Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI HUTAN TANAMAN MARGA shorea DALAM MENYERAP CO, MELALUI PENDUGAAN BIOMASSA DI HUTAN PENELITIAN HAURBENTES Ika Heriansyah; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.2.105-111

Abstract

Rosot Hutan memainkan peranan penting dalam siklus ekologi secara alami dan dapat mencegah pemanasan global dengan menyerap CO2dari atmosfer dan menyimpannya sebagai karbon dalam bentuk materi organik tanaman (pada waktu fotosintesis) dan dikenal sebagai sequestrasi. Separuh massa tanaman merupakan karbon, sehingga sejumlahj besar karbon tersimpan dalam hutan sehingga hutan merupakan penyimpan karbon terbesar di dataran Bumi.Penelitian mengenai potensi hutan tanaman shorea dlam menyerap karbon dilakukan di Hutan Penelitian (HP) Haurbentes ,melalui pendugaan akumulasi volume kayu dan biomassa pada semua tanaman shorea. Penelitian dilakukan dengan mengukur diameter pohon setinggi dada, tinggi total, dan tinggi bebas cabang pada semua pohon di setiap plot contoh. Hasil penelitian menunjukan bahwa diameter (145,2cm) dan tinggi (50,9m) maksimum dicapai oleh jenis Shorea stenoptera Burck umur 63 tahun.Kemampuan tanaman shorea di HP Haurbentes dalam menyerap C02 terlihat bervariasi (Tabel 1) sesuai dengan jenis S. seminis (de Vriese) Sloot: S. leprosula Miq;s. selanica Blume; S. Palembanica Miq; S. pinanga Scheff dan S. stenoptera form Ardikusuma
LAJU ALIRAN PERMUKAAN, TINGKAT EROSI DAN KEHILANGAN UNSUR HARA PADA BERBAGAI UMUR TEGAKAN Acacia mangium Willd. DI RIAU Pratiwi Pratiwi; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.3.251-257

Abstract

Acacia mangium Willd. merupakan salah satu  jenis pohon tumbuh cepat yang diprioritaskan dalam pembangunan hutan tanaman dan dikelompokkan dalam kelompok kayu serat /pulp. Sampai dengan saat ini,  daur tebang yang digunakan untuk jenis ini adalah 8 tahun, karena daur tebang ini dianggap cukup aman dari segi ekologis,  Artinya pada daur tebang ini diperkirakan hutan tanaman sudah menghasilkan kayu yang cukup tinggi dan sudah terjadi keseimbangan unsur hara yang tersedia. Dari segi ekonomis, penurunan daur tebang menjadi kurang dari 8 tahun dianggap, lebih menguntungkan  Namun demikian diduga dengan penurunan daur tebang ini akan mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan,seperti meningkatnya aliran permukaan dan erosi serta penurunan unsur hara.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penurunan daur tebang A. mangium terhadap alirang permukaan , erosi dan kehilangan unsur hera. pemgamatan aliran permukaan,erosi dan kehilangan unsur hera.dilakulan terhadap tegakan A, mangium yang berumur 5,6,7, dan 8 tahun pada rotasi  I dan  II serta di hutan alam. pada lokasi-lokasi tersebut di buat plot-plot pemantauan  erosi dan  aliran  permukaan. Hasil penelitian menunjuka bahwa jumlah aliran permukaan, erosi dan kehilangan unsur hera di hutan tanaman lebih tinggi dibandingkan  di hutana alam. Terdapat kecenderungan bahwa aliran permukaan dan erosi menurun dengan bertambahnya umur tegakan, baik pada rotasi I maupun II. Pada umur yang sama, kehilangan unsur hara pada rotasi I lebih rendah dibandingkan pada rotasi II. Secara umum kchilangan unsur-unsur hera, baik melalui aliran permukaan maupun erosi di hutan alam jauh lebih rcndah dibandingkan kehilangan unsur-unsur hara pada rotasi I dan II. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan kebijakan dalam penurunan daur tebang A. mangium
POLA KOLAB0RATIF DALAM PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) HAURBENTES Sri Suharti; Tati Rostiwati; Nina Mindawati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 5 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.5.527-537

Abstract

Pengelolaan KHDTK merupakan bentuk pengelolaan kawasan hutan yang baru di sektor kehutanan.KHDTK diperuntukan bagi kegiatan penelitian dan pengembangan,pendidikan,dan pelatihanserta keperluan budaya dan religi.Hutan Penelitian Haurbentes sesuai keputusan mentri kehutanan No 289 yang sebelumnya seluas ha dan di bangun pada tahun 1940 sekarang di perluas menjadi 100 ha.Dengan bertambahnya luas hutan yang harus dikelola dan berubahnya status menjadi KHDTK yang implikasinyaakan melibatkan lebih banyak para pihak/stakeholder(masyarakat setempat, Perhutani,pemda setempat ,pengurus tinggi , dan instansi penelitian lainnya) maka tujuan pengelolaannya pun akan lebih luasdan beragam dibandingkan sebelumnya. Untuk mengantipasi kondisi yang ada serta dalam rangka menigkatkan efektivitas pengolaan kawasan maka perlu dibuat Rencana kerja Kolaboratif KHDTK Hutan Penelitian Huarbentes. Tujuan penelitian adalah menggali potensi yang ada yang bisa dikolaboratifkan dengan berbagai stakeholder serta tersedianya acuan berupa langkah-langkah yang perlu dilakukan segera di HP Haurbentes dan acuan dasar bagi penyusunan Rencana Tindak (Action plan) untuk pengolaan jangka panjang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metoda survai dan dilanjutkan dengan Focus Groups Discussion / FGD. Pemilihan sampel responden dilakukan secara purposive random sampling .Hasil Penelitian menunjukan bahwa peluang kerja sama kolaborasi di KHDKTK Haurbentes sangat prospektif untuk dilakukan Hasil wawancara dengan respoden terpilih menunjukan bahwa berbagai stakeholder yang terkait dengan keberadaan KHDTK Haurbentes sangat berminat untuk mengadakan kerja sama secara intensif dengan Badan Litbang Kehutanan sebagai pengelola KHDTK. Bererapa masalah yang perlu di antisipasi antara lain kejelasan hak dan kewajiban /tanggung jawab . Pembagian keuntungan dan resiko , masalah dana dan upaya peningkatan kesadaran dan kemandirian mayarakat setempat serta pengawasan kegiatan yang berlangsung di KHDTK . Untuk merealisikan agar kerja sama tersebut benar-benar dapat memberikan manfaat yang nyata, beberapa upaya adaptasi/modifikasi dalam pengolaan KHDTK termasuk stuktur organisasinya perlu dilakukan. Selain itu, pertemuan /diskusi secara rutin dan intensif dengan pihak-pihak yang bekerja sama perlu dilakukan agar berbagai masalah yang timbul dari adanya kerja sama tersebut dapat diantisipasi sebelumnya.
PENGARUH LEBAR JAUH BERSIH TERHADAP PERTUMBUHAN JENIS MERANTI MERAH PENGHASIL TENGKAWANG (Shorea stenoptera dan shorea mecistopteryx) DI HUTAN PENELITIAN HAURBENTES, BOGOR Nina Mindawati; Hesti Lestari Tata; Ika Heriansyah; Rina Bogidarmanti; Yetti Heryati; Acmad Syaffari
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.2.167-174

Abstract

Shorea stenoptera dan shorea mecistopteryx merupakan jenis yang populer dalam dunia perdagangan sebgai kayu tropis yang mempunyai kualitas baik dan juga dapat menghasilkan buah tengkawang. Penelitian yang dilakukan di Hutan Penelitian Haurbentes bertujuan untuk mencari pengaruh serbagai lebar jalur bersih terhadap pertumbuhan dan daya hidup jenis pohon penghasil tengkawang S.stenoptera dan S. mecitopteryx.Penelitian berdasarkan rancangan Split Plot, dengan dua jenis shores sebagai petakutama dan jalur bersih sebagai anak petak.Tiap perlakuan diulang dua kali, dengan lima perlakuan lebar jalur bersih dan jarak tanam 3mx4m. Hasilpenelitian menunjukan rata-rata persen tumbuh untuk S. stenoptera 68,31% dan S. mecistopteryx 41,34%. Tinggi untuk S. stenoptera berkisar 122,68cm-148,54cm dan berdiameter1,38cm -1,77cm sedangkan S.mecitopteryx tinggi sekitar 117,61cm-157,28cm dan diameter ,23cm-1,73cm.Perlakuan lebar jalur bersih dua meter berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan diameter S. stnoptera dan S.mecistopteryx . Kesuburan tanah diareal penanaman rendash Totalpopulasi fungsi dan bakteri masing-masing adalah 0,81 x 10 CFU/gr tanah dan 10,03 x 10 CFU/gr tanah.Prestasi kerja dari mulai penyiapan lahan,penanaman dan Pemeliharaan memerlukan 82 HOK/ha.
PENGARUH TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) TERHADAP KONDISI HARA DI HUTAN ALAM PRODUKSI, DI PT ITCI KALIMANTAN TIMUR Nina Mindawati; Tati Rostiwati
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 2, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2005.2.3.283-293

Abstract

Tebang  Pilih Tanam Indonesia  (TPTI)  merupakan  salah satu sistem silvikultur  untuk  mengatur pemanfaatan hutan alam produksi di Indonesia.  Sistem ini belum banyak dikaji pengaruhnya terhadap kesuburan  tanah dan ketersediaan  hara sebagai salah satu indikator kualitas suatu tempat tumbuh. Penelitian mengenai kondisi hara, baik tanah maupun tegakan di hutan alam akibat kegiatan TPTI, telah dilakukan di PT. ITCI, Kalimantan Timur. Penelitian dengan menggunakan metode observasi lapangan, dilakukan terhadap tegakan sisa pada plot hutan alam bekas TPTI yang berumur tujuh tahun setelah penebangan.  Variabel yang diamati adalah biomassa tegakan, kandungan hara pohon  yang dibedakan berdasarkan bagian-bagian pohon (daun, cabang, dan batang) dalam kelas diameter 20-30 cm dan kelas diameter > 30 cm serta kandungan hara contoh tanah yang diambil secara komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biomassa tegakan di hutan primer lebih tinggi dibandingkan  dengan kawasan hutan yang telah dilakukan TPTI, namun kandungan hara yang terakumulasi pada tiap bagian pohon berbeda nyata untuk hara N,  P, K, dan Mg.  Konsentrasi hara pada tiap bagian pohon dan kandungan hara tanah di TPTI yang cenderung lebih tinggi dibandingkan konsentrasi hara pada hutan primer menunjukkan bahwa sistem penebangan TPTI memberikan pengaruh positifterhadap iklim mikro tegakan sehingga siklus nutrisi (pohon dan tanah) masih berlangsung dengan baik.
KAJIAN PERTUMBUHAN TEGAKAN HYBRID Eucalyptus urograndis DI SUMATERA UTARA Growth of Eucalyptus urograndis Hybrid in North Sumatera Nina Mindawati; Andry Indrawan; Irdika Mansur; Omo Rusdiana
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 1 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.021 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.1.39-50

Abstract

Pertumbuhan tegakan adalah pertambahan (riap) dari suatu besaran seperti tinggi, diameter, volume atau luas bidang dasar pohon dalam periode tertentu. Model pertumbuhan digunakan untuk menduga besaran produktivitas dan sangat berguna dalam perencanaan pengelolaan hutan tanaman suatu jenis pohon. Kajian model pertumbuhan jenis Eucalyptus urograndis telah di lakukan tahun 2009 di PT Toba Pulp Lestari, sektor Aek Nauli, Sumatera Utara pada rotasi 1 dan rotasi 2 dengan tujuan untuk membandingkan pertumbuhan jenis tersebut antara rotasi 1 dan rotasi 2, dan menentukan daur volume optimalnya. Kajian dilakukan dengan menggunakan data dari PSP (Permanent Sample Plots) yang diukur secara periodik dan data hasil pengukuran sesaat pada TSP (Temporary Sample Plots) dari berbagai umur tegakan. Hasil kajian mendapatkan bahwa pendugaan pertumbuhan jenis E. urograndis dapat mengikuti persamaan tinggi (H), diameter (D) dan volume (V) sebagai berikut : ln H = 3,40434 - 1,73745 (1/umur); ln D = 2,99598 - 1,56925 (1/umur); ln V = 6,300505 - 5,63547 (1/umur) dengan daur volume optimal dicapai pada tahun 5,5 tahun untuk rotasi 1 dan persamaan : ln H = 3,342944 - 1,5336 (1/umur); ln D = 2,987992 - 1,44311 (1/umur) dan ln V = 6,205122 - 5,06804 (1/umur) dengan daur volume optimal dicapai pada tahun ke 5 untuk rotasi 2. Model pertumbuhan dan teknik yang sama dapat digunakan untuk jenis E. urograndis pada kondisi lingkungan yang relatif sama.