Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kontruksi Pemikiran Keagamaan tentang Nilai-Nilai Nasionalisme Pada Penceramah di Masjid Agung Surakarta dan Sukoharjo Moh Abdul Kholiq Hasan; Kamila Adnani; Moh. Mahbub
Al-Ulum Vol. 18 No. 2 (2018): Al-Ulum
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1267.91 KB) | DOI: 10.30603/au.v18i2.660

Abstract

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami konstruksi pemikiran keagamaan tentang nilai-nilai nasionalisme dan wawasan nasionalisme yang terdapat pada para penceramah di masjid Agung Surakarta dan Sukoharjo. Hasil penelitian penunjukkan bahwa konstruksi pemikiran keagamaan para penceramah dapat dibagi dua tipe. Pertama, penceramah fundamentalis; pemikiran nasionalis yang selalu menjadikan teks-teks agama sebagai pijakan satu-satunya, terlalu idialistik dan normatif. Seperti penceramah HTI dan Salafi. Kedua, penceramah moderat; pemikiran nasionalis yang tidak menjadikan teks-teks agama sebagai pijakan satu-satunya tetapi juga melihat rialita dan maqâsid syarî’ah, fleksibel dan realistik. Seperti penceramah Tarbiyah-PKS dan NU. Sedang wawasan nasionalisme telah mencakup lima hal pokok nilai-nilai nasionalisme. Yaitu Pancasila, cinta tanah air dan NKRI, toleransi dan keragaman, demokrasi dan musyawarah, hormat bendera merah putih serta lagu kebangsaan. Secara umum para penceramah menerima dan mendukungnya. Kecuali terkait dengan demokrasi yang menurut penceramah HTI dan salafi bertentangan dengan Islam. HTI menerima konsep NKRI tetapi dibawah naungan khilafah.
Penyebaran Islam dalam Khazanah Pesantren: Analisis Kitab Ahla al-Musāmarah fī Hikāyāt al-Auliyā’ al-‘Asyrah Moh Ashif Fuadi; Moh. Mahbub
Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan Vol 18 No 1 (2023): Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/adabiya.v18i1.2640

Abstract

This study discusses the channel of Islamization in the traditional treasures of Pesantren, Islamic boarding schools, especially on a book by Indonesian scholar namely Kiai Abul Fadhol, Ahla al-Musāmarah fī Hikāyāt al-Auliyā' al-'Asyrah. This research uses library research by going through the book's main sources and strengthened by books, articles, and other written sources. The results of the study show that the channel of Islamization in the review of the book is through: first, the medium of marriage, like The King to a Cempan lady and marriage between members of the Walisongo family, secondly, education centered at the Pesantren Ampel Denta which produces a network of students as well as the tasawuf approach among the congregation. Furthermore, regarding the term of Wali Sepuluh (Ten Saints) stated in the title, there is no significant difference between the characters intended by the author of the book and the Walisongo figure. From the text, it can be seen that Kiai Fadhol was a prolific scholar who argued that the collapse of the Majapahit Kingdom was due to an attack from the Demak Sultanate led by Raden Patah. Finally, we can found that the character of the da'wah developed includes good wisdom and calls.