Entri Sulistari
Progdi Pendidikan Ekonomi FKIP – Universitas Kristen Satya Wacana

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBEDAAN KESIAPAN MENJADI GURU PROFESIONAL DIKALANGAN MAHASISWA PENDIDIDKAN EKONOMI FKIP UKSW DITINJAU DARI EKSPEKTASI SETELAH LULUS -, Entri Sulistari -; -, Andri Ayu Madyaningrum -; -, Madiya -
Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Vol 1, No 1 (2015): Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.316 KB)

Abstract

Program studi Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW sebagai sebuah LPTK ternyata memiliki keragaman mahasiswa dalam hal ekspektasi setelah lulus. Dalam hal ini, terdapat mahasiswa yang bercita-cita atau berekspektasi menjadi guru, bekerja di perusahaan, berwiraswasta, dsb setelah lulus. Ekspektasi tersebut dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu guru dan selain guru. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perbedaan kesiapan menjadi guru profesional di kalangan mahasiswa pendidikan ekonomi UKSW antara mahasiswa yang berekspektasi menjadi guru setelah lulus dan mahasiswa yang berekspektasi menjadi selain guru setelah lulus. Pendekatan dari penelitian ini adalah kuantitatif komparatif. Data di kumpulkan dengan tekhnik angket yang di isi oleh 36 mahasiswa. Data yang terkumpul di analisis dengan tekhnik uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kesiapan menjadi guru profesional di kalangan mahasiwa pendidikan ekonomi di tinjau dari ekspektasi setelah lulus. Mahasiswa yang berekspektasi menjadi guru setelah lulus memiliki kesiapan menjadi guru profesional yang sama dibandingkan dengan mahasiswa yang berekspektasi menjadi selain guru setelah lulus. Nilai t sebesar 1,834 yang signifikan pada tingkat kesalahan 0,083 (lebih besar dari 0,05) yang berarti H0 diterima. Kata kunci: kesiapan mahasiswa menjadi guru profesional, ekspektasi setelah lulus 
IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KURIKULUM DALAM IMPLEMENTASI KTSP DI KALANGAN GURU SMK – BM DI KOTA SALATIGA Sri Muryani; Entri Sulistari; Alex D Ch Mirakaho
Satya Widya Vol 29 No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.481 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2013.v29.i2.p134-144

Abstract

Identifikasi kemampuan mengembangkan kurikulum merupakan langkah awal dari serangkaian kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat terpadu dan berkelanjutan. Penelitian ini bermuara pada pengembangan model-model pembelajaran untuk SMK khususnya SMK – Bisnis Manajemen. Hasil penelitian diharapkan memiliki makna strategis dalam pengembangan mutu pendidikan di SMK dan Program Studi Pendidikan Ekonomi penghasil guru SMK. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan mengembangkan kurikulum dalamimplementasi KTSP dikalangan Guru SMK di Kota Salatiga. Hasil pengembangan kurikulum berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Diskripsi pengembangan kurikulum dinilai berdasarkan; (1) Kesesuaian langkah dan pemahaman urgensi pengembangan kurikulum, (2) Kelengkapan perangkat dokumen hasil pengembangan, dan (3) Ketepatan dan kesesuaian isi dokumen hasil pengembangan kurikulum. Diskripsi kemampuan mengembangkan dinyatakan secara kuantitatif dalam lima tingkatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)dalam hal kesesuaian langkah dan pemahaman urgensi pengembangan kurikulum pada umumnya guru-guru sudah melaksanakan pengembangan kurikulum sesuai dengan langkah pengembanganyang seharusnya, hasilnya lengkap, namun kurang dalam hal pemahaman terhadap urgensi pengembangan kurikulum baik secara menyeluruh maupun setiap langkah dari setiap proses. (2) dalam hal ketepatan dan kejelasan isi Silabus dan RPP guru-guru pada umumnya hanya mampu mengembangkan kurikulum pada kategori rendah. Hasil penelitian tersebut memberikangambaran bahwa, kekurangpahaman guru terhadap urgensi pengembangan kurikulum telah berdampak pada rendahnya kemampuan guru dalam mengembangkan Silabus dan RPP. Demikian halnya, lengkapnya hasil pengembangan kurikulum yang tidak diikuti dengan ketepatan dan kejelasan Silabus dan RPP, juga memberikan gambaran bahwa dalam mengembangkan kurikulum guru hanya sekedar untuk memenuhi kepentingan administratif dibanding dengan kepentingan pengembangan kualitas pembelajaran yang bermuara pada pengembangan profesionalitas.
TATA RUANG KANTOR PENUNJANG EFISIENSI KERJA PADA KANTOR TATA USAHA DI SMK NEGERI 1 SALATIGA Lelahester Rina; Entri Sulistari
Satya Widya Vol 30 No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.24 KB) | DOI: 10.24246/j.sw.2014.v30.i2.p112-120

Abstract

Kantor sebagai tempat dan proses dalam melaksanakan kegiatan administrasi suatu organisasi guna mencapai tujuan tertentu. Administrasi sangat penting peranannya karena sebagai pusat informasi yang dibutuhkan oleh pimpinan dalam pengambilan keputusan maupun pihak-pihak yang berkepentingan. Penelitian ini bermuara pada keadaan ruang kantor yang dijadikan sebagai tempat dalam kegiatan administrasi dan semua jenis pekerjaan kantor di sekolah. Hasil penelitian diharapkan memiliki makna dalam manajemen tatanan ruang kerja yang dapat menunjang efisiensi kerja pegawai khususnya staff tata usaha sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penataan ruang kantor dalam menunjang efisiensi kerja pada ruang tata usaha SMK Negeri1 Salatiga. Deskripsi penataan ruang kantor dinilai berdasarkan; (1) Penataan ruangan secara umum, (2) Penempatan staff tata usaha, dan (3) Pengaturan peralatan dan perabot kantor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penataan ruang kantor yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Salatiga tidak menunjang efisiensi kerja. Penataan ruang kantor belum memenuhi tujuan penataan kantor seperti memudahkan gerakan pegawai dari penyimpanan arsip, mobilitas staff dalam melewati lorong utama untuk akses jalan, dan kelancaran proses pekerjaan bersangkutan. Serangkaian pekerjaan dalam prosedur kerja harus melewati berbagai rintangan seperti dokumen, arsip, dan barang-barang yang berserakan dan tidak sesuai dengan tempatnya, jarak yang sempit menghambat proses pekerjaan. Hal ini menjadikan gerakan yang berlebihan karena penataan yang kurang efektif. Selain itu, penataan meja dan kursi kerja staff yang terlalu rapat menghambat jalannya pekerjaan karena membutuhkan waktu dan tenaga dalam berpindah untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Beberapa kondisi lingkungan fisik kantor seperti kondisi udara, pemerataan cahaya, beberapa perabot memiliki warna yang sudah memudar serta sumber suara yang belum memberikan kenyamanan dan kepuasan staff dalam bekerja. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa penataan ruang kantor kurang diperhatikan oleh berbagai pihak sekolah karena dianggap sudah baik dalam penataan ruangan kantor. Kesepakatan bersama dalam menjaga dan mempertahankan keindahan ruangan kantor hendaknya menjadi tanggungjawab yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan pekerjaan kantor.