Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KETEGUHAN REKAT DAN EMISI FORMALDEHIDA PAPAN LAMINA ROTAN MENGGUNAKAN PEREKAT TANIN FORMALDEHIDA Rohmah Pari; Abdurachman Abdurachman; Adi Santoso
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1551.555 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.1.33-41

Abstract

Produk komposit dari rotan memiliki nilai dekoratif  dan berpotensi untuk dikembangkan terhadap minat pasar saat ini. Papan rotan lamina diharapkan dapat digunakan sebagai bahan substitusi mebel kayu.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mempelajari  pembuatan  papan  rotan  lamina  dari  jenis  rotan besar  berdiameter  lebih  dari  30  mm  dengan  perekat  berbasis  fenol  dari  kulit  kayu  mangium,  kulit kayu  mahoni,  dan  serbuk  kayu  gergajian  merbau.  Papan  lamina  rotan  berukuran  1,5  cm  x  7,5  cm x  90  cm  terbuat  dari  lima  lapis  yang  dilabur  pada  salah  satu  sisi  permukaan  dan  dikempa  panas dengan tekanan spesifik 10 kg/cm2 selama tiga jam. Pengujian produk papan lamina rotan meliputi keteguhan  rekat  dan  emisi  formaldehida,  serta  nilai  keteguhan  rekat  contoh  uji  dari  Pusat  Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteguhan rekat dan emisi formadehida papan lamina rotan dipengaruhi oleh interaksi jenis bahan baku tanin, suhu kempa dan bobot labur. Kualitas rekat papan rotan terbaik diperoleh pada penggunaan perekat tanin formaldehida mangium berbobot labur 200 g/m2 permukaan dan suhu kempa 100oC, dengan emisi formaldehida yang masih dalam batas aman. Lebih lanjut, dari sekitar 28% papan lamina rotan hasil percobaan, nilai keteguhan rekatnya melebihi nilai keteguhan rekat papan PIRNas yang menggunakan perekat sintetis impor berbasis fenolik.
SIFAT FISIS DAN MEKANIS BEBERAPA JENIS KAYU DARI JAWA BARAT Nurwati Hadjib; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 5 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.5.287-292

Abstract

Penelitian sifat fisis dan mekanis tujuh jenis kayu yang berasal dari kebun percobaan Bogor. telah dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hulan dan Sosial Ekonomi Kehutanan Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayumanis mempunyai berat jenis tertinggi. sedangkan terendah terdapat pada surian bawang. Bila dilihat dari nilai penyusutan tangensialnya, maka ketujuh jenis kayu yang diteliti tergolong mempunyai penyusutan sedang sampai tinggi, kecuali perupuk yang tergolong rendah, sehingga dalam pengeringannya perlu diperlakukan hati-hati. Kayu manis tergolong kelas kuat II. sedangkan enam jenis kayu lainnya tergolong kelas kuat III-II. Dari data yang ada. maka ke tujuh kayu yang diteliti dapat digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, mebel dan kusen.
KEKUATAN DAN KEKAKUAN BALOK LAMINA DARI DUA JENIS KAYU KURANG DIKENAL Abdurachman Abdurachman; Nurwati Hadjib
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.2.87-100

Abstract

Balok lamina 3 dan 5 lapis berukuran 5cm x 5cm x 120cm yang dibuat dari kayu kaya (Khaya senegalensis (Desr.) A. Juss) dan kayu bipa (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.) dengan perekat phenol formadehida (PF) telah diuji sifat fisik dan mekaniknya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bogor. Susunan pelaminasinya didasarkan pada nilai kekakuan (E) dari bilah penyusunnya.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kerapatan balok lamina 3 lapis besar dari balok lamina 5 lapis rnaupun kayu solidnya. Rata-rata MOE, MOR dan MCS kayu kaya lebih besar dari kayu bipa. Balok lamina 3 lapis maupun 5 lapis setara dengan kelas kuat III-II.
SIFAT FISIS-MEKANIS KAYU DAMAR MATA KUCING BEKAS SADAPAN DAN KEMUNGKINAN PEMANFAATANNYA UNTUK KAYU KONSTRUKSI Nurwati Hadjib; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5524.201 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.3.177-185

Abstract

Penelitian sifat fisis dan mekanis kayu damar mata kucing bekas sadapan bertujuan untuk memanfaatkan kayu bekas sadapan yang sudah tidak produktif lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat jenis (BJ) kering udara kayu bekas sadapan adalah sebesar 0,521, sedangkan kayu yang tidak disadap 0,522. Rata-rara keteguhan lentur maksimum (MOR) kayu bekas sadapan adalah 409,590 kg/cm3, modulus elastisitas (MOE) sebesar 62.820 kg/cm3, sedangkan MOR dan MOE kayu tidak disadap masing-masing sebesar 537,693 kg/cm3 dan 106.869 kg/cm3. Kayu damar mata kucing baik yang disadap maupun tidak disadap tergolong kelas kuat III, dimana kayu tersebut hanya sesuai untuk digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, mebel, peti kemas, kerajinan, venir plywood, dan papan partikel. 
PENENTUAN DAN APLIKASI FORMULA PEREKAT NABATI DARI EKSTRAK KULIT KAYU MAHONI PADA LAMINASI KAYU JABON (Anthocephalus cadamba) Abdurachman Abdurachman; Adi Santoso; Rohmah Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2021.39.2.99-105

Abstract

Kebutuhan perekat kayu berbasis fenolik dalam negeri tetap tinggi sedangkan bahan tersebut sampai saat ini merupakan bahan impor, sehingga diperlukan perekat alternatif. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik tanin mahoni dan formulasi efektif perekat alternatif berbahan baku ekstrak kulit pohon mahoni dengan ekstender tepung tapioka dan terigu industri untuk diaplikasikan pada produk komposit atau produk rekatan. Kulit kayu mahoni dipotong berukuran 2 cm x 1 cm x 0,1 cm, diekstraksi dengan air panas (70–80º C) pada perbandingan 1:3 (b/b, bahan/air) selama 3 jam dengan 2 kali pengulangan. Setelah produk ekstraksi disaring, filtratnya dikopolimerisasi menggunakan resorsinol dan formaldehida pada kondisi basa dan suhu kamar untuk menghasilkan resin tanin resorsinol formaldehida (TRF). Campuran tepung tapioka dan terigu industri (1:1 b/b) sebagai ekstender digunakan dalam aplikasi TRF pada pembuatan  produk komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak cair kulit pohon mahoni ini dapat dikopolimerisasi membentuk resin yang dapat diaplikasikan sebagai perekat kayu dengan proses kempa dingin. Formula optimum perekat yang diperoleh adalah menggunakan campuran 0,25 mol resorsinol dan formaldehida 1 mol, dengan ekstender 15%, serta katalis (NaOH 40%) sebanyak 4% dari total bobot formula perekat. Karakteristik perekat tanin mahoni menyerupai perekat golongan fenolik tipe eksterior.
KETEGUHAN REKAT DAN EMISI FORMALDEHIDA PAPAN LAMINA ROTAN MENGGUNAKAN PEREKAT TANIN FORMALDEHIDA Rohmah Pari; Abdurachman Abdurachman; Adi Santoso
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1551.555 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2019.37.1.33-41

Abstract

Produk komposit dari rotan memiliki nilai dekoratif  dan berpotensi untuk dikembangkan terhadap minat pasar saat ini. Papan rotan lamina diharapkan dapat digunakan sebagai bahan substitusi mebel kayu.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mempelajari  pembuatan  papan  rotan  lamina  dari  jenis  rotan besar  berdiameter  lebih  dari  30  mm  dengan  perekat  berbasis  fenol  dari  kulit  kayu  mangium,  kulit kayu  mahoni,  dan  serbuk  kayu  gergajian  merbau.  Papan  lamina  rotan  berukuran  1,5  cm  x  7,5  cm x  90  cm  terbuat  dari  lima  lapis  yang  dilabur  pada  salah  satu  sisi  permukaan  dan  dikempa  panas dengan tekanan spesifik 10 kg/cm2 selama tiga jam. Pengujian produk papan lamina rotan meliputi keteguhan  rekat  dan  emisi  formaldehida,  serta  nilai  keteguhan  rekat  contoh  uji  dari  Pusat  Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keteguhan rekat dan emisi formadehida papan lamina rotan dipengaruhi oleh interaksi jenis bahan baku tanin, suhu kempa dan bobot labur. Kualitas rekat papan rotan terbaik diperoleh pada penggunaan perekat tanin formaldehida mangium berbobot labur 200 g/m2 permukaan dan suhu kempa 100oC, dengan emisi formaldehida yang masih dalam batas aman. Lebih lanjut, dari sekitar 28% papan lamina rotan hasil percobaan, nilai keteguhan rekatnya melebihi nilai keteguhan rekat papan PIRNas yang menggunakan perekat sintetis impor berbasis fenolik.
SIFAT FISIS DAN MEKANIS BEBERAPA JENIS KAYU DARI JAWA BARAT Nurwati Hadjib; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 5 (1999): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1999.16.5.287-292

Abstract

Penelitian sifat fisis dan mekanis tujuh jenis kayu yang berasal dari kebun percobaan Bogor. telah dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hulan dan Sosial Ekonomi Kehutanan Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayumanis mempunyai berat jenis tertinggi. sedangkan terendah terdapat pada surian bawang. Bila dilihat dari nilai penyusutan tangensialnya, maka ketujuh jenis kayu yang diteliti tergolong mempunyai penyusutan sedang sampai tinggi, kecuali perupuk yang tergolong rendah, sehingga dalam pengeringannya perlu diperlakukan hati-hati. Kayu manis tergolong kelas kuat II. sedangkan enam jenis kayu lainnya tergolong kelas kuat III-II. Dari data yang ada. maka ke tujuh kayu yang diteliti dapat digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, mebel dan kusen.
KEKUATAN DAN KEKAKUAN BALOK LAMINA DARI DUA JENIS KAYU KURANG DIKENAL Abdurachman Abdurachman; Nurwati Hadjib
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.2.87-100

Abstract

Balok lamina 3 dan 5 lapis berukuran 5cm x 5cm x 120cm yang dibuat dari kayu kaya (Khaya senegalensis (Desr.) A. Juss) dan kayu bipa (Pterygota alata (Roxb.) R. Br.) dengan perekat phenol formadehida (PF) telah diuji sifat fisik dan mekaniknya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bogor. Susunan pelaminasinya didasarkan pada nilai kekakuan (E) dari bilah penyusunnya.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kerapatan balok lamina 3 lapis besar dari balok lamina 5 lapis rnaupun kayu solidnya. Rata-rata MOE, MOR dan MCS kayu kaya lebih besar dari kayu bipa. Balok lamina 3 lapis maupun 5 lapis setara dengan kelas kuat III-II.
PENENTUAN DAN APLIKASI FORMULA PEREKAT NABATI DARI EKSTRAK KULIT KAYU MAHONI PADA LAMINASI KAYU JABON (Anthocephalus cadamba) Abdurachman Abdurachman; Adi Santoso; Rohmah Pari
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2021.39.2.99-105

Abstract

Kebutuhan perekat kayu berbasis fenolik dalam negeri tetap tinggi sedangkan bahan tersebut sampai saat ini merupakan bahan impor, sehingga diperlukan perekat alternatif. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik tanin mahoni dan formulasi efektif perekat alternatif berbahan baku ekstrak kulit pohon mahoni dengan ekstender tepung tapioka dan terigu industri untuk diaplikasikan pada produk komposit atau produk rekatan. Kulit kayu mahoni dipotong berukuran 2 cm x 1 cm x 0,1 cm, diekstraksi dengan air panas (70–80º C) pada perbandingan 1:3 (b/b, bahan/air) selama 3 jam dengan 2 kali pengulangan. Setelah produk ekstraksi disaring, filtratnya dikopolimerisasi menggunakan resorsinol dan formaldehida pada kondisi basa dan suhu kamar untuk menghasilkan resin tanin resorsinol formaldehida (TRF). Campuran tepung tapioka dan terigu industri (1:1 b/b) sebagai ekstender digunakan dalam aplikasi TRF pada pembuatan  produk komposit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak cair kulit pohon mahoni ini dapat dikopolimerisasi membentuk resin yang dapat diaplikasikan sebagai perekat kayu dengan proses kempa dingin. Formula optimum perekat yang diperoleh adalah menggunakan campuran 0,25 mol resorsinol dan formaldehida 1 mol, dengan ekstender 15%, serta katalis (NaOH 40%) sebanyak 4% dari total bobot formula perekat. Karakteristik perekat tanin mahoni menyerupai perekat golongan fenolik tipe eksterior.
SIFAT FISIS-MEKANIS KAYU DAMAR MATA KUCING BEKAS SADAPAN DAN KEMUNGKINAN PEMANFAATANNYA UNTUK KAYU KONSTRUKSI Nurwati Hadjib; Abdurachman Abdurachman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 23, No 3 (2005): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2005.23.3.177-185

Abstract

Penelitian sifat fisis dan mekanis kayu damar mata kucing bekas sadapan bertujuan untuk memanfaatkan kayu bekas sadapan yang sudah tidak produktif lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat jenis (BJ) kering udara kayu bekas sadapan adalah sebesar 0,521, sedangkan kayu yang tidak disadap 0,522. Rata-rara keteguhan lentur maksimum (MOR) kayu bekas sadapan adalah 409,590 kg/cm3, modulus elastisitas (MOE) sebesar 62.820 kg/cm3, sedangkan MOR dan MOE kayu tidak disadap masing-masing sebesar 537,693 kg/cm3 dan 106.869 kg/cm3. Kayu damar mata kucing baik yang disadap maupun tidak disadap tergolong kelas kuat III, dimana kayu tersebut hanya sesuai untuk digunakan sebagai bahan konstruksi ringan, mebel, peti kemas, kerajinan, venir plywood, dan papan partikel.