Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Riwayat Bblr (Berat Badan Lahir Rendah) Dengan Kejadian Stunting Di Kabupaten Pandeglang Maya Trisiswati; Dian Mardhiyah; Siti Maulidya Sari
Majalah Sainstekes Vol 8, No 2 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.31 KB) | DOI: 10.33476/ms.v8i2.2096

Abstract

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang terjadi akibat kondisi kekurangan gizi kronis atau penyakit infeksi kronis pada bayi / anak di bawah lima tahun, ditandai dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari –3SD (severely stunted). Berat badan saat lahir merupakan salah satu indikator dalam tumbuh kembang anak hingga masa dewasanya dan menggambarkan status gizi yang diperoleh janin selama dalam kandungan. BBLR ialah Berat Badan Lahir Rendah kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang masa gestasi. Data prevalensi balita stunting WHO, Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR), dengan rata-rata 36,4% tahun 2005-2017. Kabupaten Pandeglang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Provinsi Banten, 21,9% untuk BADUTA (bayi dibawah dua tahun). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Rancangan penelitian adalah cross sectional. Responden tidak BBLR menjadi stunting sebanyak 170 orang atau 25.6%   tidak stunting 493 orang atau 74.4%, BADUTA BBLR sebanyak 16 orang atau 35,6% mengalami stunting sedangkan 29 orang atau 64.4% tidak mengalami stunting dengan p-value 0.144 atau p-value lebih dari 0,05, OR 1,6 dengan 95% CI (0.848 – 3.019) atau CI. Hasil analisis bivariate menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan atau bermakna antara BBLR dengan keajdian stunting di 10 desa Kabupaten Pandeglang
Efektifitas Pelatihan Konselor Sebaya Secara Online Dalam Peningkatan Pemahaman Kesehatan Reproduksi pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Maya Trisiswati; Amelia Sofhatunnisa; Deshe Karunia Astuti; Febri Irwansyah
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v3i1.845

Abstract

Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) adalah salah satu bagian esensial dari Program Kesehatan Reproduksi bersama KIA (kesehatan Ibu Anak), Keluarga Berencana dan Infeksi Saluran Reproduksi. Permasalahan kespro remaja meningkat, remaja merupakan fase paling rentan terhadap masalah Kesehatan reproduksi. Konselor sebaya dibutuhkan untuk mempermudah pendekatan tentang pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja yang bersifat pribadi agar dapat menggali permasalahan secara terbuka. Pelatihan konselor sebaya yang efektif akan memberikan pemahaman dan membekali remaja. Pelatihan secara online diikuti mahasiswa yang memenuhi kriteria, menggunakan modul online. Pengukuran efektifitas pelatihan secara Kuantitatif dan kualitatif. Hasil: Hasil evalusai menunjukkan adanya peningkatan persentase jawaban benar dari sebelum dengan sesudah pelatihan dengan nilai p = 0,000 ( p < 0,05). Hasil wawancara 28 peserta, disimpulkan pelatihan sangat bermanfaat, mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru. Pelatihan konselor sebaya secara online efektif dalam meningkatkan pemahaman peserta tentang Kesehatan reproduksi dan peran konselor sebaya.
Peningkatan Pemahaman Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu ke Anak Bagi Ibu Dengan HIV Aids di Jakarta Maya Trisiswati; Siti Maulidya Sari; Titiek Djannatun; Parawita NH; Manda ND; Azzahra NS; Herviolita RS
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v3i1.846

Abstract

Mengakhiri AIDS di anak (ADHA) mensyaratkan semua anak dilahirkan dari ibu yang HIV AIDS tidak tertular dan tetap bebas HIV dari lahir sampai dewasa. ADHA memiliki akses pengobatan, perawatan dan dukungan termasuk peningkatan gizi. PPIA menjadi prioritas global, strategi dilakukan memastikan semua anak dapat hidup bebas dari HIV dan menjaga ibu HIV AIDS tetap hidup dan sehat. Pengetahuan perempuan/Ibu HIV AIDS tentang PPIA masih rendah. Pemberian edukasi online dan pemberian susu. Sasaran Ibu dan perempuan dengan HIV AIDS. Dilakukan pre tes sebelum edukasi dan post tes sesudah edukasi. Edukasi dilakukan 2 kali, materi tentang PPIA dan penggalian masalah, yaitu kesehata mental dan mitod seputar HIV AIDS. Hasil uji Wilcoxon p= 0.05 dan p = 0,028 artinya p < 0,05, pelatihan berhubungan dengan peningkatan pengetahuan responden. Terjadi peningkatan pengetahuan peserta edukasi sehingga disimpulkan edukasi berpengaruh terhadap pengetahuan.
Peningkatan Pemahaman Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Peran Peer Counselor Di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Sawah Besar , Kemayoran, Cempaka Putih Jakarta Pusat Maya Trisiswati; Siti Maulidya; Octaviani Indrasari; Parawita Nurul Huda; Azzahra Nur Salsabila; Manda Nabila Damayanti; Herviolita
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v3i1.858

Abstract

Data membuktikan bahwa jumlah remaja yang mengetahui tempat mendapatkan informasi kesehatan reproduksi remaja masih sangat rendah yaitu perempuan 10,6 % dan laki-laki 5,8% (SDKI 2007), remaja memilih teman sebaya untuk mendiskusikan masalah KRR yang paling nyaman (perempuan 62 % dan laki-laki 52%). Teman sebaya banyak yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup bahkan memilki pengetahuan yang salah. Untuk menurunkan permasalahan kespro remaja diperlukan peer counselor terlatih dan Pusat Layanan Informasi Konseling Remaja (PIKR) aktif agar remaja mengakses informasi dengan benar dan lebih nyaman.. Pelatihan on line 20 jam, metode paparan, curah pendapat, studi kasus, simulasi, praktek konseling (induvidu, kelompok) tatap muka, telepon atau chatting serta games. Evaluasi dengan pre tes dan post tes pelatihan. Dikuti 30 siswa dari 4 SMTA. Tes uji Wilcoxon nilai p<0.05 (p= 0,00). Pelatihan konselor sebaya secara online meningkatkan pemahaman peserta tentang kesehatan reproduksi dan konselor sebaya.
Hubungan Premenstrual Syndrome terhadap Perubahan Regulasi Emosi Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Angkatan 2020 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Ocylia Carnella Arifin; Maya Trisiswati; Siti Marhamah
Junior Medical Journal Vol 1, No 4 (2022)
Publisher : Junior Medical Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.08 KB) | DOI: 10.33476/jmj.v1i4.3060

Abstract

Premenstrual Syndrome (PMS) kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita dimana gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Sebagian besar wanita usia subur memiliki satu atau lebih gejala PMS disaat  siklus menstruasi yang mereka alami. Gejala yang terjadi menjelang menstruasi diduga mengganggu aktivitas sehari-hari wanita saat menstruasi.Tingkat keparahan dan frekuensi gejala yang dialami pada mayoritas wanita bisa berbeda di antara masing-masing siklus. Saat mengalami Premenstrual Syndrome (PMS) terdapat gejala fisik dan suasana hati yang dialami oleh remaja, yaitu malas beraktivitas dan sulit dalam mengendalikan emosi. Saat emosi tersebut datang kepada seseorang maka diperlukan pengelolaan emosi dengan baik sehingga dapat berdampak positif dalam melaksanakan tugas, peka terhadap kata hati sehingga dapat mencapai tujuannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Premenstrual Syndrome terhadap Perubahan Regulasi Emosi Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran YARSI Angkatan 2020 dan tinjauannya menurut pandangan Islam.
Peningkatan Layanan Informasi, Konseling Remaja dan Keluarga Remaja Sebagai Salah Satu Upaya Membangun Generasi Berencana Kecamatan Sawah Besar dan Kemayoran Jakarta Pusat Maya Trisiswati; Siti Maulidya Sari; Octaviani Indrasari R
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v4i1.1106

Abstract

Permasalahan remaja kompleks, kenakalan, kesehatan reproduksi, seks bebas, kehamilan, aborsi, HIVAIDS, penyalahgunaan narkoba dan kekerasan. Besarnya jumlah remaja memerlukan pengelolaan terencana agar menjadi modal pembangunan kedepan agar terhindar dari masalah tersebut. Layanan informasi, konseling remaja dan keluarga merupakan program strategis dalam upaya menyiapkan sumber daya manusia berkualitas, meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja dalam membina tumbuh kembang remaja. Data SDKI Remaja 2017 remaja tahu tempat memperoleh informasi kespro, perempuan 10,6% laki-laki 5,8%. Edukasi online,tatap muka. Sasaran remaja sekolah, luar sekolah dan keluarga remaja. Hasil. Kegiatan pertama online JASP, Mean pada deskriptif bertambah dari 6.0 hingga ke 6.4. Pada descriptive plots terdapat peningkatan dari pre-test ke post-test. Kegiatan ke 2 online uji Wilcoxon p>0,05. Kegiatan 3 tatap muka, hasil software JASP, hasil pre-test M=6.960 dan post-test M=7.360. Kegiatan 4 tatap muka remaja di luar sekolah, hasil pre-test M=7.107 dan post-test M=8.286. Edukasi online dan tatap muka berjalan efektif.