Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENENTUAN KRITERIA KECAMBAH SIAP SAPIH JENIS SAWO KECIK (Manilkara kauki (L.) DUBARD) Kurniawati Purwaka Putri; Nurin Widyani; NFN Nurhasybi
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2015.3.2.115-121

Abstract

Penyapihan merupakan salah satu tahap penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kriteria struktur kecambah yang tepat dalam penyapihan bibit sawo kecik (Manilkara kauki (L.) Dubard). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 kriteria kecambah untuk penyapihan meliputi kriteria kecambah 1 (kotiledon sudah muncul di atas permukaan media), kriteria kecambah 2 (tumbuh sepasang daun) dan kriteria kecambah 3 (tumbuh tiga helai daun). Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi dan diameter bibit. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan kriteria kecambah untuk penyapihan berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan diameter bibit sawo kecik umur 3 bulan. Kriteria kecambah 3 (tumbuh tiga helai daun) memberikan respon tinggi terbesar (7,92 cm), sedangkan kriteria kecambah 1 (kotiledon sudah muncul di atas permukaan media) menghasilkan pertumbuhan diameter terbesar (1,92 mm).
PENENTUAN DAYA SIMPAN BENIH SUREN (Toona sureni Merr.) DI ALAM MELALUI PENYIMPANAN SOIL SEED BANK NFN Nurhasybi; Dede Jajat Sudrajat
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19761.903 KB) | DOI: 10.20886/bptpth.2016.4.1.33-41

Abstract

Kondisi di alam memperlihatkan hutan dan lahan memperbaiki dirinya melalui benih yang tersimpan di dalam tanah, yang akan tumbuh apabila dormansinya terpatahkan. Fluktuasi cahaya dan temperatur dapat mematahkan dormansi benih jenis-jenis pionir, dan proses kekeringan sebelum datang musim hujan juga dapat memecahkan dormansinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi alami yang mampu mempertahankan viabilitas benih suren (Toona sureni Merr.). Rancangan percobaan untuk pelaksanaan penelitian berupa rancangan acak lengkap pola faktorial meliputi faktor : (a) tapak (a1. di bawah tegakan dan a2. di tempat terbuka), (b) wadah simpan/ kemasan benih (b1. aluminium foil, b2. toples, b3. kain blacu, b4. kawat kasa) dan (c) Periode simpan (c1. 0, c2. 2, c3. 4, c4. 6, c5. 8, c6. 10 minggu). Parameter yang diamati adalah kadar air dan daya berkecambah. Hasil penelitian menunjukkan benih suren memerlukan wadah simpan yang tidak terlalu permeabel karena fleksibilitas yang tinggi dari kulit benihnya menyebabkan keluar masuknya uap air cukup tinggi dan mempengaruhi kadar air benihnya. Fluktuasi kadar air benih suren sangat tinggi hingga dapat bergerak dari kadar air awal 8 – 10 % menjadi 38 – 40 %, yang dapat berpengaruh negatif berupa kematian dan kerusakan fisik lainnya. Benih suren dapat bertahan selama 4 minggu (daya berkecambah 46 %) dalam penyimpanan di tanah. Penyimpanan setelah melalui periode 2 minggu umumnya viabilitas benih mengalami penurunan sangat besar hingga mencapai 20 %.
Effect of Seed Pretreatment and Site Preparation on the Success of Growing Acacia crasicarpa by Direct Seeding NFN Nurhasybi; Dede J. Sudrajat
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2020.8.2.107-120

Abstract

Critical land, which is still very large requires alternative reforestation methods, one of which is direct seeding. This study aims to determine the seed treatment and land preparation in direct seeding of A. crassicarpa seeds. The research was conducted in Parungpanjang, Bogor with a three-factor factorial randomized design, i.e. environmental conditions (A1=under the stand, A2=open area), seed treatment (B1=untreated, B2=soaked in hot water and allowed to cool for 24 hours), and sowing technique (C1=sowing on the soil surface without cleaning, C2=sowing on the soil surface of the cleared and loosened land, C3=sowing with 2-3 cm immerses on the cleared and loosened land). The results showed that seedlings under the stand tended to have better height growth (14.8 cm) compared to seedlings in open area (11.2 cm), as well as for seedlings diameter (under the stand 0.14 cm; in open area 0.11 cm). The application of the direct seeding of A. crassicarpa can be done by treating the seeds soaked in hot water allowed to cool for 24 hours and sowing methods by loosening the soil and immersing the seed 2-3 cm which results in 11% seedling survival, 11.85 cm height, and diameter 0.12 cm at 14 weeks after sowing.
Control of Seed-borne Disease (Octomeles Sumatrana) during Storage NFN Nurhasybi; Tati Suharti
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 8, No 2 (2020): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Forest Tree Seed Technology Research & Development Center (FTSTRDC)/ Balai Penelitian dan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/bptpth.2020.8.2.133-144

Abstract

The forest tree species that are widely grown to produce pulp and paper raw materials are Acacia spp. and Eucalyptus spp. One alternative species is binuang bini (Octomeles sumatrana) which can be developed for plantations. To maintain high seed viability, it is necessary to know the handling of seeds and control of seed-borne diseases during storage. The purpose of this study was to determine the method of the effective technique to control the seed-borne diseases of binuang bini during seed storage. The techniques for Seed disease kontrol methods in seed storage are carried out using chemical and natural fungicide. The results showed that the pure live seed was influenced by a single factor of fungicide and storage room, interactions between fungicides and storage room, interactions between fungicides and storage periods as well as interactions between fungicides and storage space and storage periods. Seed handling of binuang bini can be conducted effectively and efficiently by storing the seed in refrigerator for 3 months without using fungicides, but it will be better if the seed is given benomil fungicide and stored in airconditioned room (temperature of 18℃-20℃ and relative humidity of 50%-60 %).