Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kontestasi Partai Politik Baru dalam Memenangkan Pemilu 2019 di Kabupaten Ogan KOmering Ulu Dian Novitasari; Akhmad Rosihan; Bianca Virgiana
Jurnal Komunikasi dan Bisnis Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis
Publisher : STARKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36914/jikb.v5i1.264

Abstract

Penelitian ini ingin melihat bagaimana kontestasi partai politik baru dalam memenangkan suara masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui deep interview dengan para pengurus partai politik baru di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dalam Pemilu 2019 terdapat empat partai politik baru yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Garuda, dan Partai Bekarya. Melalui pendekatan model Strategi Perolehan Pemenuhan Kebutuhan Marwell dan Schmitt ditemukan bahwa partai politik baru belum mempunyai gagasan besar didaerah dalam hal misi membangun daerah, hanya melanjutkan apa yang ada di Pusat. Kemudian yang perlu disoroti adalah mengenai pengkaderan partai yang belum maksimal, hanya sebatas insidental dan faktor kedekatan dalam merekrut anggota maupun calon legislatif partai tersebut. Partai politik baru di daerah belum dapat mentransformasi visi misi pusat secara sederhana sehingga bisa diterima oleh masyarakat di daerah.
Strategi Pemilihan Kepala Daerah Pada Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten OKU Dian Novitasari; Bianca Virgiana
Metakom Vol 5 No 2 (2021): 10th Edition
Publisher : Metakom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/metakom.v5i2.205

Abstract

Situasi Pandemi Covid-19 di Indonesia yang berlangsung sejak maret 2020 ini, mengakibatkan perubahan diberagam sektor kehidupan. Mulai dari kebiasaan hidup sehari-sehari, interaksi sosial di masyarakat, hingga kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk salah satunya perubahan dalam pemilihan kepala daerah. Kabupaten Ogan Komering Ulu, salah satu daerah yang dijadwalkan untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah. Proses pilkada yang dilangsungkan ditengah pandemi covid-19 dibayangi dengan beragam kendala, untuk itu diperlukan sinergisitas dari berbagai pihak berwenang agar pemilihan kepala daerah dapat tetap menjadi sarana penyaluran aspirasi masyarakat secara demokratis namun harus dijaga ketat agar berlangsung sesuai protokol kesehatan demi pencegahan penyebaran virus covid-19. penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pemilihan kepala daerah ditengah situasi pandemic covid-19 di Kabupaten OKU. Tipe penelitian ini deskriptip kualitatif dengan Wawancara mendalam dengan informan KPU, Bawaslu, dan masyarakat di Kabupaten OKU. Hasil penelitian ditemukan bahwa strategi untuk meningkatkan partisipasi politik dengan Sosialisasi pilkada dilakukan dengan jumlah peserta terbatas dan lebih banyak dilakukan dengan menggunakan media sosial instagram dan facebook, serta penyiaran pesan ajakan untuk berpartisipasi dalam pilkada secara berulang-ulang melalui media radio lokal, dan mengakomodir aspirasi masyarakat dalam diskusi yang dikemas dengan acara NGOPI (Ngobrol Pilkada).
MITIGASI PANDEMI COVID-19 BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU Bianca Virgiana; Dian Novitasari
Linimasa : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 5 No. 1 (2022): Januari 2022
Publisher : Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/linimasa.v5i1.4537

Abstract

This study aims to determine the mitigation of the COVID-19 pandemic based on local wisdom in the Ogan Komering Ulu district. The main research questions are how the community interacts in dealing with the COVID-19 pandemic and interpreting the forms of local wisdom used by the Ogan ethnic community in handling and preventing the spread of COVID-19. The approach used in this research is qualitative with phenomenological studies. The research subjects are the Ogan ethnic indigenous people who live in Kelumpang Village, Gunung Tiga Village and Ulak Lebar Village. Informants selected through purposive sampling technique. The results showed that the Ogan ethnic community interpreted the covid-19 pandemic as a form of paving the way for the community to utilize natural resources that could be used in handling and preventing COVID-19. The community takes actions based on cultural philosophy in tackling the covid-19 pandemic in the form of using antiseptics made from plants originating from the garden, such as boiled red betel leaves mixed with lime which is useful for killing germs that stick to the body. hand. Take advantage of sunlight when doing farming activities. In addition, it also makes ingredients made from nature which people often call "Uluan Medicine" such as lemongrass, turmeric, sungkai leaves, red ginger, and temulawak. The spices are boiled and drunk every day by the Ogan ethnic community before carrying out Beume (Farming) activities.
Social Criticism in Tekotok’s Hones Translator Corruptor Animation Sujiati Lestari; Hendra Alfani; Dian Novitasari
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24329/aspikom.v7i2.1133

Abstract

Various criticisms toward corruptions in Indonesia, especially during the Covid-19 pandemic were conveyed by the public through social media, one of which was social criticism through the Tekotok’s animation on YouTube. This study aims to uncover the meaning behind the sign and how social criticism is depicted in the animation of the Tekotok’s Hones Translator Corruptor. This study uses a critical paradigm approach and used Roland Barthes’ Semiotics as a theory to uncover the meaning in the animation and discover myths. The research shows that Tekotok’s Hones Translator Corruptor displays social criticism that often occurs in real life, such as satire about the corruptor’s behavior, corruption and power relationship, and the lack of punishment for perpetrators of corruption. The myth found in the Tekotok animation is that the first actor who acts feels like a victim to be released from prosecution. The second asks questions about people in lower positions.