan khusus (tidak terpisah melalui email), dan fasilitas chatting dengan dosen wali. Masukan ini diharapkan dapat meningkatkan usability aplikasi perwalian online di masa mendatang.
Penerapan Metoda TOPSIS pada Analisis Penentuan Posisi Ideal Pemain Sepak Bola Falahah Falahah; Rifaldy Subakti
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2016
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sepakbola adalah salah satu olahraga yang populer di Indonesia. Tingginya animo masyarakat pada sepakbola ditandai dengan maraknya sekolah sepakbola (SSB) di berbagai kota, khususnya untuk pembinaan pemain sepakbola usia dini. Saat ini, sistem penempatan posisi pemain sepakbola hanya mengandalkan intuisi dan pengamatan pelatih atau instruktur sehingga seringkali hasilnya kurang obyektif. Di lain pihak, pelatih atau instruktur juga belum memiliki perangkat khusus untuk membantu proses penentuan posisi pemain. Atas dasar permasalahan tersebut, dipandang perlu mengembangkan sebuah sistem pendukung keputusan (SPK) penempatan posisi yang ideal bagi pemain, yang dilengkapi dengan metoda pengambilan keputusan tertentu. Pada penelitian ini, metoda yang akan diterapkan adalah TOPSIS, karena metoda ini umum digunakan pada proses pengambilan keputusan dengan kondisi jumlah alternatif yang sudah didefinisikan dari awal, dan kriteria serta bobot kriteria yang sudah ditentukan, dengan tujuan memilih alternatif yang paling optimal.  Luaran penelitian ini adalah tersedianya SPK yang dapat membantu pelatih dalam memilih posisi ideal pemain berdasarkan kriteria bobot skill (keahlian) untuk setiap posisi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Sebagai studi kasus implementasi, sistem ini kemudian dicobakan di sebuah SSB untuk pembinaan pemain sepakbola usia dini.