Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONTEKS SOSIAL-KEPERCAYAAN & WARISAN KELEMBAGAAN: FAKTOR BERKEMBANGNYA STUNTING DI TINGKAT LOKAL Ratnaningsih Damayanti; Arief Budi Nugroho; Reza Triarda; Ira Permata Sari
Sosioglobal Vol 5, No 2 (2021): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v5i2.32119

Abstract

Tulisan ini berupaya menggali konteks yang membentuk dan mengembangkan ancaman stunting (gangguan tumbuh dan kembang) sumber daya manusia Indonesia di tingkat lokal masuk dalam status kronis. Dengan meneliti kasus stunting di Trenggalek, mengindikasikan pelembagaan urusan wajib pemerintahan bidang kesehatan oleh pemerintah di tingkat lokal sebagai hasilĀ  pembagian kewenangan pusat dan daerah di Indonesia tidak bekerja pada ruang hampa bebas nilai, bahkan seringkali terbawa arus sehingga tidak ada kelembagaan kesehatan yang kokoh di tingkat lokal. Absennya pelembagaan terhadap masalah kesehatanĀ  stunting ini tidak terlepas dari pembiaran kekosongan pengetahuan tentang stunting di masyarakat yang lambat laun menyusup dalam logik berfikir negara di tingkat lokal. Data dalam tulisan ini dicari mempergunakan wawancara mendalam kepada kepada aktor-aktor pengambil kebijakan, orang tua anak stunting, petugas pemberi layanan kesehatan kepada anak stunting, dan perangkat desa di Kabupaten Trenggalek. Hasilnya adalah terjadi perubahan logika berfikir dari stunting adalah hanya permasalahan kesehatan menjadi stunting adalah permasalahan sosial yang harus diselesaikan oleh berbagai sektor. Perubahan logika berfikir ini memberikan dampak secara kelembagaan pada kebijakan penanganan stunting di Kabupaten Trenggalek.
Peleburan ego sektoral: strategi menurunkan stunting di Trenggalek Ratnaningsih Damayanti; Arief Budi Nugroho; Reza Triarda; Ira Permata Sari
Jurnal Administrasi dan Kebijakan Publik Vol 6 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Laboratorium Administrasi Publik FISIP Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jakp.6.2.197-216.2021

Abstract

For a very long time, villages have been positioned as objects of development by the state in various fields of development, including health and human resources. After the implementation of the village law issued in 2014, villages were granted autonomy. The granting of this autonomy does not necessarily make the village dissolve in the euphoria of celebrating managing its territory, especially health matters. Villages cannot simply be separated from the resources of the authorities that have been accustomed to relied on villages so far. Our study shows that there are negotiation efforts between the two autonomous regions to resolve cases of stunting (failure to develop and develop children) in Trenggalek District. What we want to put forward in this study is the strategy adopted by the village and the ingenuity of the district to embrace the village in preventing and reducing stunting. This research use a qualitative research methodThrough interviews with various parties at the local, sub-district, and village government levels, we found that the negotiations carried out had been able to change the ego between actors and the negative stigma about stunting into a collective force capable of fighting the high rate of stunting in Trenggalek District. Stunting is not only a problem for the health department . The stunting case in Trenggalek District can be reduced through cooperation between actors from various sectors because stunting is a form of failure of various policies that must be addressed together.