Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kajian Prioritas Penanganan Sistem Drainase Kota Sabang - Propinsi Aceh Azmeri Azmeri; Eldina Fatimah; Nina Shaskia; Amir Hamzah Isa
Jurnal Teknik Sipil dan Teknologi Konstruksi Vol 2, No 1 (2016): Jurnal Teknik Sipil Dan Teknologi Konstruksi
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.042 KB) | DOI: 10.35308/jts-utu.v2i1.344

Abstract

Kota Sabang merupakan salah satu tujuan wisata di Provinsi Aceh dan berkepentingan untuk menjaga kenyamanan wilayahnya dari banjir genangan. Namun saat ini Kota Sabang belum memilikisistem drainase yang baik dan menyeluruh dan masih sering dilanda banjir. Wilayahnya yang berupa pegunungan, perbukitan, dan sedikit dataran, menyebabkan sistem drainase di Sabang menjadi unik dankhusus. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sabang Tahun 2012-2017, perlu segera meningkatkan fungsi sarana dan prasarana drainase. Namun karena keterbatasan anggaran daerah maka perlu dilakukan penentuan prioritas penanganan sistem drainase Kota Sabang selama 20 tahun mendatang. Penentuan prioritas penanganan sistem sistem drainase perkotaan Kota Sabang berdasarkan aspek fisik, demografi, dan lingkungan sesuai hasil survey dan analisis terhadap data sekunder. Pemilihan prioritas daerah layanan dilakukan dengan  metode weighted average. Berdasarkan hasil analisis dari ketiga faktor yang dipaparkan diatas, dapat dilihat bahwa prioritas penanganan SubDAS untuk jangkapendek pada  SubDAS Anoi Itam, SubDAS Krueng Balohan dan subDAS Pria Laot. Jangka menengah pada SubDAS Keunekai, SubDAS Ceunohot, SubDAS Aneuk Laot, SubDAS Paya Seunara. Dan jangka panjang pada SubDAS Ceuhum, SubDAS Ujung Bau, SubDAS Gua Sarang, SubDAS Teupin Kareung, dan SubDAS Iboih.
Evaluasi Perilaku Masyarakat Terhadap Kualitas Air pada Sungai Krueng Daroy dan Krueng Doy Nina Shaskia; Irda Yunita
VOCATECH: Vocational Education and Technology Journal Vol 2, No 2 (2021): April
Publisher : Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38038/vocatech.v2i2.57

Abstract

Abstract The behavior that disposing of waste without treatment into the river causes the river to become polluted. The Krueng Daroy and Krueng Doy rivers are seen with piles of garbage and smell bad; both rivers are polluted by domestic waste and industrial waste. Based on that, this study was made to determine how the community behavior towards Krueng Daroy and Krueng Doy and the effect of the community behavior on the water quality of the River Krueng Daroy and Krueng Doy. This research was conducted using a qualitative descriptive method. Field surveys, questionnaires, and interviews were carried out for data collection. Likert scales questionnaire are used for the research. The data obtained were then processed descriptively and used the weighing method. The results showed that the community behavior of the people inside and outside Krueng Daroy and Doy surroundings is categorized as good, even though nearly in the dissatisfactory threshold. Meanwhile, according to people living around Krueng Daroy and Krueng Doy, the percentage of river water quality is 44.59%, and according to the people outside the river, surroundings is 49.64%. Both river water quality is categorized as poor. This shows that community behavior in protecting the river is closely related to water quality. In other words, the community is still not good enough at protecting rivers and managing waste. Keywords: Community behavior; river water quality; Krueng Daroy;Krueng Doy. __________________________ Abstrak Perilaku masyarakat yang membuang limbah tanpa pengolahan ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai tersebut. Sungai Krueng Daroy dan Krueng Doy terlihat banyak tumpukan sampah serta berbau, kedua sungai ini tercemar oleh limbah domestik dan limbah industri. Berdasarkan hal tersebut, studi ini dibuat untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat terhadap Sungai Krueng Daroy dan Krueng Doy serta dampak dari perilaku masyarakat tersebut terhadap kualitas air Sungai Krueng Daroy dan Krueng Doy. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Artinya, data-data Pengumpulan data dilakukan dengan cara survei lapangan, penyebaran kuesioner serta wawancara. Pengukuran data kuesioner dengan menggunakan Skala Likert. Data-data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif dan pembobotan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat yang berdomisili dan tidak berdomisili di sekitar sungai Krueng Daroy dan Krueng Doy dikategorikan baik, meskipun berada di ambang batas kurang baik. Sedangkan persentase total skor kualitas air sungai menurut masyarakat yang tinggal sekitar Krueng Daroy dan Krueng Doy yaitu sebesar 44,59 % dan menurut masyarakat yang tidak tinggal di sekitar sungai yaitu 49,64 %. Kedua kualitas air sungai tersebut dikategorikan kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam menjaga sungai berkaitan erat dengan kualitas air yang terjadi. Dengan kata lain, masyarakat masih belum cukup baik dalam menjaga sungai dan mengelola sampah. Kata Kunci: Perilaku mayarakat; kualitas air; Krueng Daroy;Krueng Doy. _________________________
Persepsi Masyarakat terhadap Dampak Limbah Tahu di Sekitar Sungai Nina Shaskia; Irda Yunita
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 10 No 2 (2021): December
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.717 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v10i2.153

Abstract

Seiring dengan populernya makanan tahu di kalangan masyarakat Indonesia, industri pengolahan tahu semakin berkembang pesat. Sayangnya, pesatnya pertumbuhan industri tahu ini tidak diimbangi dengan pengelolaan limbah yang memadai, akibatnya masih banyak pelaku usaha yang membuang limbah langsung ke sungai tanpa pengolahan. Di Banda Aceh, terdapat 3 pabrik tahu di kawasan Sungai Krueng Daroy dan Krueng Doy yang langsung membuang limbah ke sungai dan berpotensi mencemari sungai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap dampak limbah tahu di lingkungan sungai serta mengevaluasi pemahaman masyarakat dalam hal dampak limbah tahu terhadap lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Data-data diperoleh melalui kuesioner, observasi serta wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif dan pembobotan. Hasil penelitian disajikan dalam tiga kategori, yaitu persepsi masyarakat terhadap estetika, persepsi masyarakat terhadap bau, dan persepsi masyarakat terhadap dampak limbah tahu pada lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 90% responden setuju bahwa limbah tahu memiliki dampak negatif terhadap estetika lingkungan dan menimbulkan bau yang sangat mengganggu. Tingkat persepsi masyarakat terhadap limbah tahu pada lingkungan sungai diperoleh 78,56%, artinya lebih dari 75% responden setuju bahwa limbah tahu memiliki dampak terhadap lingkungan. Dilihat dari rata-rata nilai sikap yaitu sebesar 785,6 termasuk dalam kriteria “mengganggu”. Hal ini menunjukkan bahwa limbah tahu memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pemahaman pelaku usaha akan dampak limbah tahu terhadap lingkungan beserta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisasi dampaknya terhadap lingkungan, seperti pembuatan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) yang memadai atau menggunakan kembali limbah cair tahu untuk berbagai keperluan.
POLA GERUSAN LOKAL AKIBAT PERLAKUAN PADA ABUTMEN JEMBATAN Nina Shaskia; Maimun Rizalihadi
JURNAL TEKNIK SIPIL Vol 8, No 2 (2019): Volume 8, Nomor 2, November 2019
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jts.v8i2.14055

Abstract

Kegagalan struktur bangunan jembatan akibat gerusan lokal sangat sering terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan gerusan lokal agar struktur jembatan tetap aman. Salah satu penyebab terjadinya gerusan lokal adalah  terhalangnya aliran sungai akibat keberadaan abutmen jembatan. Terganggunya pola aliran sungai ini menyebabkan terjadinya gerusan di sekitar abutmen jembatan yang pada akhirnya dapat merusak keseluruhan struktur jembatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perilaku gerusan lokal akibat perlakuan pada abutmen jembatan. Model abutmen yang digunakan pada penelitian ini adalah abutmen tipe vertical-wall dengan ukuran lebar 12 cm, tebal 4,5 cm, dan  tinggi 80 cm. Perlakuan pada abutmen dilakukan dengan menempatkan orifice dan dengan membelokkan abutmen dengan sudut 90°. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan flume dengan panjang 15,46 meter, lebar 0,50 meter dan tinggi 1,00 meter yang pada dasarnya diberi lapisan pasir setebal 10 cm dengan karakteristik d50 = 0,379 mm dan  sg = 2,786. Pengamatan dilakukan pada debit konstan 2,65 l/det selama 60 menit untuk setiap kali running dan diukur dengan menggunakan point gauge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pada abutmen berpengaruh terhadap kedalaman dan distribusi gerusan yang terjadi. Akibat dibelokkan 90°, kedalaman gerusan pada titik 1, 3, dan 4 berturut-turut berkurang sebanyak 17,8 %, 20,5 %, dan 24,3 %; sedangkan akibat penempatan orifice, kedalaman gerusan pada titik 1, 3, dan 4 berturut-turut berkurang sebanyak 21,6 %, 24,3 %, dan 30,4 %.
Analisis debit banjir menggunakan metode hidrograf satuan sintetis nakayasu dan soil conservation service (SCS) pada sungai krueng kala Aceh besar Tuwanku Farhan Abiel; Cut Dwi Refika; Nina Shaskia
Journal of The Civil Engineering Student Vol 4, No 2 (2022): Volume 4 Nomor 2 September 2022
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v4i2.21351

Abstract

Sungai Krueng Kala adalah salah satu sungai yang terletak di Kecamatan Lhoong dengan panjang 8,258 km dan luas DAS 15,701 km2. Kecamatan Lhoong merupakan salah satu kawasan yang ketika memasuki musim penghujan akan terdampak bencana banjir. Hal ini terjadi karena meluapnya air pada Sungai Krueng Kala ke kawasan permukiman dan persawahan warga.Dampak yang diakibatkan yaitu kerusakan pada rumah dan lahan pertanian sawah yang terendam. Tujuan dari penelitian ini adalah memperkirakan besarnya nilai debit banjir pada Sungai Krueng Kala dengan menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dan Soil Conservation Service (SCS). Penghitungan nilai debit banjir dengan periode ulang tertentu pada Sungai Krueng Kala ini berdasarkan data curah hujan harian maksimum selama 10 tahun dari 2 stasiun yaitu Stasiun Krueng Aceh dan Siron. Terdapat beberapa perbedaan antar kedua metode yaitu pada bentuk grafik, waktu puncak, dan debit banjir puncak. Bentuk grafik HSS Nakayasu yaitu kondisi naik yang cepat dan turun yang lamabat, sedangkan HSS SCS kondisi naik dan turun yang relatif hampir sama. Waktu puncak HSS Nakayasu yaitu 1,473 jam, sedangkan HSS SCS yaitu 4 jam. Perbedaan terakhir ada pada debit banjir puncak untuk HSS Nakayasu yaitu 1,231 m3/det dan HSS SCS yaitu 0,722 m3/det.
Peninjauan Nilai Efisiensi Saluran Sekunder Reuleut pada Daerah Jaringan Irigasi Krueng Tuan rizki aulia hidayatullah; Ziana Ziana; Nina Shaskia
Journal of The Civil Engineering Student Vol 3, No 2 (2021): Volume 3, Nomor 2, Agustus 2021
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v3i2.12523

Abstract

Daerah Irgasi Krueng Tuan merupakan salah satu daerah irigasi yang terletak si Kabupaten Aceh Utara dengan luas wilayah sawah yang dialiri adalah1.731 ha. Saluran sekunder Reuleut merupakan bagian daripada Daerah Irgasi Krueng Tuan yang berfungsi untuk mengalirkan air menuju ke sawah dari sumber air. Dalam perencanaan saluran  perlu diasumsikanbahwa akan terjadinya kehilangan air baik di saluran ataupun dipetak sawah sehingga diperlukannya  nilai efisiensi  agar seluruh petak sawah dapat teraliri air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai efisiensi dari pada saluran sekunder Releut. Pada penelitian ini efisiensi saluran sekunder Reuleut didapatkan dengan membandingkan debit air yang keluar dari saluran dengan debit air yang masuk ke saluran dan nilai debit diperhitungkan dengan menggunakan mean section method. Berdasarkan penelitian yang telah dijalankan pada saluran sekunder Reuleut dapat diketahui bahwa nilai efisiensi saluran sekunder Reuleut adalah 80%. Hal ini disebabkan karena adanya 4 ruas dari saluran sekunder Reuleut yang nilai efisiensi salurannya kurang daripada efiisiensi izin.       
Perencanaan Saluran Drainase Perkotaan Wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dengan Aplikasi HEC-RAS Deva Canubry; Azmeri Azmeri; Nina Shaskia
Journal of The Civil Engineering Student Vol 3, No 3 (2021): Volume 3, Nomor 3, Desember 2021
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v3i3.17905

Abstract

Sungai Krueng Leuhan terletak di antara Gampong Leuhan dan Gampong Blang Berandang. Sungai ini berfungsi sebagai saluran drainase primer bagi kedua gampong tersebut. Saluran ini kerap meluap ketika musim hujan datang. Luapan terjadi disebabkan adanya sedimentasi di hilir saluran dan elevasi dasar yang sangat beragam disepanjang saluran, sehingga dibutuhkan penelitian tentang kemampuan saluran ketika dialiri debit banjir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kapasitas tampungan saluran tersebut menggunakan aplikasi HEC-RAS, serta memberikan saran penanggulan banjir yang efektif. Saluran yang ditinjau dibatasi dari mulai ujung Gampong Leuhan sampai hilir menuju sungai Krueng Meureubo. Luas daerah tangkapan airnya adalah 11,42 km². Panjang saluran yang ditinjau adalah 6,5 km, dengan kemiringan sungai 0,00046. Data hujan berasal dari Stasiun Cut Nyak Dhien selama 12 tahun (2003-2014). Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menghitung debit banjir dengan metode Rasional Modifikasi, kemudian dilanjutkan dengan analisa hidrolika dalam Aplikasi HEC-RAS. Berdasarkan hasil analisa tersebut metode penanggulangan yang dipilih adalah metode struktural berupa normalisasi sungai. Setelah dilakukan normalisasi sungai, tidak lagi terjadi luapan banjir di sepanjang sungai