Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Koreksi Bias Data Hujan Luaran GCM ECHAM5 Untuk Prediksi Curah Hujan Bulanan dan Musiman Pulau Lombok: Bias Correction for GCM ECHAM5 Model Rainfall Data Output in Estimating Monthly and Seasonally Rainfall for Lombok Island Humairo Saidah; Agustono Setiawan; Lilik Hanifah; Eko Pradjoko; Agus Suroso
JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN Vol. 7 No. 2 (2021): JURNAL SAINS TEKNOLOGI & LINGKUNGAN
Publisher : LPPM Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jstl.v7i2.289

Abstract

This study aims to evaluate the ability of the ECHAM5 GCM model output data in estimating monthly rainfall on the island of Lombok. The data used in this study are ECHAM5 monthly rainfall data and automatic rainfall recorder (ARR) measurement rain data for 2000-2018 obtained from ARR Gunung Sari. Correction of bias is conducted by using the mean ratio method and the regression method. The method that produces the best approach is then used to obtain rain data projections and a simple regression method. Evaluation and validation used the Pearson correlation coefficient (r), Root Mean Square Error (RMSE) and Nash-Sutcliffe Efficiency (NSE) values. The results obtained are that the daily and monthly rainfall data from the ECHAM5 model cannot be directly used to replace the rain measurement data because of its very low accuracy. The downscaling technique performed on daily and monthly rainfall data using the average ratio method does not show satisfactory performance where the efficiency figures produced are still low even gave a slight increasing number. However, the ECHAM5 model data can be used to obtain rainfall projections on a monthly and seasonal scale with a good and satisfactory correlation.  Key words: mean ratio method; global climate model; ECHAM5; monthly rainfall.
PENGARUH FASILITAS PELABUHAN TERHADAP PANTAI LABUHAN HAJI: The Effect of Port Structure on Labuhan Haji Beach Eko Pradjoko; Haris Prayoga; Oki Setyandito
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai akan mengalami perubahan karakteristik gelombang (transformasi) karena berkurangnya kedalaman laut. Adanya fasilitas pelabuhan juga dapat menyebabkan gelombang menjadi terganggu sehingga merubah angkutan sedimen dan kondisi pantai di sekitar pelabuhan, seperti yang terjadi pada pantai Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur. Fasilitas pelabuhan yang dibangun sekitar tahun 2009 menyebabkan perubahan pada kondisi pantai di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan menyajikan perubahan pantai yang terjadi berdasarkan pengukuran lapangan dan menganalisa pengaruh fasilitas pelabuhan tersebut dengan simulasi numerik. Pengukuran profil dan garis pantai dilakukan satu kali dalam sebulan sejak Desember 2012 sampai Juni 2013. Simulasi perubahan garis pantai menggunakan model GENESIS dan hasil simulasi transformasi gelombang dari model RCPWAVE yang memperhatikan kondisi kedalaman dasar laut yang tidak beraturan. Simulasi dilakukan dalam dua periode, periode pertama sejak dibangunnya bangunan pelabuhan pada tahun 2009 sampai 2012 dan periode kedua selama 10 (sepuluh) tahun ke depan sejak tahun 2012 sampai 2022. Hasil pengukuran lapangan menunjukkan fluktuasi dan bahkan kemunduran garis pantai di kedua sisi Pelabuhan Labuhan Haji. Hasil tersebut memiliki hubungan dengan membesarnya kondisi gelombang selama pengukuran (Desember ~ Juni). Pengaruh fasilitas pelabuhan terlihat pada hasil simulasi numerik perubahan garis pantai, di mana hasil simulasi periode pertama menunjukkan garis pantai di sebelah kanan pelabuhan maju sejauh ± 36.8 m sedangkan di sebelah kiri pelabuhan mundur sejauh ± 2.5 ~ 17.0 m. Simulasi periode kedua selama 10 tahun ke depan sampai tahun 2022 masih menunjukkan hasil yang sama dan bahkan prediksi perubahan yang terjadi bertambah besar, yaitu garis pantai di sisi kanan pelabuhan maju hingga sejauh ± 62.4 m dan di sisi kiri pelabuhan mundur hingga sejauh ± 20.0 ~ 37.0 m.
Rekonstruksi Tsunami Mentawai dengan Menggunakan COMCOT v1.7 Eva Susan Ratuluhain; Yunita A. Noya; Eko Pradjoko; Rahman Rahman; Ronald D. Hukubun
Nekton Vol 2 No 2 (2022): October
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (PPPM) Politeknik Negeri Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.853 KB) | DOI: 10.47767/nekton.v2i2.403

Abstract

Many studies on the Mentawai tsunami have been carried out. Still, not many have reviewed the validation of run-up height compared to the results of field studies in the same year as the Mentawai tsunami on October 25, 2010. The survey of the Mentawai tsunami reconstruction using COMCOT v1.7 aims to validate The tsunami run-up height of the model output was compared with the results of the field study by the GITST Team in 2010. Validation of the model was carried out using the Aida parameter, by calculating the ratio of the comparison between the model output and the field study results. The study location of the model is divided into 3 layers, namely layer01 covering Sipora Island, North Pagai Island, and South Pagai Island, layer02 covering North Pagai Island and South Pagai Island, and layer03 with the focus of observation on Sibigau Island, with bathymetric resolution used for each layer. 464 m, 232 m, and 77 m so that the propagation at the observation site can be seen clearly. The height of the modeled tsunami ranged from 2.5 – 11.2 meters, with a maximum run-up height observed on Sibigau Island of 11.2 meters, and the time range for the tsunami arriving on land was 5 – 15 minutes. The comparison ratio between the model results and the field study is K = 0.9 and k (standard deviation) = 0.16. Based on the comparison ratio, the model output is close to the actual result.
KONDISI GELOMBANG DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI LABUHAN HAJI: The Wave Conditions in Labuhan Haji Beach Coastal Territory Baiq Septiarini Lanura; Eko Pradjoko; Bambang Harianto
Spektrum Sipil Vol 1 No 1 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang yang merambat dari perairan dalam (laut) menuju ke perairan dangkal (pantai) akan mengalami perubahan perilaku gelombang (transformasi) dari sifat dan parameter gelombang, seperti proses refraksi, shoaling, refleksi, maupun difraksi akibat pengaruh karakteristik serta ada atau tidaknya bangunan yang menghalanginya. Adanya bangunan pelabuhan menyebabkan gelombang menjadi terganggu. Seperti yang terjadi pada salah satu pantai yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, tepatnya di Pantai Labuhan Haji, bangunan pelabuhan yang dibangun sekitar tahun 2009 menyebabkan kondisi gelombang di sekitar pelabuhan menjadi tidak stabil yang ditunjukkan dengan adanya erosi dan sedimentasi pada kedua sisi bangunan pelabuhan. Kondisi gelombang yang tidak stabil kemudian mempengaruhi besar kecilnya laju sedimen arah sejajar pantai pada kedua sisi bangunan tersebut. Analisa kondisi gelombang akibat bangunan pelabuhan dilakukan dengan mensimulasikan gelombang hasil prakiraan NOAA/NWS/NCEP Marine Modelling And Analysis Branch tahun 2007-2008 dengan 3 (tiga) variasi gelombang . Simulasi dilakukan 7 tahap untuk 1 kali simulasi tahap validasi, serta masing-masing 3 tahap untuk simulasi sebelum dan sesudah adanya bangunan pelabuhan. Simulasi gelombang ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SMS 8.0 model CGWAVE. Bangunan pelabuhan mengakibatkan tinggi gelombang di depan bangunan pelabuhan meningkat hingga 31,06 % yaitu dari 1,32 m menjadi 1,73 m akibat proses refleksi, dan menurun hingga 24,741 % yaitu dari 1,063 m menjadi 0,8 m akibat proses difraksi apabila gelombang datang dari arah tegak lurus pantai. Sementara itu, saat gelombang disimulasikan datang dari arah kanan bangunan, tinggi gelombang menurun hingga 79,9 % dari 0,835 m menjadi 0,1681 m di sisi kanan dan dalam kolam pelabuhan akibat proses difraksi, serta meningkat hingga 27,7 % dari 0,8073 m menjadi 1,031 m akibat proses refleksi. Berdasarkan hasil analisa pola sedimen transpor, diperoleh bahwa pola gelombang di sisi kanan bangunan menyebabkan sedimentasi akibat mengendapnya sedimen karena terhalang oleh bangunan. Sedangkan di sisi kiri bangunan pelabuhan terjadi erosi akibat meningkatnya pola transportasi sedimen.