Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Motivasi mahasiswa penerima beasiswa BIDIKMISI Universitas Udayana mengikuti gaya hidup hedonisme Buana, Yuli Endah Purwati Arum; Tobing, David Hizkia
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 02 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.778 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i02.p01

Abstract

Globalisasi memengaruhi berbagai aspek salah satunya gaya hidup. Gaya hidup hedonisme adalah gaya hidup yang memandang kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan hidup. Masyarakat ekonomi menengah ke atas mudah mengikuti gaya hidup hedonisme karena mempunyai modal kapital yang cukup, sedangkan masyarakat ekonomi menengah ke bawah akan kesulitan karena tidak mempunyai cukup modal. Gaya hidup hedonisme cepat memengaruhi remaja karena pada periode tersebut remaja mudah terpengaruh oleh teman sebaya. Bali sebagai destinasi wisata nomor satu di Indonesia sangat memungkinkan terjadi interaksi warga lokal dan wisatawan mancanegara yang membawa gaya hidup hedonisme, sehingga sangat mungkin remaja Bali menjadi mudah terpengaruh gaya hidup hedonisme. Universitas Udayana sebagai universitas favorit di Bali yang mendapatkan bantuan dana yaitu Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (BIDIKMISI). Mahasiswa penerima beasiwa BIDIKMISI tidak luput dari pengaruh gaya hidup hedonisme, Studi pendahuluan dilakukan tehadap beberapa mahasiswa penerima beasiswa BIDIKMISI di Universitas Udayana menunjukkan beberapa mahasiswa memiliki kecenderungan gaya hidup hedonisme. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi mahasiswa penerima beasiswa BIDIKMISI Universitas Udayana untuk mengikuti gaya hidup hedonisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah tujuh orang mahasiswa penerima beasiswa BIDIKMISI di Universitas Udayana. Penelitian ini menghasilkan motivasi mengikuti gaya hidup hedonisme pada mahasiswa penerima beasiswa BIDIKMISI di Universitas Udayana berasal dari dalam diri yaitu percaya diri dan karier kemudian dari luar diri yaitu promosi, kepercayaan, penyetaraan, model, pengakuan, relasi, dan ingin menjadi terkenal.
Peran intensitas bermain game online dan pola asuh permisif orangtua terhadap tingkat agresivitas pada remaja awal di Kota Denpasar Permana, I Made Dian; Tobing, David Hizkia
Jurnal Psikologi Udayana Vol 6 No 01 (2019)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1471.924 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2019.v06.i01.p14

Abstract

Kebiasan bermain game online diminati tidak hanya oleh anak-anak, remaja, bahkan juga dewasa. Remaja memiliki keinginan yang tinggi untuk menghabiskan waktu bersama teman sebayanya. Keinginan ini dapat mengakibatkan remaja memiliki intensitas yang tinggi pada game online, serta memungkinkan lebih banyak terpapar konten kekerasan yang dapat memicu timbulnya agresivitas. Perilaku agresif bisa dikurangi dengan melibatkan peran keluarga dalam mendidik anak. Pendidikan berkaitan dengan pola asuh. Pola asuh yang kurang memiliki kendali dan kurangnya aspek hukuman dalam kejelasan komunikasi orangtua dengan anak disebut pola asuh permisif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah intensitas bermain game online dan pola asuh permisif orangtua berperan terhadap meningkatnya agresivitas pada remaja awal di kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pemilihan subjek menggunakan cluster sampling. Subjek berjumlah 80 orang, terdiri dari 61 laki-laki dan 19 perempuan dengan rentang 15-18 tahun yang rata-rata usia 15,85 tahun dan mayoritas berusia 16 tahun. Teknik pengujian hipotesis menggunakan uji regresi ganda. Penelitian menggunakan 3 alat ukur, yaitu Skala Intensitas Bermain Game Online berdasarkan pengertian Chaplin, Nashori, Blinka dan Smahel dengan reliabilitas 0,872, Skala Pola Asuh Permisif berdasarkan aspek Baumrind dengan reliabilitas 0,866, dan Skala Agresivitas berdasarkan bentuk agresivitas menurut Johnson dan Medinnus dengan reliabilitas 0,941. Signifikansi hasil uji regresi ganda sebesar 0,000 (p<0,05), berarti intensitas bermain game online dan pola asuh permisif berperan terhadap agresivitas. Koefisien regresi sebesar 0,566 berarti intensitas bermain game online dan pola asuh permisif cukup berperan terhadap tingkat agresivitas. Koefisien determinasi sebesar 0,320 berarti intensitas bermain game online dan pola asuh permisif menentukan 32% taraf agresivitas. Kata kunci: Agresivitas, game online, intensitas bermain game online, pola asuh permisif.
Subjective well-being pada waria Drag Queen di Bali Pastini, Luh Putu Dewi Pradnyanitya; Tobing, David Hizkia
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya kasus kekerasan pada kelompok gay dan waria di Indonesia menunjukkan bahwa keberadaan LGBT, khususnya kaum waria, masih belum dapat diterima seutuhnya oleh sebagian masyarakat di Indonesia. Bali adalah salah satu daerah yang masih banyak ditemukan kelompok waria yang salah satunya yaitu Drag queen, sebagai penghibur wisatawan yang berkunjung ke bar atau club malam Bali. Drag queen menampilkan diri sebagai seorang wanita lengkap dengan pakaian dan atribut yang glamour untuk menghibur penonton, secara langsung harus coming out dimasyarakat, sehingga diasumsikan memiliki subjective well-being yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Responden penelitian adalah lima orang waria yang berprofesi sebagai drag queen dan dua significant other, dengan teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara semi terstruktur dan observasi. Analisis data dilakukan dengan theoretical coding yaitu open coding, axial coding dan selective coding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam temuan yang menggambarkan subjective well-being pada drag queen yaitu kepuasan hidup, harga diri, pengalaman hidup, hubungan romantis dengan pasangan, keluarga, dan agama.
MENGAPA KEHADIRAN ORANG LAIN DAN ADANYA ALAT KOMUNIKASI MENJADI HAL YANG PALING BERMAKNA PADA ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI BALI? David Hizkia Tobing
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 7 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.998 KB)

Abstract

Abstrak: Sesuai undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2012 yang mengatur tentang sistem peradilan pada anak, bahwa pelaku tindakan-tindakan kenakalan remaja yang berusia 12 tahun atau kurang dari 18 tahun yang terbukti bersalah, akan diberikan pembinaan dan dididik di dalam lembaga pemasyarakatan khusus anak, seperti Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB yang terletak di daerah Karangasem, Bali dengan sebutan anak yang berkonflik dengan hukum. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hal apa yang dianggap paling bermakna bagi anak yang berkonflik dengan hukum. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dan kebermaknaan hidup itu sendiri menjadi pusat dari fenomena tersebut. Temuan utama dalampenelitian ini adalah: (1) kehadiran orang lain (2) keberadaan alat komunikasi, merupakan hal yang paling bermakna bagi anak yang berkonflik dengan hukum di Bali.Kata Kunci: kehadiran orang Lain, kebermaknaan hidup, anak pidana di Bali
STIGMA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI BALI Yohanes Kartika Herdiyanto; David Hizkia Tobing; Naomi Vembriati
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.913 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stigma yang disandang oleh ODGJ dan anggota keluarganya, serta dampaknya bagi kesejahteraan hidupnya. Metode penelitian yang digunakan berupa pendekatan kualitatif-grounded theory dengan menggunakan teknik pengumpulan data in-depth interview semi terstruktur, observasi non-partisipan dan dokumen pendukung terhadap anggota keluarga (n= 20) dan ODGJ (n=12) serta masyarakat (n=35) yang memiliki variasi jeniskelamin, pendidikan, pekerjaan, dan domisili digunakan untuk mendapatkan data penelitian ini. Data tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan teknik theoretical coding dan disajikan menjadi tema-tema kunci yang diharapkan mampu menjawab pertanyaan penelitian. Hasilpenelitian ini menggambarkan bahwa stigma yang diterima oleh ODGJ dan anggota keluarganya memengaruhi pengobatan medis yang dilakukan untuk memulihkan kondisi ODGJ. Semakin sedikit stigma yang diterima, semakin cepat dan berkelanjutan pengobatan medis yang dilakukan.
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA MAHASISWA SUKU BATAK DI UNIVERSITAS UDAYANA Christina Alfiani; David Hizkia Tobing
Jurnal Psikologi Udayana Vol 5 No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.08 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2018.v05.i01.p11

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara konformitas dengan motivasi berprestasi pada mahasiswa Suku Batak di Universitas Udayana.Penelitian menggunakan metode kuantitatif.Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling.Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Suku Batak yang terdaftar dalam paguyuban Ikatan Mahasiswa Sumatera Utara (IMSU) Bali.Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala konformitas dan motivasi berprestasi.Koefisien reliabilitas skala konformitas adalah 0,909 dan skala motivasi berprestasi adalah 0,918. Penelitian ini menggunakan analisis data korelasi pearson product moment. Hasil dari penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,459 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 (0,000<0,05), sehingga dapat dinyatakan terdapat hubungan yang positif antara konformitas dengan motivasi berprestasi. Kata kunci:mahasiswa Suku Batak, Universitas Udayana, konformitas, motivasi berprestasi
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KONFORMITAS PADA REMAJA LAKI-LAKI YANG MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS (ARAK) DI GIANYAR, BALI Putu Vebby Diah Ardyanti; David Hizkia Tobing
Jurnal Psikologi Udayana Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.472 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2017.v04.i01.p04

Abstract

Tradisi minum minuman keras (arak) ditengah kehidupan masyarakat Bali sudah menyatu cukup lama, bahkan minuman keras seperti arak dan berem, termasuk tuak merupakan hal yang wajib ada dalam setiap ritual agama Hindu, sebagai aba-abaan dan tetabuhan untuk Bhuta Kala. Seiring berkembangnya zaman tradisi minum minuman keras menjadi suatu fenomena ditengah kehidupan masyarakat Bali yang merujuk pada remaja-remaja Bali mengkonsumsi minuman keras yang dianggap sebuah kewajaran yang diterima oleh masyarakat Bali. Masa remaja merupakan masa krisis yang ditunjukkan oleh adanya kepekaan dan labilitas tinggi, penuh gejolak dan ketidakseimbangan emosi, sehingga kondisi tersebut mendorong remaja untuk lebih melakukan konformitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan konformitas pada remaja laki-laki yang mengkonsumsi minuman keras (arak) di Gianyar, Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling, dengan subjek berjumlah 60 remaja laki-laki usia 13-17 tahun mengkonsumsi minuman keras (arak) sampai sekarang, berdomisili di Gianyar. Skala konsep diri disusun berdasarkan aspek konsep diri yang dikemukakan oleh Berzonsky (dalam Susilowati, 2011) dan skala konformitas  disusun berdasarkan aspek dari teori Myers (dalam Hotpascaman, 2010). Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis melalui analisis korelasi Spearman yang dikemukakan oleh Karl Pearson untuk melihat hubungan antara variabel konsep diri dengan konformitas. Analisis korelasi yang dilakukan pada variable konsep diri dan konformitas menghasilkan nilai signifikansi (p) sebesar 0,465 (p < 0,05) yang mengindikasikan H0 diterima, yaitu tidak adanya hubungan antara konsep diri dengan konformitas pada remaja laki-laki yang mengkonsumsi minuman keras (arak) di Gianyar, Bali.   Kata kunci : Konsep Diri, Konformitas, Remaja Laki-laki, Minuman Keras (Arak)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MOTIVASI PARTISIPASI REMAJA PUTRI PADA TRADISI OMED-OMEDAN DI BANJAR KAJA, KELURAHAN SESETAN, DENPASAR Ida Ayu Mas Ganggadewi Dwijayanthi; David Hizkia Tobing
Jurnal Psikologi Udayana Vol 5 No 01 (2018)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.326 KB) | DOI: 10.24843/JPU.2018.v05.i01.p16

Abstract

Kecenderungan yang ditemui akhir-akhir ini adalah remaja kurang berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian budaya dan tradisi. Padahal, peran remaja dalam melestarikan budaya dan tradisi sangat penting, khususnya pada tradisi Omed-omedan yang hanya diikuti oleh remaja di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Di sisi lain, masyarakat umum memiliki persepsi keliru terhadap tradisi Omed-omedan. Perilaku berciuman yang beberapa kali terjadi pada tradisi Omed-omedan menimbulkan stereotipe yang lebih merugikan pihak perempuan yang pada umumnya menjadi objek dari aktivitas seksual, seperti aktivitas berciuman. Perubahan jaman juga mengakibatkan tidak ada sanksi sosial yang mengikat remaja di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar untuk berpartisipasi dalam tradisi Omed-omedan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi motivasi partisipasi remaja putri pada tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi pada 6 orang remaja putri di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan, Denpasar. Data dianalisis dengan theoretical coding yang terdiri dari open, axial, dan selective coding. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi partisipasi remaja putri di Banjar Kaja, Kelurahan Sesetan dibagi menjadi dua, yaitu (1) motivasi intrinsik yang terdiri dari rasa ingin tahu, kesenangan, belief, prinsip, rasa bangga, dan informasi baru; dan (2) motivasi ekstrinsik yang terdiri dari fasilitias, kewajiban, ajakan, peran pasangan, keuntungan, mengisi waktu luang, dan tekanan sosial. Selain itu, diperoleh faktor-faktor yang menghambat partisipasi, baik yang bersifat (1) internal seperti keinginan, persepsi, rasa lelah dan (2) eksternal seperti sikap pasangan, ketersediaan waktu, ketersediaan fasilitas, tidak ada yang mengajak, tidak mengenal anggota STT lain, dan cuntaka. Kata kunci: Motivasi, Partisipasi, Remaja putri, Omed-omedan
Preferensi ideologi dan perilaku politik pemilih pada Pilpres 2019: Asosiasi antara openness to experience, conscientiousness, agreeableness, dan otoritarianisme sayap kanan Agrhashakara Tegarpandhiga Nugroho; David Hizkia Tobing; Supriyadi Supriyadi
Jurnal Psikologi Udayana Vol 9 No 1 (2022)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JPU.2022.v09.i01.p08

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara faktor kepribadian openness to experience, conscientiousness, dan agreeableness dengan otoritarianisme sayap kanan menggunakan Skala Big Five Inventory (BFI) dan Skala Very Short Authoritarianism (VSA). Penelitian ini juga berupaya mengetahui perbedaan kedua kelompok pemilih Pilpres 2019 ditinjau dari empat variabel tersebut. Partisipan penelitian adalah pemilih berusia 18 – 55 tahun dari 23 provinsi di Indonesia (N = 418). Peneliti melakukan analisis korelasi Spearman untuk menguji hubungan tiga faktor kepribadian dengan otoritarianisme sayap kanan. Hasil penelitian menunjukkan faktor kepribadian yang paling berkorelasi dengan OSK adalah openness (r = -.166, p < .001), diikuti oleh agreeableness (r = .141, p = .004), dan conscientiousness (r = .136, p = .005). Selain itu, uji beda Mann-Whitney menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok pemilih Jokowi – Amin dan Prabowo – Sandi ditinjau dari faktor OSK (u = 13604, p = .030, Cohen’s d = -.227), tetapi tidak ada perbedaan jika ditinjau dari faktor kepribadian (u = 15546, p = .983, Cohen’s d = .012; u = 15436, p = .899, Cohen’s d = -.026; u = 15522, p = .965, Cohen’s d = -.044). Hasil penelitian ini secara umum mengonfirmasi temuan-temuan sebelumnya sekaligus berkontribusi pada pemahaman tentang hubungan kepribadian dengan ideologi dan perilaku politik. Pembahasan menunjukkan beberapa faktor yang menjelaskan temuan penelitian, keterbatasan penelitian, serta implikasi praktis untuk penelitian selanjutnya. This study aims to see the relationship between openness to experience, conscientiousness, and agreeableness with right-wing authoritarianism using the Big Five Inventory (BFI) and Very Short Authoritarianism scale (VSA). This study also seeks to know the differences between two groups of voters for the 2019 presidential election in terms of those four variables. The study participants were voters aged 18 - 55 years from 23 provinces in Indonesia (N = 418). Author used Spearman's correlation analysis to examine the relationship between three personality factors and right-wing authoritarianism. The results showed the personality factors most correlated with RWA were openness (r = -.166, p < .001), followed by agreeableness (r = .141, p = .004), and conscientiousness conscientiousness (r = .136, p = .005). In addition, the Mann-Whitney test shows a significant difference between the Jokowi - Amin and Prabowo - Sandi voter groups in terms of RWA (u = 13604, p = .030, Cohen’s d = -.227), but no difference was found based on personality factors (uOp = 15546, p = .983, Cohen’s d = .012; uCo = 15436, p = .899, Cohen’s d = -.026; uAg = 15522, p = .965, Cohen’s d = -.044). These results generally confirm previous findings and at the same time contribute to a better understanding of personality’s relation to political ideology and behavior. Discussion showed several factors to explain the research findings, limitations of the current study, and practical implications for future studies.
GAMBARAN PENERIMAAN DIRI PADA PEREMPUAN BALI PENGIDAP HIV-AIDS Ida Ayu Karina Putri; David Hizkia Tobing
Jurnal Psikologi Udayana Edisi Khusus
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (445.703 KB)

Abstract

Recent years, development of the epidemic disease of AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) has become quite frightening for the people of the world (Zarpatista, 2012). In Indonesia there are currently 75 regencies/cities which have a very high prevalence of HIV-AIDS, among others due to the increasing of transmission from husband to wife (Wardah, 2013). The province of Bali including is one of the six provinces that has status of epidemic HIV-AIDS besides Papua, Riau, Jakarta, Jawa Barat, and Jawa Timur (Suriyani, 2006). In many cases, women infected with HIV from her partner/husband because women did not have power of both socially and economically to protect herself (Nainggolan, 2004). Based on pre eliminary study that conducted by researchers in Yayasan Citra Usadha (YCUI) on the three regencies area program that is Buleleng, Jembrana, and Karangasem, discrimination recognized did occur in some cases of ODHA in Bali especially women. One of the problem in ODHA’s life is not only related to the stigma and discrimination from the around environment, but also with their self condition acceptance (Rasyida, 2008). This situation attracts researcher to find out the self acceptance in Balinese woman who lives with HIV-AIDS. This study use qualitative method with phenomenological approach and 5 Balinese women who lives with HIV-AIDS as the respondents, the data collected with observation and in depth-interview conducted during 7 months. The result shows that there 9 representation of self-acceptance in Balinese woman who lives with HIV-AIDS which are be grateful, optimistic and always trying to do the optimum, have the right and feel equal with others, do not want to treated differently, want to help and sharing with others, self introspection, being closer with God. Keywords: HIV-AIDS, Self-Acceptance, Balinese Woman