Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

PENGGUNAAN KARTUN SEBAGAI INSTRUMEN DIAGNOSTIK MISKONSEPSI PADA HUKUM NEWTON III Manialoka, Sepriyanti; Sudarmi, Marmi; Rondonuwu, Ferdy S.
PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika Vol 6, No 5 (2015): SNFPF 2015 Prospek Pendidikan Sains 5 Tahun ke Depan
Publisher : Physics Education Department, Faculty of Teacher Training and Education, UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.913 KB)

Abstract

Paper ini bertujuan untuk melaporkan efektivitas penggunaan kartun sebagai instrumen diagnostik miskonsepsi. Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal esai yang disajikan dalam bentuk kartun dan bentuk teks. Soal dalam bentuk kartun dan teks dibagikan kepada sampel untuk dikerjakan. Setelah soal selesai dikerjakan, lembar jawaban dikumpulkan. Jawaban dari siswa kemudian dikelompokkan menjadi dua jenis jawaban yaitu : jawaban benar dan salah. Jawaban salah dibagi lagi menjadi dua yaitu : kesalahan yang acak (tidak konsisten) dan kesalahan yang konsisten. Kesalahan yang konsisten ini disebut miskonsepsi. Hasil dari masing - masing jenis jawaban ditampilkan dalam bentuk tabel. Dari tabel tersebut, masing - masing jenis jawaban dari soal bentuk kartun dan soal bentuk teks dibandingkan  Data yang diperoleh menunjukkan bahwa, ketika siswa yang sama diberi soal dalam bentuk teks dan soal dalam bentuk  kartun, soal dalam bentuk kartun dapat menghasilkan jawaban yang lebih konsisten jika dibandingkan dengan soal dalam bentuk teks. 
DESAIN PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA SIMULASI PHET (Physics Education and Technology) PADA MATERI MEDAN LISTRIK Pujiyono, Pujiyono; Sudjito, Debora N.; Sudarmi, Marmi
UPEJ Unnes Physics Education Journal Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : UPEJ Unnes Physics Education Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.585 KB) | DOI: 10.15294/upej.v5i1.12708

Abstract

Dalam perkuliahan Kelistrikan dan Kemagnetan, banyak mahasiswa mengalami kesulitan memahami konsep-konsep yang melibatkan variabel-variabel mikroskopis, seperti muatan listrik dan medan listrik. Pada umumnya penjelasan di kelas tidak cukup membuat mahasiswa memahami konsep-konsep yang melibatkan variabel-variabel mikroskopis tersebut sehingga diperlukan media pembelajaran yang tepat dan juga pembelajaran mandiri untuk memahaminya. Peran media dalam pembelajaran sangat penting, sebab media membantu guru menolong siswa memahami materi pembelajaran. Saat ini sudah dikembangkan simulasi PhET yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Penelitian ini mengangkat masalah tentang (i) bagaimana membuat desain pembelajaran mandiri tentang vektor medan listrik menggunakan simulasi PhET dan (ii) bagaimana efektivitas desain pembelajaran tersebut untuk membantu mahasiswa memahami materi tentang medan listrik. Tujuan penelitian ini adalah (i) membuat desain pembelajaran mandiri tentang vektor medan listrik menggunakan simulasi PhET dan (ii) mengetahui efektivitas desain pembelajaran tersebut untuk membantu mahasiswa memahami materi tentang vektor medan listrik. Penelitian ini bermanfaat untuk memberi contoh bentuk pembelajaran mandiri yang bisa digunakan mahasiswa untuk belajar vektor medan listrik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan responden 15 mahasiswa Fisika dan Pendidikan Fisika Angkatan 2014. RPP dan modul tentang vektor medan listrik diimplementasikan dan diobservasi oleh observer lain, kemudian mahasiswa ditugaskan untuk mengerjakan soal post test dan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil analisa data menyatakan bahwa (i) 100% mahasiswa mendapatkan nilai tes di atas 80 dengan rata-rata nilai 100, (ii) 98,66% mahasiswa terlibat aktif dan antusias dalam pembelajaran, (iii) 73,33% mahasiswa memberikan sikap positif yaitu antusias dan bekerja sama selama pembelajaran berlangsung, dan (iv) 88,89% mahasiswa memberikan respon positif pada kuesioner. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media simulasi PhET sebagai media pembelajaran Fisika efektif digunakan untuk membantu mahasiswa memahami vektor medan listrik dan memotivasi mahasiswa untuk belajar Fisika. Dengan demikian semua kriteria keberhasilan tercapai dan penelitian dinyatakan berhasil. On Electromagnetic class, mostly students are difficult to understand concepts that involved microscopic variables, such as charges and electric field. Generally explanations in class are not enough to make them understand it, so suitable media and independent learning are needed. The role of media in learning is very important, because media helps teachers to help students understand the learning material. Nowadays PhET simulation that can be used as learning media has been developed. This research is investigate (i) how to make independent learning design about electric field vectors using PhET simulation and (ii) how effective that learning design to help students understand concept of electric field. This study aims to design independent learning design about electric field vectors using PhET simulation and (ii) to determine the effectivity of that learning design to help students understand concept of electric field. Its advantages for giving example of independent learning that might be used by students to learn about electric field vector. This is a qualitatively descriptive research with 15 students of Physics and Physics Education Batch 2014 be as respondents. Lesson plan and modul of electric fields vector were implemented and were observed by other observer, then students were assigned to do post test and fill the questionnaire. Data were analyzed qualitatively and descriptively. The results state that (i) 100% students obtained evaluation score more than 80 with the mean of 100, (ii) 98,66% students actively involved and enthusiastic in learning process, (iii) 73,33% students showed positive attitude of enthusiastic and cooperative during learning process, and (iv) 88,89% students stated positive response in the questionnaire. Thus it could be concluded that the utilization of PhET simulation as physics learning media is effective to help students understand electric field vector and motivate students to learn physics.
Review Study of Physical and Cognitive Activities in Physics Active Learning: Model of Numbered Heads Together (NHT) B., Ramadhan Valiant Gill S.; Sudarmi, Marmi; Kristiyanto, Wahyu Hari
International Journal of Active Learning Vol 3, No 2 (2018): October 2018
Publisher : International Journal of Active Learning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.167 KB) | DOI: 10.15294/ijal.v3i2.12306

Abstract

This research aims to examine the proportion of physical activities and cognitive activities in the physics learning that using NHT as a learning model. The research is descriptive qualitative. There are three samples used in this research. Two of them are lesson plans. The other one is a video of physics learning that applicate NHT model. The result shows that in sample 1 which is RPP 1 shows that proportion of physical activities and cognitive activities is 6.6% and 93.4% respectively, then in sample 2 which is RPP 2 shows that physical activities and cognitive activities proportion is 5.5% and 94.5% respectively, and the third sample which is the video shows that physical activities and cognitive activities proportion is 13.3% and 86.7% respectively. Based on the considerable study of percentage that done in the RPP and the learning video shows that cognitive activities are more dominant than physical activities, this result is already accord with purpose of physics learning according to taxonomy bloom but this result also not accord with the basic idea of cooperative learning which is constructivism because in three sample student are not push to get the knowledge by their work. Based on that research finding it is suggested that in the learning activity that using NHT teacher use a drive questions so the cognitive activity in the learning can be accord with the target of basic idea from the NHT which is constructivism
Media Belajar Lewat Kesalahan Film Kartun Untuk Mengajarkan HOTS Materi Dispersi Cahaya Niky Ayu Sekar Arum; Marmi Sudarmi; Alvama Pattiserlihun
Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains (JPFS) Vol. 2 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.195 KB) | DOI: 10.52188/jpfs.v2i1.68

Abstract

Permendikbud No. 68 tahun 2013 menuntut siswa untuk dapat berpikir tingkat HOTS. Namun, banyak guru yang belum siap mengajar HOTS. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memanfaatkan film kartun Larva sebagai media belajar lewat kesalahan untuk mengajarkan siswa berpikir HOTS khususnya ranah evaluasi dan analisis; (2) memberi contoh RPP di mana pembelajarannya mengajarkan siswa berpikir HOTS. Tingkat berpikir HOTS yang diajarkan dalam penelitian ini adalah tingkat evaluasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan antara lain RPP, lembar observasi, kuesioner, serta soal evaluasi. Hasil analisis lembar observasi menyatakan 86,1% siswa menjawab dengan benar setiap pertanyaan menggiring HOTS yang diberikan, lembar kuesioner yang diisi siswa setelah KBM berlangsung yang menyatakan 96,6% siswa paham dan terbantu dengan pertanyaan menggiring yang diberikan untuk menarik kesimpulan. Hasil tes siswa menunjukkan 85% siswa mendapatkan nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu 70. Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini telah berhasil dan memenuhi kriteria sehingga RPP ini dapat menjadi contoh RPP berbasis HOTS bagi guru untuk mengajarkan siswa berpikir HOTS.
Remediasi Miskonsepsi Hukum Newton melalui HOTS (Higher Order Thinking Skills) Anis Pamilih; Marmi Sudarmi; Alvama Pattiserlihun
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 12 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.015 KB) | DOI: 10.37729/radiasi.v12i2.10

Abstract

This research tries to give an example for teaching HOTS in accordance with the goverment’s demands on the 2013 curriculum in remediating misconceptions “canoot distinguish between Newton’s First Law and Newton’s Third Laws”. The purpose of this research is to know students’ understanding after learning about misconception remediation. This research used classroom action research methods which will be analyzed qualitatively. Assessment instruments used lesson plans, observation sheets, questionnaire sheets, and evaluation tests. Based on the observation sheet as many as 83,65% students can answer correctly the herding questions submitted by the teacher. This is supported based on the questionnaire sheet as much as 95,18% of students stated that they could understand the herding questions and felt helped by the accompanying questions to distinguish Newton’s First Law and Newton’s Third Laws. From the results of the evaluation test questions, 83,33% of students received grades ≥70. The results of observation sheets, questionnaires, and evaluation questions have met the criteria of success, it can be concluded that herding questions made so that students can learn to think HOTS can be used to remedy “cannot distinguish between Newton’s First Law and Newton’s Third Laws”.
Perancangan Media Visual Komik Fisika Pada Materi Pembelajaran Pelangi Yekezia Efatasari Putri; Diane Noviandini; Marmi Sudarmi
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 12 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.562 KB) | DOI: 10.37729/radiasi.v12i1.14

Abstract

The purpose of this study was to make comics as a learning media which could emerge student’s interest in reading, especially for physics lesson and as a means of literacy. The method used was ADDIE (Analyze, Design, Development, Implement, and Evaluation). The phase of Analyze included the determination of the test subject, the software to be used, and the material reference. The stage of Design included the creation of scripts, test concepts, and form indicators. The development stage consists of making comics, testing media experts and concepts, and also doing repairs and printing. The phase of implementation consists of testing on test subjects, specifically 23 Junior High School students. The implementation of comic testing for Junior High School students used observation sheets of the data collection instruments filled by the observers; meanwhile, the test questions and questionnaires filled by the students. In the phase of Evaluation, the data obtained processed qualitatively and quantitatively. Through the tests given after the learning process, it found that 86.9% of the test subjects got a score of 75. There revealed that the comic titled RAINBOW succeeded in explaining the concept of the rainbow process. The results of the questionnaire found that 89.08% of all aspects of the comics' physical form were good and deserved to used as a learning media. Besides, the comic itself could be a means of literacy, and also the students became interested in learning physic. The results of assessment and observations by observers during the teaching and learning activities also stated that the students.
BARBEKU (Barang Bekas di Sekitarku) Sebagai Alat Peraga Sederhana Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Kapilaritas Lilis Setyaningrum; Marmi Sudarmi; Alvama Pattiserlihun
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 11 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1230.431 KB) | DOI: 10.37729/radiasi.v11i2.23

Abstract

Not all schools are able to provide teaching aids as learning media because of the limited tools they have, especially in remote areas that are difficult to get tools. For schools where there is no equipment at all (there is equipment but not complete or damaged) it is necessary to procure media. This study aims to: (1) provide examples of some simple teaching aids that can be used as ideas (ideas) by teachers as learning media for facilitating learning, (2) make Learning Implementation Plans on capillary material by using simple teaching aids, (3) find out the level of students' understanding after learning using simple teaching aids in Kapilaritas material. This study used the Classroom Action Research method with the type of teacher as a researcher. In this type the teacher has a dual role as a practitioner and as a researcher. The samples used for the study were 25th-grade students of SMP Negeri 3 Tuntang as many as 25 students. Research instruments for data collection were are RPP, observation sheets of Teaching and Learning Activities (KBM), questionnaire sheets, and evaluation questions. From the observation sheet, 85.71% of students were able to attend teaching and learning activities well. From the questionnaire, as many as 92.62% of students think that the teaching aids used can show capillary events clearly, and there are / easily found in the surrounding environment. From the evaluation results, as many as 84% ​​of students scored above 70. From the study, it can be concluded that learning using teaching aids simple from used goods in the surrounding environment such as glass, axis, tissue, and cloth can show capillary events so that they can be used as learning media.
Desain Pembelajaran Ipa Terpadu Dengan Topik Sistem Kapilaritas Membantu Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan Anggelina Christi; Marmi Sudarmi; Debora Natalia Sudjito
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada banyak kendala yang dialami guru akibat diberlakukannya pembelajaran IPA Terpadu pada kurikulum 2013, diantaranya yaitu guru harus menguasai bidang lain yang selama ini tidak dipelajari, dan guru harus memadukan ketiga mata pelajaran menjadi satu topik yang terpadu. Penelitian bertujuan membuat contoh RPP IPA Terpadu “Sistem Kapilaritas Membantu Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan” dan mengetahui hasil pembelajaran IPA pada siswa jika disampaikan dengan pembelajaran IPA Terpadu. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas tipe guru sebagai peneliti, dengan sampel sebanyak 24 siswa kelas VII. Setelah instrumen yaitu RPP, soal evaluasi, lembar observasi, dan kuisioner dibuat, kemudian dijalankan dalam pembelajaran di kelas, dan dibantu oleh seorang observer untuk mengisi lembar observasi. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diberi soal evaluasi dan kuisioner untuk diisi. Lembar observasi dan kuisioner dianalisa secara deskriptif kualitatif, sedangkan hasil tes evaluasi siswa dianalisa secara deskriptif kuantitatif. Berdasarkan data yang diperoleh, desain pembelajaran IPA Terpadu dengan topik Sistem Kapilaritas Membantu Proses Fotosintesis Tumbuhan yang dibuat dapat dijalankan dalam pembelajaran di kelas dan berhasil membantu siswa memahami materi pembelajaran cukup baik. Sebanyak 83% siswa mendapat nilai minimal 70 dan lebih dari 70% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu juga antara materi fisika, kimia dan biologinya benar-benar terpadu, sehingga pergantian antar mata pelajaran pun tidak membuat siswa kesulitan.
Desain Pembelajaran IPA Terpadu Pada Topik Jantung Sebagai Pemompa Darah Margaretha T. Weru; Marmi Sudarmi; Diane Noviandini
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kurikulum 2013 untuk SMP menuntut pembelajaran IPA Terpadu, suatu topik kajian IPA dibahas dari sudut pandang fisika, biologi, dan kimia sekaligus tidak lagi terpisah-pisah. Permasalahannya sebagian besar guru IPA berlatarbelakang pendidikan spesifik (fisika/biologi/kimia) dan terbiasa mengajar satu bidang ilmu saja. Hal ini menimbulkan kesulitan mengajar bidang ilmu lainnya, terlebih memadukan dua bidang ilmu untuk memecahkan satu masalah. Penelitian ini bertujuan : 1) membuat RPP IPA Terpadu pada topik jantung sebagai pemompa darah dengan pendekatan saintifik, 2) mengimplementasikan RPP yang dibuat dalam KBM di kelas untuk menguji keberhasilannya. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu soal evaluasi, lembar observasi, dan lembar kuisioner. Data dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Dari hasil penelitian, lebih dari 70% siswa terlibat aktif dan tertarik mengikuti pembelajaran serta berhasil membantu para siswa memahami pembelajaran dengan baik tanpa kesulitan. Hal ini terbukti dari hasil tes yang dilakukan 84% siswa mendapat nilai di atas 70. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran IPA Terpadu ini dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.
Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Teori Multiple Intelegence (MI) yang Dominan dalam Kelas Pada Materi Tekanan Agustin Dwi Aryani; Debora Natalia Sudjito; Marmi Sudarmi
Radiasi : Jurnal Berkala Pendidikan Fisika Vol. 6 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketika mengajar seringkali para guru lupa memperhatikan delapan jenis kecerdasan yang disebut Multiple Intellegence (MI) siswa. Kecerdasan Majemuk atau Multiple Intellegences adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan siswa yang dominan dalam kelas, merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan tersebut, dan bagaimana dampak penggunaan strategi pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi tekanan dan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil penelitian nilai kognitif siswa, diperoleh prosentase sebesar 83%. Penelitian berhasil, karena prosentase untuk nilai kognitif mencapai standar keberhasilan yaitu 70% siswa memperoleh nilai ≥70. Namun perbedaan hasil nilai kognitif tidak antara siswa dengan kecenderungan kecerdasan intrapersonal dengan yang bukan intrapersonal tidak terlalu tampak. Jadi instrumen yang dibuat dalam penelitian ini lebih memperlihatkan aspek afektif siswa. Hal ini dapat dilihat pada hasil prosentase nilai afektif aktivitas mandiri (intrapersonal) yang lebih besar yaitu 78,15% dibandingkan dengan aktivitas berkelompok yang prosentasenya hanya 54,62%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, RPP yang dibuat berdasarkan teori Multiple Intellegence (MI) ini dapat diimplementasikan sebagai strategi pembelajaran untuk mengajar kelas yang kecenderungan kecerdasan siswanya adalah intrapersonal.