Mariati Edam
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

VARIASI LAMA FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN NaCl TERHADAP PRODUKSI ASAM LAKTAT DARI KUBIS (Brassica oleracea) Mariati Edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 1 Juni 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.317 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i1.3953

Abstract

Kubis (Brassica oleracea) merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai cita rasa yang enak, juga mengandung gizi yang cukup tinggi. Sayuran ini bersifat mudah rusak dan busuk, sehingga menghasilkan limbah yang dihasilkan dari daun yang membusuk. Limbah inilah yang merupakan tempat hidup bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus yang merupakan suatu mikroorganisme yang berfungsi dalam pembentukan asam laktat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh variasi lama fermentasi dengan penambahan NaCl terhadap produksi asam laktat dari kubis. Metode penelitian ini adalah penelitian “deskriptif eksperimental”. Rancangan penelitian yang akan dilakukan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial sebanyak 2 faktor yaitu (1) konsentrasi NaCl: 2.5, 3 dan 3.5%, (2) lama fermentasi yang terdiri dari tiga level yaitu 8, 10 dan 12 hari, sebanyak dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh lama fermentasi dan konsentrasi NaCl dari cairan fermentasi kubis yaitu total bakteri asam laktat yaitu 7.45-8.92 log/cpu, pH berkisar 3.94-5.8 dan total asam laktat yaitu 0.8-2.6%. Hasil pengamatan organoleptik terhadap cairan fermentasi kubis berupa bau yaitu jelas khas fermentantasi (asam) hingga tidak berbau asam khas fermentasi dan warna yaitu cream-coklat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi terbaik proses fermentasi asam laktat dari kubis adalah lama fermentasi 8 hari dengan penambahan NaCl 3% dan memperoleh kadar asam laktat tertinggi yaitu 2.6%.
FIBER FOOD CONTENT AND ANALOG RICE FAVOR LEVEL WITH TALAS FLOUR AND COCONUT FLOUR Nova P Kumolontang; Mariati Edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 12 No.1 Juni 2020
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33749/jpti.v12i1.6264

Abstract

Analog rice can be made from various types of flour containing carbohydrates, such as taro flour or a mixture of several types of flour. Carbohydrate content in taro flour is expected to be a food source of alternative carbohydrate food. Taro flour has high amylopectin which gives a high stickiness, for that it is necessary to add coconut flour which has fiber and amylose content so that it can produce analog rice which is preferred. The purpose of this study was to determine the effect of taro flour and coconut flour composition on food fiber content and panelist preference level of analog rice This research uses  method with experimental design that is Completely Randomized Design (CRD) with the treatment of taro flour and coconut flour as many as six levels of treatment made in the form of formulations namely A (taro flour 90%: 10% coconut flour), B (flour 85% taro: 15% coconut flour), C (80% taro flour: 20% coconut flour), D (75% taro flour: 25% coconut flour), E (70% taro flour: 30% coconut flour). The results showed that the content of insoluble food fiber ranged from 4.95 to 7.39% while the soluble food fiber ranged from 2.13 to 2.72%. Organoleptic assessment of analog rice includes color (3.41-3.68), texture (3.23-3.59), appearance (3.30-3.59) while assessment of rice from analog rice is texture (3, 41-3.66), taste (3,50-3,91), color (3,25-3,42) and odor (3,50-3,83). Analog rice made from taro flour and coconut flour contains dietary fiber, which is soluble and insoluble fiber, which is beneficial to health as well as the panelists' preference level for the best analog rice, namely composition of taro flour 75%: 25% coconut flour.Keywords: analog rice, coconut flour, taro flour
FORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA BAKSO IKAN Mariati Edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.235 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v8i2.1918

Abstract

Tepung tulang ikan mengandung unsur penyusun tulang berupa kalsium, fosfor dan bahan-bahan yang mengandung nitrogen seperti asam-asam amino pembentuk protein kolagen. Kalsium dibutuhkan untuk proses pembentukan dan perawatan jaringan rangka tubuh serta beberapa kegiatan penting dalam tubuh seperti pembekuan darah, kontraksi otot, menjaga keseimbangan hormon dan katalisator pada reaksi biologis. Salah satu dampak dari defisiensi kalsium yang sekarang ini banyak terjadi adalah osteoporosis. Pemanfaatan tepung tulang ikan dapat dilakukan dalam bentuk pengkayaan sebagai salah satu upaya fortifikasi zat gizi dalam makanan. Bakso merupakan salah satu produk makanan yang tepat untuk dilakukan fortifikasi kalsium, karena bakso banyak digemari dan dapat dinikmati oleh semua kalangan  baik balita, anak-anak, ibu hamil, orang dewasa maupun lanjut usia. Hal ini merupakan alternatif pencegahan dampak defisiensi kalsium yang sekarang ini banyak terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik fisiko-kimia bakso ikan dengan fortifikasi tepung tulang ikan. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor yaitu fortifikasi tepung tulang ikan yang terdiri dari 5 level perlakuan yaitu 0, 2.5, 5, 7.5 dan 10% sebanyak dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik bakso ikan dengan fortifikasi tepung tulang ikan yaitu uji gigit bakso ikan bernilai 5-7 dengan kriteria lemah–agak kuat, sedangkan uji lipat  semua perlakuan bernilai 5 yaitu kriteria tidak retak bila dilipat 2 kali. Karakteristik kimia bakso ikan dengan fortifikasi tepung tulang ikan yaitu kadar protein tergolong tinggi yaitu berkisar 12.46-15.90%, kadar lemak semua perlakuan mengandung 0.55%, abu berkisar 1.45-5.67% dan kalsium berkisar 0.68-1.07%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fortifikasi tepung  tulang ikan berpengaruh menurunkan karakteristik fisik yaitu uji lipat dan karakteristik kimia yaitu protein tetapi dapat menaikkan kadar abu termasuk mineral kalsium dari bakso ikan.Kata Kunci: Bakso Ikan,  Fortifikasi, Kalsium, Tulang Ikan.
PENGARUH PENAMBAHAN SARI PALA (Myristica fragrans) dan CENGKEH (Eugenia carryophyllus) TERHADAP TINGKAT KESUKAAN MINUMAN SERBUK BERBASIS LEMON CUI (Citrus microcarpa) Mariati Edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 10 No. 2 Desember 2018
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.809 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v10i2.4408

Abstract

Lemon cui, nutmeg meat and clove leaf contain antioxidants which can be added to powder drinks. The purpose of this study was to obtain the most preferred formula of lemon cui based instant powder drinks with the addition of nutmeg and clove leaf juice. This research uses descriptive method with experimental design that is Complete Random Design (CRD) with the treatment of the type of addition of nutmeg and clove leaf juice as antioxidants, as many as six levels of treatment made in the following formulations: (A) 50% sucrose: lemon cui juice 30%: water 20%; (B) 50% sucrose: 30% lemon cui juice: 0% nutmeg juice: clove juice 20%; (C) 50% sucrose: 30% lemon cui juice: 5% nutmeg juice: clove juice 15%; (D) 50% sucrose: 30% lemon cui juice: 10% nutmeg juice: clove juice 10%; (E) 50% sucrose: 30% lemon cui juice: 15% nutmeg juice: clove juice 5%; (F) 50% sucrose: 30% lemon cui juice: nutmeg juice 20%: clove juice 0%. The results showed that the percentage of panelists' preference based on indicators of color, odour and taste of lemon cui based powder drinks ranged from 57 to 67%, with preference level criteria being neutral. The organoleptic test results showed that the level of preference for color (2.76-3.68), odour (2.70-3.12) and taste (2.54-3.24) with criteria of liking. Based on the results of the study, it was concluded that the panelists' preferred level of the best lemon cui based instant powder drink was formula B.Keywords: cloves, lemon cui, nutmeg, powder drinks.
APLIKASI BAKTERI ASAM LAKTAT UNTUK MEMODIFIKASI TEPUNG SINGKONG SECARA FERMENTASI mariati edam
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 9 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Riset Dan Standardisasi Industri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.297 KB) | DOI: 10.33749/jpti.v9i1.3205

Abstract

Tepung singkong termodifikasi (mocaf) merupakan produk turunan dari tepung singkong yang menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong dengan cara fermentasi. Proses fermentasi dilakukan secara spontan oleh bakteri asam laktat yang tumbuh sehingga menyebabkan perubahan karakteristik pada tepung yang dihasilkan.  Pada proses fermentasi, mikroba yang tumbuh menghasilkan enzim pektinolitik dan selulotik yang dapat menghancukan dinding sel singkong sehingga terjadi liberasi granula pati yang dapat menyebabkan perubahan karakteristik tepung yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama fermentasi terbaik dalam memodifikasi sel singkong sehingga dapat meningkatkan sifat fisik dan kimia dari tepung singkong.  Metode penelitian ini dilakukan adalah eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu factor yaitu lama fermentasi yang terdiri dari empat level perlakuan yaitu 0, 24, 48 dan 72 jam sebanyak dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat fisik tepung singkong termodifikasi yaitu derajat putih bernilai 96.8-97.2 dan suhu gelatinisasi yaitu 62.5 ºC. Sifat kimia tepung singkong termodifikasi yaitu pH bernilai 4.03-4.37, kadar air berkisar 7.62-8.68, kadar pati berkisar 89.1-90 serta amilosa 30.5-31.2 dan amilopektin 57.5-59.5. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa teknik memodifikasi secara fermentasi bakteri asam laktat dapat meningkatkan sifat fisik dan kimia dari tepung singkong dengan lama fermentasi terbaik yaitu 48 jam.