Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PRODUKSI DAN BIAYA PENYADAPAN GETAH TUSAM DENGAN SISTEM BOR: STUDI KASUS DI PT INHUTANI IV SUMATERA BARAT Dulsalam Dulsalam; Maman M Idris; Djaban Tinambuman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 1 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2808.514 KB) | DOI: 10.20886/jphh.1998.16.1.1-16

Abstract

Penelitian produksi dan biaya penyadapan getah tusam dengan sistem bor dilakukan di PT Inhutani IV di Sumatera Barat pada bulan Mei 1996. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang produksi dan biaya penyadapan getah tusam dengan menggunakan sistem bor. Perlakuan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara arah sadapan zat perangsang asam sulfat dan zat perangsang CEPA (chloro ethyl phosphonic acid). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil getah, lama penyadapan, biaya bahan, biaya alat,  jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja. Hasil pcnelitian menunjukkan bahwa:Tiap regu pada penyadapan getah tusam dengan sistem bor terdiri dari tiga orang yaitu seorang pengebor pohon, seorang pemberi zat perangsang dan seorang pemasang paralon dan kantong plastik.Kemampuan satu regu penyadap dengan sistem bor adalah 400 pohon per hari.Jumlah lubang sadap pada penyadapan gelah tusam dengan sistem bor adalah satu lubang per pohon per jangka waktu sadap.Diameter lubang sadap adalah 2,5 cm sedang kedalamannya adalah 8 cm.Produksi getah pada penyadapan getah tusam dengan sistem bor dengan perlakuan C (pengeboran miring 10° ke samping dengan zat perangsang asam sulfat 25% + CEPA 5% tanpa pemberian ulangan zat perangsang. Q (pengeboran lurus dengan zat perangsang asam sulfat 25% + CEPA 5% tanpa pemberian ulangan zat perangsang) dan A (pengeboran miring 10° ke samping dengan zat perangsang asam sulfat 25% + CEPA 10% tanpa pemberian ulangan zat perangsang) adalah relatif sama dengan produksi penyadapan getah tusam dengan sistem kowakan yaitu sekitar 8 gram per pohon per hari. Di samping itu getah yang diperoleh dari hasil penyadapan dengan sistem bor adalah relatif bersih dan jemih.Biaya penyadapan getah tusam dengan sistem bor adalah Rp 914/kg sedang biaya penyadapan dengan sistem kowakan adalah Rp 300/kg.
PRODUKSI DAN BIAYA PENYADAPAN GETAH TUSAM DENGAN SISTEM BOR: STUDI KASUS DI PT INHUTANI IV SUMATERA BARAT Dulsalam Dulsalam; Maman M Idris; Djaban Tinambuman
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 16, No 1 (1998): Buletin Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.1998.16.1.1-16

Abstract

Penelitian produksi dan biaya penyadapan getah tusam dengan sistem bor dilakukan di PT Inhutani IV di Sumatera Barat pada bulan Mei 1996. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang produksi dan biaya penyadapan getah tusam dengan menggunakan sistem bor. Perlakuan dalam penelitian ini adalah kombinasi antara arah sadapan zat perangsang asam sulfat dan zat perangsang CEPA (chloro ethyl phosphonic acid). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil getah, lama penyadapan, biaya bahan, biaya alat,  jumlah tenaga kerja dan upah tenaga kerja. Hasil pcnelitian menunjukkan bahwa:Tiap regu pada penyadapan getah tusam dengan sistem bor terdiri dari tiga orang yaitu seorang pengebor pohon, seorang pemberi zat perangsang dan seorang pemasang paralon dan kantong plastik.Kemampuan satu regu penyadap dengan sistem bor adalah 400 pohon per hari.Jumlah lubang sadap pada penyadapan gelah tusam dengan sistem bor adalah satu lubang per pohon per jangka waktu sadap.Diameter lubang sadap adalah 2,5 cm sedang kedalamannya adalah 8 cm.Produksi getah pada penyadapan getah tusam dengan sistem bor dengan perlakuan C (pengeboran miring 10° ke samping dengan zat perangsang asam sulfat 25% + CEPA 5% tanpa pemberian ulangan zat perangsang. Q (pengeboran lurus dengan zat perangsang asam sulfat 25% + CEPA 5% tanpa pemberian ulangan zat perangsang) dan A (pengeboran miring 10° ke samping dengan zat perangsang asam sulfat 25% + CEPA 10% tanpa pemberian ulangan zat perangsang) adalah relatif sama dengan produksi penyadapan getah tusam dengan sistem kowakan yaitu sekitar 8 gram per pohon per hari. Di samping itu getah yang diperoleh dari hasil penyadapan dengan sistem bor adalah relatif bersih dan jemih.Biaya penyadapan getah tusam dengan sistem bor adalah Rp 914/kg sedang biaya penyadapan dengan sistem kowakan adalah Rp 300/kg.