Idawati, Idawati
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Andi Djemma Palopo

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KELAPA SAWIT DI DESA BAKU-BAKU KECAMATAN MALANGKE BARAT KABUPATEN LUWU UTARA Sumiati Sumiati; Rusida Rusida; Idawati Idawati
Journal TABARO Agriculture Science Vol 1, No 1: MEI 2017
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.556 KB) | DOI: 10.35914/tabaro.v1i1.13

Abstract

The large amount of palm oil production has not reflected the efficient marketing system, especially when viewed from the profit received by farmers. Marketing efficiency term is often used in assessing job performance (performance) marketing process. It reflects a consensus that the implementation process should take place in an efficient marketing. Technology or a new procedure should only be implemented if it can improve the efficiency of the marketing process. Objective of this research is to analyze how oil palm marketing channels in the village of Baku-Baku Malangke Western District of North Luwu. The research method is observation and interviews using a questionnaire. Sampling is done on the basis of a direct approach to respondendengan using slovin formula. Analysis of the data used in this research is to use methods of analysis are obtained deskriptif.Hasil there is one marketing channel Signs Fresh Fruit oil palm farmers or homogeneous with the flow as follows: Farmers Traders Gatherer mills. Oil palm farmers in the village of Bau-Baku Malangke Western District of North Luwu only sell Signs Fresh Fruit  to the existing traders, Signs Fresh Fruit distributed by merchants collector to palm oil mill (end consumer). The total cost of the harvest to be incurred by the farmer is Rp 200 / kg. While the benefits received Rp 450 / kg and the farmer gets 72% of marketing channel due to the brevity of existing channels. 
Peran penyuluh pertanian terhadap pengelolaan budidaya kakao di Desa Pengkendekan Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara Idawati Idawati
Perbal : Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.072 KB) | DOI: 10.30605/perbal.v4i1.288

Abstract

pengelolaan budidaya Kakao di Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara. Kegunaa penelitian ini adalah: 1) Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah Kabupaten Luwu Utara dalam upaya peningkatan pelayanan penyuluh pertanian kepada kelompok tani, 2).Dapat mendorong penelitiannya yang berkeinginan untuk meneliti lebih dalam lagi tentang berbagai hal dalam pelayanan publik utamanya kelompok tani. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014.Penelitian ini dilakukan di Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling, dengan mengambil 3 kelompok tani (Yakni sebanyak 60 orang) yang aktif dalam pengelolaan budidaya tanaman kakao dan satu informan tambahan adalah penyuluh yang bertugas bertugas di Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara yang melakukan aktifitas penyuluhan dalam pelayanan kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh pertanian kepada kelompok tani dalam hal pengelolaan budidaya Kakao di Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara dalam hal pelaksanaan penyuluhan,evaluasi dan pelaporan serta pengembangan penyuluhan, peran penyuluh berkategori “tinggi”.
Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu Idawati Idawati
Perbal : Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol 4, No 1 (2015): 2015
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.019 KB) | DOI: 10.30605/perbal.v4i1.71

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses produksi padi sawah dengan Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) di Kelurahan Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu. (2) Untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan oleh petani padi sawah dengan Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) di Kelurahan Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu. (3) Untuk mengetahui besarnya tingkat pendapatan petani padi sawah dengan Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) di Kelurahan Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu. Produksi rata-rata per hektar usahatani padi sawah dengan Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) menunjukkan bahwa produksi Gabah Basah yang dihasilkan petani dengan dengan Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela) adalah 7.000 Kg dengan harga Rp. 3500/Kg (harga Gabah Basah) sehingga nilai produksi rata-rata yang diterima petani adalah Rp. 24.500.000. Total Penerimaan (TR) sebesar Rp. 24.500.000. Total Biaya (TC) sebesar Rp. 4.413.153 dan Pendapatan Bersih (π) Rp.20.086.487. Jadi pendapatan bersih yang diperoleh petani dari usahatani padi dalam satu musim tanam di Kelurahan Padang Sappa, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu adalah sebesar Rp. 20.086.487/hektar.
Peningkatan Kapasitas Petani Malangke : Penyuluhan dan pendampingan Teknik Budidaya Tanaman, Manajemen Agribisnis dan Kelembagaan Taruna Shafa Arzam; Naima Haruna; Hamja Abdul Halid; Idawati Idawati; Dasril Dasril
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6, No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v6i2.1663

Abstract

Pemahaman dan penerapan teknik budidaya tanaman jeruk Malangke oleh petani masih sangat rendah. Karenanya perlu dilakukan peningkatan kapasitas petani melalui penyuluhan dan pendampingan. Tujuan kegiatan ini meningkatankan kapasitas petani pada aspek teknik budidiaya berdasarkan Standar operasional Prosedur (SOP) pada lingkungan lokal, manajemen agribisnis dan kelembagaan desa.  Kegiatan ini dilaksanakan sejak bulan Agustus  sampai Oktober 2022.  Kegiatan ini diawali dengan penyusunan Modul Standar operasional Prosedur (SOP) budidaya tanaman jeruk Malangke.  Kemudian dilakukan penyuluhan dan pendampingan. Penyuluhan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi kapasitas petani yang dilakukan sebelumnya. Hasil evaluasi pasca penyuluhan menunjukkan  bahwa petani mulai melakukan perbaikan lahan sebelum dan setelah penanaman, seperti pemberian kapur, dan pemangkas perbaikan tajuk.  Namun demikian, masih ada kebiasaan kebiasaan yang masih belum bergeser dari kebiasaan lama dan pengalaman turun temurun seperti penjarangan buah. serta persiapan panen dan pascapanen.
Analisis Analisis Pemasaran Biji Kakao di Desa Tanamakaleang Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara: Marketing Analysis of Cocoa Seeds in Tanamakaleang Village, Seko District, North Luwu Regency Sumantri Sumantri; Idawati Idawati
Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan Vol. 11 No. 1 (2023): PERBAL: Jurnal Pertanian Berkelanjutan
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.073 KB)

Abstract

Keberhasilan dalam memasarkan biji kakao tergantung dari pola saluran pemasaran yang terbentuk.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis saluran pemasaran biji kakao di Desa Tanamakaleang Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara dengan menganalisis pola saluran pemasaran, fungsi pemasaran, marjin pemasaran, farmers share, dan efisiensi pemasaran biji kakao. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanamakaleang Kecamatan Seko Kabupaten Luwu Utara pada bulan September – Oktober 2022. Penentuan sampel petani dilakukan secara sengaja (purposive sampling), sedangkan sampel pedagang ditentukan dengan teknik snowball sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 41 orang, dimana sampel petani 36 orang dan sampel pedagang 5 orang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder dengan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitaif meliputi analisis marjin, rasio keuntungan dan biaya, farmer’s share, dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemasaran biji kakao di Desa Tanamakaleang terdapat 2 saluran pemasaran. Marjin pemasaran biji kakao paling besar pada saluran II yakni Rp 6.000,-, sedangkan rasio keuntungan dan biaya pemasaran lebih kecil dari I sehingga pemasaran kurang menguntungkan. Farmers share yang paling besar ditunjukkan pada saluran I dengan share 83,87%. Pemasaran biji kakao dikatakan efisien karena nilai efisiensi pada saluran I dan II lebih kecil dari 50%. Success in marketing cocoa beans depends on the pattern of marketing channels that are formed. The purpose of this study was to analyze the marketing channels for cocoa beans in Tanamakaleang Village, Seko District, North Luwu Regency by analyzing marketing channel patterns, marketing functions, marketing margins, farmers' shares, and marketing efficiency for cocoa beans. This research was conducted in Tanamakaleang Village, Seko District, North Luwu Regency in September - October 2022. The determination of the farmer sample was carried out purposively (purposive sampling), while the trader sample was determined using the snowball sampling technique. The sample used was 41 people, where the sample was 36 farmers and 5 traders as a sample. The data used in this research are primary and secondary data using observation, interview, and literature study techniques. Data analysis techniques were carried out descriptively and quantitatively. Quantitative analysis includes margin analysis, the ratio of benefits and costs, farmer's share, and marketing efficiency. The results showed that the marketing system for cocoa beans in Tanamakaleang Village had 2 marketing channels. The marketing margin for cocoa beans is greatest in channel II, which is IDR 6,000, while the ratio of profit and marketing costs is smaller than I, so marketing Is less profitable. The biggest farmer share is shown in channel I with 83.87% share. Marketing of cocoa beans is said to be efficient because the efficiency value in channels I and II is less than 50%.