Yulia Pratiwi
Program Studi S-1 Farmasi, STIKES Cendekia Utama Kudus

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Edukasi terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat pada Penggunaan Antibiotik di Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus Yulia Pratiwi; Febriana Anggiani
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i2.108

Abstract

Penggunaan antibiotik saat ini sangat tinggi karena penyakit infeksi sangat mendomisili. Pemakaian antibiotik yang tidak tepat terjadi karena minimalnya informasi dari tenaga kesehatan dan penyalahgunaan antibiotika terjadi karena mudah didapat tanpa resep dokter. Pemberian antibiotik harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi. Perlunya edukasi untuk meminimalisir terjadinya antibiotik yang kurang tepat. Kegiatan edukasi mampu meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik. Tujuan penelitian ini : (1) Untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik dengan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik (2). Untuk mengetahui hubungan edukasi terhadap pengetahuan tentang penggunaan antibiotik sebelum dan sesudah edukasi. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional  yang menggunakan alat bantu kuisioner dengan teknik observasi . Data diolah menggunakan uji Frequency dan uji korelasi Rank Spearman. Pengetahuan tentang antibiotik di Kecamatan Jekulo Kabupaten sebelum dilakukan edukasi masuk pada kategori cukup 95 responden (96,94%), sedangkan setelah  dilakukannya edukasi masuk dalam kategori baik 60 responden (61,23%). Hasil dari uji Korelasi rank Spearman yaitu (1). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik dengan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik  (p value 0,05), Sedangkan pada (2)edukasi dengan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik dihasilkannilai p value 0,00 0,05 dengan korelasi 0,623 yang artinya terdapat hubungan antara edukasi dengan pengetahuan tentang penggunaan antibiotik dengan tingkat keeratan hubungan yang kuat dan searah.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG OBAT KERAS TERHADAP PEMBELIAN DAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT ANTIBIOTIKA TANPA RESEP DOKTER DI APOTEK KABUPATEN KUDUS Yulia Pratiwi; Kristin Catur Sugiyanto
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 3, No 2 (2019): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v3i2.53

Abstract

ABSTRAK                Obat keras adalah obat yang berkhasiat keras dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter atau dapat diberikan oleh seorang apoteker (khusus obat yang masuk dalam daftar obat wajib apotek)(19). Antibiotik adalah bahan kimiawi yang dihasilkan oleh organisme seperti bakteri dan jamur yang dapat menganggu microorganisme lain(6). Penggunaan antibiotik yang tidak terkendali didukung pula dengan mudahnya diperolehnya antibiotik secara bebas tanpa harus menggunakan resep dokter. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh pengetahuan pasien tentang obat keras terhadap pembelian obat dan pengaruh pengetahuan pasien terhadap kepatuhan minum obat antibiotik di kabupaten Kudus                Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien yang membeli antibiotik di Apotek Kabupaten Kudus dan terpilih secara purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi. Jumlah sample yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan rumus perhitungan sampel Lemeshow untuk penelitian deskritif adalah 96 responden, namun ditambah 10% untuk mengantisipasi kemungkinan dropped out, sehingga jumlah sampel menjadi 110 responden.  Uji yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Corelasi bivariat untuk menyatakan adanya hubungan dan tingkat keeratannya, setelah diketahui adanya hubungan baru dilakukan uji regresi linier untuk mengetahui adanya pengaruh.                Dilihat dari hasil tanggapan responden pengetahuan pasien masuk dalam kategori baik dengan mean 24,31. Pembelian Obat masuk dalam kategori cukup, dengan mean 13,77. Kepatuhan minum obat antibiotik masuk dalam kategori baik dengan mean 16,21. Terdapat hubungan signifikasi antara pengetahuan pasien terhadap pembelian obat Antibiotik dan pengetahuan pasien terhadap kepatuhan minum obat antibiotik yang ditujukan dengan nilai Sig 0,000. Sedangkan dalam  hal  keyakinan terdapat adanya pengaruh pengetahuan pasien terhadap pembelian obat di apotek dan pengetahuan pasien terhadap kepatuhan minum obat yang ditunjukan dengan nilai Sig 0,000 (0,05).
ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN NILAI ACER PENGGUNAAN PROTON PUMP INHIBITOR PADA PASIEN DISPEPSIA DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD RA KARTINI JEPARA Yulia Pratiwi; Mukholidatul Khasanah Azzahra
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 6, No 1 (2022): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v6i1.180

Abstract

Rasa tidak nyaman atau perih di ulu hati, mual merupakan gejala klinis Dispepsia. Gangguan pada saluran pencernaan tersebut biasanya disebabkan karena terlalu banyak minum atau makan, kebiasaan salah dalam cara menguyah, menelan udara ketika makan atau disebabkan karena penggunaan obat yang dapat merangsang lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya medis langsung pemakaian obat golongan PPI dan jenisnya yang sering dipakai pada pengobatan dispepsia di RSUD RA Kartini Jepara. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan ukuran waktu retrospektif yang di ambil dari catatan Medik RSUD RA Kartini Jepara dengan menggunakan metode ACER. Hasilnya menunjukan dalam jangka waktu tahun 2019 – 2020 terdapat 100 pasien rawat inap dengan diagnosa dispepsia. Besar biaya medis langsung penggunaan obat omeprazole dilihat dari nilai ACER sebesar Rp. 383.399,91/hari, pantoprazole senilai Rp. 439.324,122/hari dan lansoprazole sebesar Rp. 667.321,019/hari. Jenis obat PPI yang sering digunakan adalah obat omeprazole 71%. Hasil penelitian menunjukan bahwa obat omeprazole memiliki analisis biaya paling minimal yaitu sebesar Rp. 383.399,91 dibandingkan dengan pantoprazole sebesar Rp. 439.324,122 dan lansoprazole sebesar Rp. 667.321,019.