Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS BIAYA PENYULINGAN MINYAK GAHARU BUDIDAYA DI TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR Tien Wahyuni; Helsa Yuliana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2021.39.2.88-98

Abstract

Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai tambah gaharu mutu rendah (medang, sapuan, sabak) dengan penyulingan untuk menghasilkan minyak. Minyak gaharu dimanfaatkan sebagai bahan baku beberapa produk seperti bahan baku parfum, kosmetik, dan obat-obatan tradisional. Penelitian penyulingan gaharu ini bertujuan untuk mengetahui rendemen minyak, produk sampingan, menganalisis biaya, pendapatan dan keuntungan maksimum selama satu periode penyulingan pada industri penyulingan skala rumah tangga. Penelitian dilaksanakan di industri penyulingan minyak gaharu berskala rumah tangga yang terletak di Kelurahan Rempanga, Kecamatan Loa Kulu Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan motivasi kepada berbagai pihak untuk dapat memanfaatkan kayu gaharu hasil budi daya berkualitas rendah seefisien dan semaksimal mungkin melalui diversifikasi produk dengan cara penyulingan untuk menghasilkan minyak gaharu bernilai tinggi. Prosedur pengamatan dilakukan secara langsung selama proses penyulingan. Nilai ekonomi diperoleh dengan menganalisis titik impas (BEP) dan pendapatan maksimum. Hasil penelitian menghasilkan rendemen   minyak gaharu sebesar 0,07%.  Pada tingkat produksi minyak gaharu sebanyak 30 mililiter (ml) per satu periode produksi dengan harga jual Rp 250.000/mL akan mencapai titik impas jika minyak gaharu yang dihasilkan sebanyak 1,93 ml dengan nilai sebesar Rp 482.159,88 atau Rp 16.071,99/ml (unit). Keuntungan usaha pada tingkat produksi 30 ml minyak gaharu sebesar Rp 3.616.830 (tanpa penjualan ampas serbuk dan hidrosol gaharu) dan sebesar Rp 8.316.830 (dengan penjualan ampas serbuk dan hidrosol gaharu).
EVALUASI UJI COBA PENERAPAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA INTENSIF (TPTII/TPTJ INTENSIF) PADA IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) DI KALIMANTAN Karmilasanti Karmilasanti; Tien Wahyuni
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.2.83-94

Abstract

Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik silvikultur intensif (SILIN) diperkenalkan pada tahun 2005 untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas Logged Over Area (LOA) hutan hujan tropis dengan pola penanaman pengkayaan jenis-jenis tanamam hutan bernilai komersil pada jalur tanam. Tulisan ini akan memberikan gambaran uji coba penerapan sistem silvikultur TPTJ dengan teknik SILIN dengan mengevaluasi beberapa kegiatan diantaranya penyiapan lahan, pemanfaatan hasil tebangan dalam jalur tanam, kecenderungan penanaman jenis-jenis yang sama, kegiatan penyiapan bibit dan dampak sosial ekonomi. Metode pengambilan data dilakukan melalui pengamatan atau observasi lapangan, wawancara, studi pustaka dan telaah dokumen. Penelitian dilaksanakan pada dua lokasi Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) Model Uji Coba Penerapan Sistem TPTJ yaitu di PT. Sarminto Parakantja Timber Kalimantan Tengah; PT. Intraca Wood Manufacturing dan PT. ITCI Kayan Hutani di Kalimantan Timur dan PT. Suka Jaya Makmur di Kalimantan Barat. Hasil evaluasi setelah beberapa tahun diterapkan sistem silvikultur TPTJ dengan teknik SILIN bahwa ada 2 (dua) tahapan kegiatan yang menjadi kunci awal keberhasilan kegiatan tersebut adalah pada tahapan penyiapan lahan yang berpengaruh pada efektifitas pemeliharaan serta tahapan penyiapan bibit mulai asal usul bibit, kualitas bibit, pengangkutan bibit sampai pada penanaman bibitnya. Pada tahapan-tahapan tersebut juga akan berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja.
ANALISIS BIAYA PENYULINGAN MINYAK GAHARU BUDIDAYA DI TENGGARONG, KALIMANTAN TIMUR Tien Wahyuni; Helsa Yuliana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2021.39.2.88-98

Abstract

Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai tambah gaharu mutu rendah (medang, sapuan, sabak) dengan penyulingan untuk menghasilkan minyak. Minyak gaharu dimanfaatkan sebagai bahan baku beberapa produk seperti bahan baku parfum, kosmetik, dan obat-obatan tradisional. Penelitian penyulingan gaharu ini bertujuan untuk mengetahui rendemen minyak, produk sampingan, menganalisis biaya, pendapatan dan keuntungan maksimum selama satu periode penyulingan pada industri penyulingan skala rumah tangga. Penelitian dilaksanakan di industri penyulingan minyak gaharu berskala rumah tangga yang terletak di Kelurahan Rempanga, Kecamatan Loa Kulu Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan motivasi kepada berbagai pihak untuk dapat memanfaatkan kayu gaharu hasil budi daya berkualitas rendah seefisien dan semaksimal mungkin melalui diversifikasi produk dengan cara penyulingan untuk menghasilkan minyak gaharu bernilai tinggi. Prosedur pengamatan dilakukan secara langsung selama proses penyulingan. Nilai ekonomi diperoleh dengan menganalisis titik impas (BEP) dan pendapatan maksimum. Hasil penelitian menghasilkan rendemen   minyak gaharu sebesar 0,07%.  Pada tingkat produksi minyak gaharu sebanyak 30 mililiter (ml) per satu periode produksi dengan harga jual Rp 250.000/mL akan mencapai titik impas jika minyak gaharu yang dihasilkan sebanyak 1,93 ml dengan nilai sebesar Rp 482.159,88 atau Rp 16.071,99/ml (unit). Keuntungan usaha pada tingkat produksi 30 ml minyak gaharu sebesar Rp 3.616.830 (tanpa penjualan ampas serbuk dan hidrosol gaharu) dan sebesar Rp 8.316.830 (dengan penjualan ampas serbuk dan hidrosol gaharu).
EVALUASI UJI COBA PENERAPAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA INTENSIF (TPTII/TPTJ INTENSIF) PADA IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU (IUPHHK) DI KALIMANTAN Karmilasanti Karmilasanti; Tien Wahyuni
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 4, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2018.4.2.83-94

Abstract

Sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) dengan teknik silvikultur intensif (SILIN) diperkenalkan pada tahun 2005 untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas Logged Over Area (LOA) hutan hujan tropis dengan pola penanaman pengkayaan jenis-jenis tanamam hutan bernilai komersil pada jalur tanam. Tulisan ini akan memberikan gambaran uji coba penerapan sistem silvikultur TPTJ dengan teknik SILIN dengan mengevaluasi beberapa kegiatan diantaranya penyiapan lahan, pemanfaatan hasil tebangan dalam jalur tanam, kecenderungan penanaman jenis-jenis yang sama, kegiatan penyiapan bibit dan dampak sosial ekonomi. Metode pengambilan data dilakukan melalui pengamatan atau observasi lapangan, wawancara, studi pustaka dan telaah dokumen. Penelitian dilaksanakan pada dua lokasi Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) Model Uji Coba Penerapan Sistem TPTJ yaitu di PT. Sarminto Parakantja Timber Kalimantan Tengah; PT. Intraca Wood Manufacturing dan PT. ITCI Kayan Hutani di Kalimantan Timur dan PT. Suka Jaya Makmur di Kalimantan Barat. Hasil evaluasi setelah beberapa tahun diterapkan sistem silvikultur TPTJ dengan teknik SILIN bahwa ada 2 (dua) tahapan kegiatan yang menjadi kunci awal keberhasilan kegiatan tersebut adalah pada tahapan penyiapan lahan yang berpengaruh pada efektifitas pemeliharaan serta tahapan penyiapan bibit mulai asal usul bibit, kualitas bibit, pengangkutan bibit sampai pada penanaman bibitnya. Pada tahapan-tahapan tersebut juga akan berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja.